Seperti kesepakatan bersama, Sora dan Sid pergi "berkencan". Sebenarnya mereka hanya menghindari telinga nakal yang ingin tahu obrolan mereka, terutama Ayah Sora.
Akan jadi masalah jika Sora menyembunyikan sesuatu dari Ayahnya. Karena yang Sora tahu, Ayahnya sangat benci kebohongan.Jadi agar bisa keluar rumah demi bisa merencanakan sesuatu, mereka menggunakan kata kencan agar mendapat akses yang lebih mudah. Dan berhasil.
"Jadi apa rencanamu sekarang?" Tanya Sid dengan mulut penuh makanan.
Sora tidak langsung menjawab, dia masih memainkan salad yang ada didepannya mengaduk tanpa niat.
"Aku ingin ke Korea."
"Untuk apa?"
Sora menghela nafas, ingin mengatakan langsung takut ditertawakan lelaki yang hobi naik motor ini. Sora masih menyusun kalimat yang tepat untuk menyampaikan pada Sid, tapi lelaki itu sudah bisa menebak apa yang ada dipikiran Sora.
"Apa ada lelaki yang kau sukai disana?" Tanya Sid dengan tepat.
"Apa terlihat seperti itu?" Sora memasang wajah jengkel.
"Kalau soal cinta, kau pasti akan melanggar aturan Ayahmu. Jangan lupakan itu Sora."
Sid benar, Sora adalah seorang pemberontak. Dia pemberani. Dia hanya menurut dengan perkataan Ayahnya, sejak kecil Sora sudah bertekad akan membahagiakan Ayahnya, jadi Ayahnya masih berpikir Sora adalah anak yang baik-baik.
Jika Ayahnya bisa melihat apa yang dilakukan Sora sewaktu kuliah, pasti Ayahnya akan terkena serangan jantung. Sora sebisa mungkin mencari kesenangan dalam hidupnya. Kesempatan itu dia ambil saat dia harus kesuatu tempat untuk meneliti desa-desa terpencil. Dia akan beralasan pada Ayahnya untuk tugas kuliah yang mengharuskan dia menginap sampai beminggu-minggu.
Setelah dia selesai dengan tugasnya, dia akan pergi dengan temannya. Sid juga ikut andil dalam hal ini, karena Sid juga seorang yang bertanggung jawab akan Sora. Minum, rokok, klub malam sudah sering dia lakukan. Sora tidak ingin melewatkan masa muda yang monoton saja.
Sid pun juga sering mengajak Sora ikut dalam geng motor Sid, touring keliling kota, kegiatan amal, dan banyak kegiatan lainnya. Masa muda Sora bukan hanya seputar kenakalan masa muda saja, dia juga berkegiatan baik untuk lingkungan sosial. Seperti menjadi penggerak utama saat ada bencana alam, turun kelapangan langsung dan berinteraksi langsung dengan korban.
Jika kegiatan baik, Sora akan melaporkan pada Ayahnya, agar Ayahnya semakin yakin kalau Sora memang anak yang bisa dibanggakan.
Pernah suatu hari Sid mengajak Sora untuk minum, dengan mudahnya Sora menerima ajakan Sid. Setelah mabuk, tidak mungkin Sid membawa Sora pulang dalam keadaan berantakan seperti itu, pasti Ayah Sora akan memenggal kepala Sid. Akhirnya Sid berbohong pada Ayah Sora, kalau anak gadis kesayangannya itu menginap dirumah Sid. Sialnya Sid, Ayah Sora tidak bisa percaya begitu saja. Ayah Sora takut jika Sora sudah masuk kepergaulan bebas.
Akhirnya dengan berat hati Sid meminta tolong pada Ayahnya yang saat itu tidak dirumah, untuk menelepon teman lamanya itu agar percaya apa kata Sid. Setelah menunggu lama akhirnya Ayah Sora percaya.Sora juga tahu batasan kenakalan dirinya, seks bebas tidak ada dalam kamusnya. Karena menurutnya seorang wanita harus menjaga kehormatannya.
"Katakan saja apa yang ingin kau lakukan, sebisa mungkin aku akan bantu." Ucap Sid.
"Aku tetap pergi ke Jerman, untuk meminta pada universitas agar mendapatkan jadwal online, setelahnya aku akan ke Korea." Jelas Sora sesingkat mungkin.
"Bukankah Ayahmu benci tempat asalnya itu?" Sid masih melanjutkan acara makannya.
"Tapi sebelumnya, bisakah kau jelaskan secara rinci maksudmu ke Korea?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate ✔
Fanfiction[ COMPLETED ] Jika kata Seandainya bisa merubah segalanya, maka tidak akan ada kata Takdir.