Setelah Yoongi kembali ke Korea banyak hal yang terjadi, dia langsung bertemu dengan Bang Si Hyuk untuk membicarakan tentang pernikahannya. Di agensi yang menaunginya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, agensi pun siap membela Yoongi yang berhak menentukan jalan hidupnya.
Setelahnya giliran Army yang kaget dengan kabar yang tiba-tiba ini, sosok yang mereka idolakan mematahkan hati banyak gadis diluar sana. Ada beberapa yang kesal dengan keputusan Yoongi untuk menikah muda, sebagian ada yang keluar dari fandom karena ini tapi masih banyak Army yang mendukung idol yang mereka sayangi, yang mendukung dengan sepenuh hati bukan Bias is Mine.
Jika Yoongi dan Sora berpikir masalah keluarga mereka selesai setelah kedua keluarga bertemu, ternyata salah besar. Ayah Sora tidak mau anaknya menikah di Korea karena masalah pribadi, Yoongi tidak bisa menikah di Indonesia karena bentrok dengan jadwal. Mirisnya lagi, Yoongi hanya diberi waktu seminggu untuk cuti menikah.
Masalah tersebut cukup alot karena keras kepala ayah Sora yang terlalu menginginkan resepsi mewah di Indonesia, hingga Yoongi berulang kali menghubungi Kang Dae agar mengerti kondisinya. Sora juga sampai ikut memberikan pengertian untuk ayahnya, karena kesal ayahnya menunda pernikahan mereka hingga dua bulan kedepan. Sora dan Yoongi hanya bisa pasrah dengan keputusan Kang Dae, dan itu salah satu penyebab sedikitnya cuti yang didapat Yoongi karena tidak sesuai dengan rencana awal.
Sora tidak terlalu banyak menuntut, mungkin tidak menuntun sama sekali itu yang membuat Yoongi semakin merasa bersalah juga semakin mencintainya karena Sora adalah gadis yang sangat penurut. Satu hal lagi yang menambah rasa bersalahnya adalah, segala sesuatu yang berhubungan dengan pernikahan mereka Sora yang mengurus sendirian.
Apalagi keduanya berbeda kewarganegaraan yang menambah kesulitan untuk segera melangsungkan pernikahan.
Yoongi mencintai Sora dengan sangat.
Setelah melewati banyak kesulitan, mereka akhirnya sepakat untuk tetap menikah di Korea, jadwal Yoongi tidak bisa ditolerir.
Setelah menikah pun mereka tidak bisa langsung menikmati malam berdua, ada saja hal konyol yang mereka lalui. Hari pertama setelah mereka selesai dengan resepsi, Bangtan mengajak pasangan itu merayakan party kecil disebuah restoran dengan keamanan privasi yang tinggi. Mereka banyak menghabiskan soju, Sora yang tidak kuat minum mabuk malam itu juga. Ada perasaan rasa kesal saat Sora mabuk, tapi dia tidak bisa melarang karena hampir semuanya mabuk saat itu.
Hari setelahnya mereka mengadakan acara keluarga sebelum ayah, ibu juga adiknya kembali ke Indonesia. Jika ada yang bingung kenapa Han ikut kembali, jawabannya pertukaran pelajar sudah selesai saat dua hari sebelum Sora menikah. Acara itu berlangsung seharian penuh, bahkan hingga tengah malam. Mereka tidak bisa kembali ke Hotel tempat mereka menginap-- hadiah dari Namjoon, karena malam itu mereka menginap di Apartement Yoongi yang syukurnya mampu menampung kedua orang tua masing-masing.
Dihari berikutnya mereka harus mengantar orang tua Sora kebandara yang mendapat jadwal penerbangan sore hari, kepala Yoongi semakin berdenyut karena ibunya berkata akan menginap semalam lagi di Apartement miliknya. Yoongi sangat lelah dia ingin sekali menikmati nyamannya tempat tidur, ditambah Sora yang selalu ada dipikirannya.
Mendesah dibawah tubuhnya.
Sial. Yoongi sudah gila.
Tapi syukurlah hadiah menginap di Hotel yang diberikan Namjoon masih ada semalam lagi, bukan Yoongi tidak mampu menyewa kamar semewah ini, jika ada yang gratis kenapa harus membayar.
Pasangan itu baru saja masuk kedalam kamar setelah seharian melakukan aktivitas, Yoongi segera masuk kedalam kamar mandi agar kepalanya bisa segar kembali jika dibasuh dengan air. Setelah dia selesai Sora berganti masuk kedalam, Yoongi juga melihat wajah Sora sangat lelah. Dia sangat kasihan dengan istrinya itu.
Sora baru saja menutup pintu setelah selesai dengan urusannya, dia melihat Yoongi sedang duduk disofa yang tidak jauh dari tempat tidur. Tangan kanannya memegang gelas berisi wine, dan sesekali melahap buah yang sudah tersedia dimangkuk. Mungkin sewaktu Sora mandi Yoongi memesannya.
"Kau mabuk?" Tanya Sora sembari mengeringkan rambutnya.
"Tidak. Aku hanya minum sedikit, hanya penghilang penat."
Sora kembali melanjutkan mengeringkan rambutnya, dari cermin dia melirik rambut Yoongi yang masih basah, tubuhnya segera bergerak menuju Yoongi dan mengambil gelas dari tangan pucat itu dan menariknya menuju tempat dia mengeringkan rambut. Yoongi hanya bisa pasrah saat dia sudah didudukkan didepan cermin. Tangan Sora dengan pelan menyisir rambut Yoongi dengan hairdryer yang terus bergerak menghembuskan udara panas, dengan perlahan hingga rambut itu setengah kering.
Yoongi memperhatikan Sora dari cermin, wajah yang semakin cantik dengan rambut ikal setengah basah, akan semakin indah jika tubuhnya ikut berkeringat malam ini. Pikiran Yoongi mulai liar, saatnya beraksi.
Yoongi memutar tubuhnya agar menghadap Sora dengan sempurna, diperhatikan dengan dalam wajah indah itu, tangannya membawa Sora dalam pangkuan tangan kirinya mengusap pelan pinggang yang masih berlapis baju tipis.
"Terima kasih." Ucap Yoongi dengan deep voice yang selalu memabukkan.
"Untuk apa?" Tanya Sora sembari memainkan jari-jari tangan Yoongi.
"Berjuang untukku." Tangannya menyelipkan rambut Sora hingga anting yang diberikannya sewaktu melamar terlihat berkilat dibawah lampu.
"Kita berjuang untuk kita, jangan merasa tidak berguna." Sora mengusap rahang Yoongi.
"Kau yang terbaik." Ucap Yoongi sangat pelan, bibirnya mulai menciumi rahang dan leher Sora.
"Kau juga terbaik." Balas Sora juga dengan suara pelan, matanya setengah terpejam menikmati bibir Yoongi yang ada dirahangnya.
"Kenapa?" Tanya Yoongi yang merasa Sora sedikit menghindar saat tangan Yoongi mulai masuk kedalam baju Sora.
"Eum, tidak."
"Kau takut?"
"Tidak."
"Gugup?"
Mata Sora tidak dapat fokus pada satu titik, bola mata itu bergerak kesana kemari karena rasa gugup yang menggerogoti dirinya.
"Ini pertama kalinya untukku, mungkin itu yang membuatku gugup."
Yoongi mengerutkan alisnya, mengingat kembali video yang pernah ditontonnya di laptop Sora, lalu dia mengingat Sid yang tidak tahu jika Sora mempunyai tato, jika dia pernah tidur dengan Sora pasti dia tahu tato itu. Yoongi harus memastikannya kembali.
"Lalu Sid?" Tanya Yoongi yang penasaran.
"Kenapa tiba-tiba jadi Sid sih?" Mata Sora membulat saat ingat sesuatu. "Apa kau melihat video sialan yang ada dilaptop itu?"
Yoongi hanya mengedikkan bahu.
"Gorilla sialan itu." Geram Sora.
Sora menangkup kedua pipi Yoongi.
"Oppa, dengarkan aku itu hanya akal-akalan dia saja agar aku mau menikah dengannya, percayalah aku belum pernah melakukannya. Kau yang pertama."
"Oh iya? Bagaimana jika tidak? Kau siap menerima konsekuensinya?" Tanya Yoongi dengan cepat Sora mengangguk.
Yoongi senang menggoda Sora. Keduanya saling menatap mata masing-masing yang bisa kelihatan dari sorot mata itu mereka bisa merasakan rasa cinta masing-masing.
Sora mengusap pipi Yoongi.
"Segera hancurkan aku Yoongi-ya."
"Hati-hati dengan ucapanmu."
Malam itu mereka habiskan dengan penyatuan hebat, Yoongi mendominasi semuanya, Sora hanya menerima apa yang terjadi malam itu.
Yang Sora tahu dia tidak akan tidur malam itu.
Hai manteman, review dong buat chapter ini. Entah apa yang merasukiku hingga aku menulis seperti ini. Entahlah aku halu sama Yoongi.
Vote & Comment tetep aku tunggu sebagai bagian dari peningkatan kualitas dalam menulis, apalagi kalau ada kritik. Aku seneng tuh 😍😍😍
Terima kasih udah mau baca 😘😘😘
Purple U 💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate ✔
Fanfiction[ COMPLETED ] Jika kata Seandainya bisa merubah segalanya, maka tidak akan ada kata Takdir.