Maaf baru update.
Enjoy it!!
Sid sudah terkapar didepan pintu flat yang dihuni Sora sekitar dua bulan ini, dia menunggu gadis yang dengan kurang ajarnya tidak mau memberitahu kode akses pintu masuk flat-nya hanya dengan alasan Sid seorang lelaki yang tidak pantas masuk kehunian seorang gadis.
Sid sudah berulang kali menghela nafas karena Sora tidak menampakkan batang hidungnya, ditambah perutnya yang lapar membuat dia ingin mengumpat dengan kejam. Sid juga berulang kali menelepon Sora yang tidak diangkat lagi sejak dua jam yang lalu. Sid benar-benar kesal dengan gadis begajulan itu.
Suara kaki menaiki tangga yang terbuat dari kayu itu menyadarkan Sid yang mulai diserang rasa kantuk, saat Sid menoleh kekanan muncullah gadis yang ditunggu. Sora terduduk terengah karena berlari menaiki tangga. Flat Sora berada dilantai dua yang memang sengaja dipilih Ibunya karena tempatnya yang nyaman.
"Kenapa kau lama sekali!" Sid meninggikan nada suaranya karena kesal dengan Sora.
"Maaf... aku... dari sana..." Balas Sora yang masih mengatur nafasnya.
"Sudahlah, cepat buka pintunya aku ingin istirahat." Sid beranjak dari lesehan demi menggeser tubuhnya agar Sora bisa menekan tombol flat.
"Jika lima menit lagi kau tidak muncul mungkin tubuhku sudah penuh belatung."
Sora tertawa dengan candaan Sid yang terkadang sedikit aneh ditelinganya, tapi Sora menyukai selera humor Sid. Dia langsung masuk setelah pintu terbuka lebar, merebahkan dirinya di sofa empuk milik Sora.
"Kenapa kau tidak memberikan saja kode pintu sialanmu itu?"
"Tidak." Balas Sora sembari mengambil air dari dalam kulkas dan memberikannya pada Sid. "Aku tidak menampung Gorilla disini."
"Hey! Begitukah caramu berterima kasih padaku?" Sid bangkit meraih air minum yang diberikan Sora.
Sora terkekeh kecil dengan tingkah Sid yang jauh dari kata dewasa itu, walaupun terkadang dia memang sangat dewasa itupun hanya pada saat terdesak saja. Sid sangat mengerti dirinya juga mencintainya, berulang kali Sid mengajak Sora agar menerima perjodohan yang sangat ditentang Sora. Sid tetap bertahan untuk disamping gadis ini.
Sid bahkan sudah mengetahui sifat pembangkang Sora dan dia tidak terlalu mengambil pusing itu, Sid hanya terlalu menyayangi Sora.
Sora bukan tidak mau memberikan tempat tinggal Sid di flat nyaman itu, Sora hanya takut Sid berlaku kurang ajar lagi padanya. Sid pernah mengerjai Sora dengan berpura-pura tidur dengannya agar Sora mau menikah dengan Sid. Kejadian itu terjadi sewaktu mereka ke Jerman untuk pertama kalinya buat Sora, Sid merekam segala aktivitas mereka selama disana. Termasuk Sora yang mabuk di klub malam.
Sora yang mabuk dan tidak sadar itu akhirnya tidur disamping Sid yang berpura-pura sudah melakukan hubungan dengannya, saat itu Sora panik dan menuntut kejelasan dari Sid dengan cara melempar semua barang yang ada didekatnya. Sid yang tidak tahan dengan amukan Sora akhirnya mengaku jika dia hanya berpura-pura saja.
Sid memang sedikit gila jika menyangkut tentang Sora, lelaki itu hanya ingin menjaga Sora karena gadis itu terlalu mandiri dan tidak suka bergantung pada orang lain. Niat Sid yang sangat ditentang Sora yang memang tidak ingin menjadi pribadi yang manja, dia terlalu takut jika bergantung pada orang lain jika itu terjadi dia pasti akan bisa dibuang kapan saja.
"Aku ingin masuk ke perusahaan Nenekku."
"Apa maksudmu?" Tanya Sid yang langsung menegakkan badannya karena khawatir dengan trauma Sora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate ✔
Fanfiction[ COMPLETED ] Jika kata Seandainya bisa merubah segalanya, maka tidak akan ada kata Takdir.