Setelah Sora dan Yoongi sampai di Korea, mereka langsung menuju rumah sakit ternama di Korea, Yoongi ingin Sora segera pulih dengan penanganan terbaik, masalah biaya Yoongi tidak ambil pusing. Sekalipun dia jatuh miskin setelah mengobati Sora, dia tidak peduli yang penting istrinya segera sembuh.
Jika Sora mengetahui Yoongi menghabiskan uang sebanyak itu hanya untuk biaya pengobatannya, Sora pasti akan mengamuk. Yoongi adalah tipe orang yang akan menghabiskan banyak uang jika dalam keadaan perlu/penting, sedangkan Sora kebalikannya, jika bisa berhemat kenapa harus boros.
Yoongi juga selalu memberi tahu berapa saja pendapatannya selama sebulan, jika soal keuangan Yoongi tidak tertutup, antara alasan pamer untuk menyombongkan diri berapa penghasilannya sebulan atau memang dia ingin Sora membantunya menghabiskan uang yang dimiliki Yoongi.
Keduanya tidak jauh dari kata sombong.
Kyu Ri sudah menunggu dirumah sakit untuk membantu Sora, Kyu Ri juga sangat sedih karena dia juga ikut merawat anak yang dikandung Sora, sesaat mereka bertemu tangis keduanya pecah saat itu juga. Yoongi kembali tidak mampu melihatnya.
Jadwal syuting Yoongi juga diundur sampai dia akan berangkat keluar negeri, dia juga mengabari teman satu grup yang pasti akan disemprot karena pelit membagi keadaan terkini.
Setelah semuanya beres Yoongi menghidupkan ponsel yang mati sejak dia tiba di Indonesia, sampai di Korea pun dia enggan untuk menghidupkan ponsel. Dia sudah bisa menebak apa yang akan terjadi jika ponselnya hidup, notifikasi pesan berdering tanpa henti, menandakan banyaknya pesan yang dia terima. Nama Jimin muncul pertama kali, mungkin ini saatnya dia mengabari rekan-rekannya.
Yoongi mengatakan semua baik-baik saja, Jimin terdengar kesal karena Yoongi tidak menghubungi mereka, hingga akhirnya Jimin memutuskan sambungan telepon. Tak lama setelah itu Sejin datang dengan makanan ditangannya, menghampiri Yoongi yang duduk diluar ruangan.
"Isilah perutmu, kau bisa mati lemas karena lapar." Ucap Sejin menyerahkan sebungkus makanan pada Yoongi. "Yang lain akan segera kesini, mereka sedikit kesal karena tidak ada kabar sama sekali. Mereka baru tahu pagi tadi."
"Terima kasih Hyung sudah menemaniku." Yoongi agak canggung mengatakan itu.
"Jangan dipikirkan, makanlah. Jangan sampai sakit. Aku akan mengurus administrasinya sebentar." Sejin menepuk pelan bahu Yoongi dan berjalan menuju administrasi, Sejin menyarankan agar menggunakan asuransi perusahaan karena niat Yoongi yang ingin memakai uang pribadi.
Yoongi kembali masuk kekamar dimana Sora sudah terbaring nyenyak ditempat tidur, Kyu Ri masih setia disamping istrinya itu, raut sedih belum hilang dari wajahnya.
"Yoongi-ssi, aku ingin pelakunya segera ditemukan. Aku mohon segera selesaikan masalah ini. Aku tidak tahan melihatnya seperti ini." Kyu Ri mencoba menahan tangisnya.
Yoongi diam. Dia juga berpikir sama, dia tidak akan memaafkan siapa saja pelaku yang tega berbuat keji pada Sora, tidak peduli jika wajahnya memelas meminta maaf seorang pembunuh tidak pantas dikasihani. Yoongi berusaha mengingat kembali bagaimana vitamin itu bisa berubah menjadi obat aborsi, dia berpikir keras sampai dia akhirnya mengambil satu kesimpulan.
Dia harus menghubungi Bang Si Hyuk.
"Kyu Ri-ssi. Aku akan keluar sebentar, jika Sora bangun katakan aku kekantin." Ucap Yoongi.
"Baiklah."
Yoongi segera keluar dari kamar, menuju bagian administrasi demi menemui Sejin terlebih dahulu, dia mengatakan niatnya, Sejin menolak karena takut jika dia keluar rumah sakit media akan segera menyerbunya, memang media belum tahu tentang hal ini, tapi yang namanya paparazzi pasti ada dimana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate ✔
Fanfic[ COMPLETED ] Jika kata Seandainya bisa merubah segalanya, maka tidak akan ada kata Takdir.