28

197 21 2
                                    

 so, here's another ga penting tapi penting moment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

so, here's another ga penting tapi penting moment. Bentar lagi #LiliFajir akan ending gais, ttep baca yaaa wkwkwk :*


-----------------



                Bekas kemerahan akibat tamparan itu jelas sudah tidak ada. Namun, sakit dari tamparannya tetap terasa meskipun telah tiga hari terlewatkan. Lili mengesah, sudah tiga hari itu juga ia duduk sendirian. Kursi yang biasa ditempati oleh Niken kosong karena si empunya tidak hadir tanpa pemberitahuan sejak kejadian waktu itu.

Bahkan setelah dirinya disalahkan padahal jelas oknum yang menyalahkan itulah yang bersalah atas segala  hal yang terjadi, Lili tetap tidak bisa untuk membenci Niken sepenuh hati.

Dia kesal, tentu saja.

Marah, apalagi.

Dan satu-satunya orang yang mendapat pembenaran untuk siapa yang harusnya menampar adalah dirinya, bukan cewek itu. Segalanya sudah jelas, bahwa korban di sini adalah dia. Bukan Niken. Tetapi balik lagi ke penjelasan awal, bahwa Lili tetap tidak bisa untuk membenci Niken seratus persen.

Memang nggak masuk akal, namun inilah yang terjadi. Bahkan, setelah apa yang Niken perbuat padanya, Lili tetap mengkhawatirkan teman semejanya itu...

Melihat Lili yang sejak tadi menghela napas seperti sedang dalam tekanan batin yang dalam itu mau tak mau membuat Sarah yang duduk dibelakang meja Lili mengurut alis sambil geleng-geleng. Cewek itu kemudian bangkit dan duduk di kursi kosong di sebelah Lili, satu tangannya ia bawa untuk menepuk pelan pundak Lili seraya bicara. "Lo mikirin Niken?"

Lili meneleng, lalu mengangguk. "Lo tau kan kalo Niken ambisius. Dia bahkan nggak ikut ulangan pak Midar."

"Li, Li, hati lo itu terbuat dari apa sih?" Sarah geleng-geleng. "Gue ya kalo jadi elo, udah gue mampusin deh. Lagian, jahatin orang nggak pake otak. Percuma pinter."

"Kita nggak perlu balas ngebenci orang yang benci sama kita kan, Rah?"

Sarah menipiskan bibir. "Iya, tapi nggak usah dikhawatirin lagi. Padahal bukan gue yang dia jahatin, tapi gue keselnya sampe ubun-ubun nih."

"Sarah."

"Lili," balas Sarah sambil memutar bola mata. "seenggaknya dengan semua orang tahu gini, akan membuat efek jera untuk Niken kan?"

Ucapan Sarah memang tidak salah, sejak rekaman suara itu diputar seluruh Sriwijayans langsung berkasak-kusuk. Beberapa bahkan meminta maaf pada Lili, ada juga yang membela Lili dan mengatai Niken dengan komentar khas ala netizen. Lili memang senang dengan itu nama baiknya langsung terangkat kembali, namun dia tidak mungkin terus senang saat melihat bagaimana Niken yang mungkin sedang kesusahan di tempatnya berada.

Masih sibuk dengan pemikirannya, Vio, Jelita, dan beberapa siswi di XI S1 masuk dengan membawa jajanan kantin, mereka langsung berlari menuju meja Lili.

LiliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang