Selama jam pelajaran, Jeno agaknya kurang fokus. Pelajaran favoritnya merasa terabaikan. Udah menjelang istirahat kedua, dan Jeno tetap aja nggak fokus.
"Ko kenapa, Jen? Macam orang kejatuhan masalah aja mukamu itu." Xiyeon beresin alat tulisnya sambil nunggu bel semenit lagi.
"Jeno.." Xiyeon nepuk bahu Jeno. Dan, itu bikin Jeno berjengit kaget.
"Ko baik?" tanya Xiyeon.
"Baik, kenapa emangnya?" Jeno menatap Xiyeon dengan pandangan bertanya.
Yang di tatap cuma menghela nafas. "Ko ini keliatan tak baik. Melamun aja dari tadi ku perhatikan, ada masalah?"
Jeno menggeleng. "Enggak. Maaf udah buat Xiyeon khawatir."
"Tak apa, ko itu kawanku. Kalau ada masalah, mestilah aku khawatir."
"Hehe.. Makasih ya, Xiyeon."
"Hm. Ko mau ke kantin tak? Satu menit lagi istirahat."
"Kamu duluan aja deh. Aku nanti nyusul, soalnya ada urusan di lapangan."
"Mesti kak Renjun'kan? Paham aku," Xiyeon tersenyum penuh arti.
Pipi Jeno langsung memerah. Dia nunduk karena malu, "A-apasih, Xiyeon! Aku nggak ada apa-apa sama kak Renjun kok!"
"Memang aku tuduh ko macam-macam sama kak Renjun?" tanya Xiyeon yang langsung dibalas gelengan dari Jeno.
"Kenapa ko bilang ada apa-apa sama dia? Jangan-jangan, ko benaran ada apa-apa ya?!"
Jeno refleks mendelik. "Iih!! Enggak, yeon!" dia berdiri dari duduknya. "Udah ah! Aku pergi ke lapangan dulu!" Jeno buru-buru keluar dari kelas.
Xiyeon terkekeh geli. "Dasar bocah."
•SeMut•
"Bro!" Jihoon nepuk pundaknya Renjun.
"Paan?" sahut Renjun galak.
"Galak amat neng,"
"Udah buruan anjir! Lo ngomong di tunda gue tikam juga pala lo!"
"Iye iyee, punten nyaii." Jihoon kasih tanda peace ke arah Renjun. "Onoh! Si bapak kapten basket ngeliatin lo mulu anjer."
Renjun nengok ke arah tempat berkumpulnya anggota basket yang lain di bawah ring, di sana ada Na Jaemin, si bapak ketua yang lagi fokus ke dia.
Ngapain sih dia ngeliatin gue mulu? -inner Renjun bingung.
Dari jauh, Jaemin bisa melihat kalau Renjun nengok ke dia sehabis ngobrol bareng pacarnya si galah.
"Jaem," Guanlin nepuk palanya Jaemin.
"Sakit bego!"
"Liatin pacarnya orang biasa aja dong! Mau gua sunat si Renjun nih?!"
Dahi Jaemin berkerut karena bingung. "Siapa yang liatin pacar lo anjing! Gue cuma merhatiin Renjun perasaan dah."
"Ngeles aja Dilan kw."
"Terserah lo dah, dasar galah gajelas." Jaemin berdiri dan ngambil bola basket.
"Yang gajelas itu lo DILAN KW!!" sungut Guanlin gaterima.
.
"Hoon, lo dipanggil Guanlin." bohong Jaemin.
"Seriusan?" dan gobloknya si Jihoon percaya percaya aja.
Jaemin ngangguk. "Sono! Samperin."
Jihoon berdiri, "Duluan, Njun!"
Renjun cuma diem.
Setelah kepergian Jihoon yang maha gemas macam hello kittynya si Jeno di rumah.g
Si kang kerdus a.k.a Jaemin langsung duduk di deket Renjun.
"Muka lo datar amat, kak."
Renjun noleh ke arah kanan. "Ya muka gue emang gini."
"Coba aja senyum. Mesti manis dan cantik."
"Dua hal itu gak gratis. Gue juga gak asal kasih ke orang."
"Tapi'kan lo yang ngilangin kesempatan itu. Seyakin apa lo bisa dapetin kesempatan itu balik ke lo?"
"Segenap hati. Gue mencoba buat gak mengulangi kesalahan itu lagi."
"Cih!"
"Renjun.."
"Gue lebih tua dari lo, Na Jaemin."
Jaemin mengendikan bahunya acuh. "Gue gak perduli lagi. Karena, sekarang gue akan ngejar lo."
"Lagi??"
Jaemin mengangguk mantap.
"Halah. Palingan juga lo bakal ngulangin lagi."
Dibalas gelengan oleh Jaemin.
Renjun tersenyum gak percaya tapi mukanya sinis banget. "Gue tau lo ngincer gue dari lama kan?"
"Hu'um."
"Sayangnya, gue udah nggak berharap sama lo. Gue paham, lo ngincer gue dengan mulut manis lo. Lo selalu ngeliatin gue. Lo yang ini itu. Dan, hasilnya? Lo malah macarin Hina. Otak lo dimana, Jaem?"
.
.
.
"Gak usah rusak persahabatan lo sama Jeno hanya karena gue seorang."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tbc!!
Teka teki guys. Ngincer dari lama, tp.. Nanti kejawab di dua part selanjutnya!!
