•SeMut• 48

3.9K 629 150
                                    

Spam comen dongg...

{Kalian tau kan cara dihargai orang? Ya dengan menghargainya balik}

.

.

"Le, lo sadar gak? Belakangan ini kita jarang banget bareng kak Renjun lagi." Jisung membuka percakapan setelah tadi sempet hening di meja makan rumah Chenle.

"Kurang lebih. Lu kan satu sekolah, kok bisa jarang?" satu alis Chenle terangkat. Heran.

"Kelas dua belas mau try out. Kelas sebelasnya sering pulang gasik, belum lagi ada Jeno itu, seolah ngambil kak Renjun dari kita."

"Gak usah mancing emosi,"

"Emang lo doang yang emosi gitu? Gue juga kali ah!" kemudian berdecak. "Silit anoa emang dia. Ngambil Renjun." kata Chenle menyambung omongan Jisung.

Kenapa kalian gak jadian aja siih?? Gemas maid yang tengah mendengar percakapan mereka.




Di sekitaran mading, banyak murid berkumpul mengerubungi tempat berita klasik di sekolah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sekitaran mading, banyak murid berkumpul mengerubungi tempat berita klasik di sekolah itu. Ada juga yang membaca situs dari sekolah lewat internet juga. Semuanya kaget bukan main. Kecuali fujo sama fudan tentunya.

Hari ini Renjun berangkat tanpa Jeno, sambil merapikan tantanan rambutnya dia terus berjalan sepanjang koridor, awalnya gak sadar kalau dirinya dilihatin secara intense sama anak-anak sekolahannya. Barulah waktu dia ngelihat ke mading, tatapan mata aneh itu membuat dirinya merasa ditatapin secara terus menerus.

Renjun bingung, kenapa murid lain kok kelihatannya natap dirinya secara intense tapi sinis. "Mata mereka buta apa gimana sih?" gerutunya kesel. Dilihatin mulu, gimana gak kesel coba?

"Seriously Renjun punya rahim?"

"Katanya dia transgender,"

"Kok lo bilangnya gitu sih?"

"Lah, itu di artikel kan menyatakan kalo Renjun bisa hamil."

"Terus, lo tau gak? Ternyata dia itu playboy. Duain Jeno."

"Cih! Jalang."

"Atas dasar artikel yang gak jelas asal usulnya, kalian bisa menyimpulkan seperti itu? Hebat, bodoh juga ya kalian. Pinteran dikit dong!" Renjun berucap datar dan dingin ke arah murid yang mengumpati dirinya.

"Halah! Orang salah mana mau ngaku."

"Tch! Salah? Jelasin secara aktual dimana letak kesalahan gue coba?" tuntut Renjun.

"Udah jelas lo pacaran sama cewek, dan dengan santainya lo nerima cowok sebaik Jeno. Lebih baik Jeno buat Siyeon aja!" kata cowok bertubuh tinggi yang mencerca Renjun.

Renjun meroling bola matanya. "Lo tau kan orientasi gue bermasalah disini? Buat macarin cewek pun gue butuh pikir panjang, belum lagi harus beneran waras? Gue pacaran sama Jeno memang karena gue gak tertarik sama cewek. Kalo gue tertarik, tujuan gue macarin Jeno itu apa? Apasih yang bakal nguntungin gue?" lalu bersedekap dada.

"..Mungkin lo bisa aja jadiin Jeno pelarian atau kelinci percobaan?"

"Pelarian? Lo budeg apa gimana? Jelas-jelas gue gak normal. Gue gay, bodoh! Jadiin Jeno pelarian matamu belah, apalagi itu dari cewek? Logisnya dimana, njir?"

"...Lo bisa aja biseksual kan?"

"Gue harus bilang berapa kali sih, kalo gue itu gay? Inget, gay!" udah, mending sekarang ngadem dulu ke perpus. Duduk di bawah AC kan lumayan. Siapa tau ada rezeki nemplok.

Kejatuhan AC maksudnya (:

Renjun yakin ini ulah Somi. Emang ya itu anak satu, gak ada puas-puasnya nyakitin Renjun. Sampai difitnah gitu, bikin Renjun makin kesel dan merasa terpojokkan.

"Maksud lu apaan?" Chenle menggebrak meja kantin sekolah Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksud lu apaan?" Chenle menggebrak meja kantin sekolah Renjun. Tadi sebelum istirahat, dia mampir mau nengok Renjun sambil nganter bekal buat Jisung. Gak sengaja lewatin mading, eh nampaklah berita itu. Geram jadinya.

Tenang. Bapak satpamnya udah akrab kok sama Chenle. Apalagi guru-gurunya, karena Chenle itu cucu yang punya sekolahannya Renjun.

Bablas ke kantin buat negur si Somi. Suaranya yang keras bikin seisi kantin berjengit kaget dan heran. Kok bisa ada anak sekolah lain sih yang masuk ke area sekolah mereka?

"....Chenle,"

"Maksud lu apaan ANJING?!! Lu gak puas atas perlakuan lu waktu dulu HAH?!! Mana rasa bersalah lu, Njing?! Lu itu cewek, harusnya mikir!" Chenle menunjuk tepat ke pelipis Somi dan mendorong kepala gadis itu.

"Mikir! Renjun udah berkorban banyak sebagai sahabat lu, Som! Tapi lu malah nyakitin dia? Otak lu isinya nuklir apa iblis?"

"....."

"Tujuan lu permaluin Renjun itu apa? Apa?! Gua tanya!!" bentak Chenle. Dadanya bergerak tidak teratur.

"..Gue cuma mau Renjun milik gue SEORANG!! GAK ADA YANG BOLEH MILIKIN RENJUN SELAIN GUE!! PUAS LO?!"

Suara tamparan yang gak main-main kerasnya itu bikin seisi kantin membeku. Bukan, bukan Chenle yang nampar Somi. Tapi, Jeno. Di gandengannya ada Renjun.

.

"Lo suka boleh, tapi mikir! Pake perkiraan, obsesi lo udah gila." ujar Jeno sinis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Tbc!
The next chap adlh pnyelesaian mslh.
Dan bagian 50-5? Itu adlh masa2 kpl lain brlyar. Utk chp 60 mngkin noren bkl ada 'iya-iya'
Dst, tmt deh..

© yuliana270596

Vote beb(:

SeMut •NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang