•SeMut• 53

3.4K 483 11
                                    

Segerombolan dari team basket tanpa Jaemin tentunya lagi berkumpul ria di tempat nongkrong biasa, sambil mengemili beberapa mendoan dan combro yang kata Guanlin rasanya gak lidahnya banget, iye tau ilat lu ilatnya orang kaya, tapi yo gak usah ngono juga, Lin. Itu balasan sengit dari Mas Penjual--Bang Naha--gegara makanannya dikatain.

Mark sedang melamun sambil ngubek-ngubek mi ayam pesenannya Jihoon. Gak sadar kalau empunya makanan udah membara-bara mau ngamuk.

"Itu mi ayam gue lo apain, nying!?" sungut Jihoon sambil genggam sendok garpu.

"Woi, Markisa!" Guanlin menyenggol lengan cowok beralis burung camar di samping kirinya.

Mark yang kena senggolpun gelagapan, terus dia kayak orang bego mukanya. "Gua lewatin sesuatu?"

"Itu mi gue lo koyak anjing!! Gantiin pokoknya!"

Lalu Mark menunduk buat lihat mi ayam yang tepat di depannya. "Ini? Punya lu?"

"Pake nanya lagi, udah buruan lo gantiin sono!"

"Idih, males amat. Pacar lu kan berduit, suruh beliin lagi lah, gak usah sok miskin sebelum gua sumpahin beneran miskin lu berdua."

"Kok lo ngegas!?"

"Suka suka gua dong! Sewot banget." Mark menggeser mangkun mi ayam yang udah benyek + medhok itu ke Jihoon.

"Gak bertanggung jawab jadi laki lo." sindir Jinyoung.

"Salah siapa di diemin coba? Kalo gak di diemin mana ada gue ngubekin itu mi."

"Tch, sama aja oon. Lo kudu bertanggung jawab mau sengaja ataupun nggak, kalo elo salah ya salah."

"Ck. Ya udah, gua gantiin dah. Sono pesen!" putus Mark dengan terpaksa. Daripada kena omel mending langsung deh lah lakoni aja meskipun terpaksa.

"Mark," Hyunjin memanggil. Penasaran dia itu.

"Apa?" satu alis Mark terangkat sebagai sinyal tanda tanya.

"Lo sama Haechan apa kabar?" tanya Hyunjin menohoq. Mark tentu kaget sama pertanyaan dari teman sebasketnya itu.

"G-gua baik. Kenapa?"

"Lo gugup, Mark.. Yakin baik?"

Mark mengangguk gugup. "Koneksi k--kami gak ada yang terputus kok."

"Lalu, gimana sama Jaemin? Masa lo deketinya seme bukannya uke?"

"Sebatas deket doang, gua gak tertarik ye sama yang badannya keker, suaranya berat, manli, tapi tingkahnya manis. Males, gua nyari yang bener-bener manis. Kalo Jaemin mah, bukan tipe gua banget."

"Jadi, ko milih Haechan?" si cewek yang nongol ini tetangga sebelah warungnya bang Naha.

"Anjing! Siyeon... Gua kirain setan.." kaget Mark begitu indera pendengarannya nangkep suara yang amat dia kenali.

Cewek keturunan Batak-Manado itu terkekeh kecil, lalu duduk di bangku kosong deket Jinyoung. "Ko lanjut cuba yang tadi, aku mau dengar."

Menghela napasnya, "Gua sebenernya bingung. Tapi, gua ke Haechan cuma sebatas kagum doang, gak lebih. Menurut Ka--Shooting Guard!!" semua pasang kepala di tempat nongkrong itu menoleh ke arah parkiran, ada Renjun disana.

Renjun gak gubris, cuma masang muka datar tanpa ekspresi seperti biasa. Dia jalan mendekat ke arah anggota ekskulnya yang sibuk mengemil dan nyeloteh.

"Bang, seperti biasa."

"Siap!"

"Tumbenan lo telat, Ren?" tanya Jinyoung sambil makan combro.

"Tadi nganterin bang Lucas ke kampusnya dulu, mobilnya mogok." jawab Renjun seintinya aja. Males ngomong rumus bangun datar.

"Terus, ko mesti jemput dia?" Diangguki oleh Renjun.

"Ini minumannya, Den."

"Makasih, a."

"Ada apa sih lo orang ngototin gue suruh ngumpul gini? Udah kelas dua belas, mana mungkin lomba,"

"Bukan. Jadi gini, lo itu paling encer, juga penyolusi terbaik. Bantuin si Markisa ini nyelesaiin masalahnya dong! kasian gue sama si Haechan dan Jaemin." Jawab Hyunjin terkesan memohon.

Renjun menukik, "Ngurus amat guenya. Masalah ya masalah dia, kenapa gue mesti ngikut?"

"Dibilang lo penyolusi terbaik, Renjun!" Tekan Jinyoung greget.

"Nih," Renjun nyodorin handphonenya ke arah Mark.

"Buat apa?"

"Di hape itu banyak nomor cewek sekolah yang jadi pengaggum rahasia gue, cari aja di kontak, nomornya terserah lo, tapi jangan yang aneh-aneh!"

"Jadi, lu mau comb--"

"--udeh, buruan! Atau gue tinggal nih?"

"Mark," Guanlin nyenggol cowok bermuka bayi singa di deketnya itu.

Kemudian Mark menerima handphone Renjun dan mencari nomor cewek di kontak milik cowok berdarah Jilin di depannya.

Matanya jatuh pada satu nama, satu nomor, dan satu perasaan.

"Udah? Gih, pindahin!"

Mark menurut, ia memindahkan tiga nomor dengan sarat salah satunya disembunyikan.




Tbc.
mo dp tp tangn ga mndukung gegra keringetan dan basah.
Cie gantung...

Guys!! Aing seneng banget, Alhamdulillah, aing dapet juara 1 lomba cipta cerpen sbg prwakilan kls..
Yeeey🤗🎉🎉
and happy 9k votes beb, love youu so much
...




©NjunJean

SeMut •NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang