Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.....
Sekarang, puncaknya terakhir latihan basket. Dan selama Renjun melatih kemampuannya biar tambah lagi, dua seme selalu nempelin dia mulu.
Bikin iri yang jomblo.
Jeno lagi duduk anteng di kelasnya, ngamatin pelajaran favoritnya dia, fisika. Saking senengnya, dia gak sadar aja dari jauh Jaemin natap gak suka ke arahnya.
Biasa. Iri loh.
Pergerakan Jeno gak luput dari Jaemin dan Xiyeon. Dua sejoli itu merhatiin lamat-lamat Jeno yang emang ada sedikit perbedaan pada emosinya. Iyaa, lagi seneng banget.
.
"Lu suka sama Jeno?"
Pertanyaan yang unfaedah sekali bapak Hyunjin. Minta di siram air keras mukanya emang(:
Jaemin menatap datar dan malas ke arah Hyunjin. "Lo goblok apa gimana?"
"Oh." Jaemin buka buku bahasa inggrisnya. "Ternyata lo emang beneran goblok." cibirnya.
"Hyunjin, Jaemin! Kantin Yuk!! Pak Hamdan gak masuk soalnya!!" itu suara Mark.
"Heboh bener, heran." si Jinyoung berucap sambil gelengin kepala.
Bapak galak asal Lampung itu emang lagi ada keperluan, alhasil pelajaran bahasa internasional itu dapet jam kosong.
"Sekalian pada kumpul! Hari ini kita terakhir latihan, gak ada alasan apapun buat bolos!" itu suara berat Jaemin yang mengiterupsi kegiatan Mark serta Jinyoung.
"Asiyaaap Kapten!!" seru mereka berdua kompak dengan memasang pose hormat.
•SeMut•
Sekarang, Renjun lagi selonjoran di bangku tribun bareng Haechan. Ngemut permen kaki sambil mengamati pergerakan anak basket yang udah pada stand by di lapangan.
"Njun!" panggil Haechan.
"Hm."
"Yang surai blonde biru itu siapa?" tanya Haechan antusias.
Mata rubah Renjun mengamati salah satu anggota yang baru aja masuk ke tim. Oh si bapak ketua. Tunggu, bapak ketua?! Baru aja Haechan tanya tentang si Jaemin?
"Oh, itu Jaemin. Kenapa?"
"Ganteng, tapi ada manis-manisnya gitu. Lumayan siih,"
"Terus? Urusan gu-"
"-ITU SIAPAAA GANTENG PISAN EUUYY!!" heboh Haechan sambil nunjuk-nunjuk ke arah Mark.
"Bacot bener. Mulut lo itu kayak toa, kagak usah treak-treak anjing!" emosi jiwa Renjun tuh.
"Bodo! Yang penting itu bule yang di deket Jaemin ganteng!" sahut Haechan acuh. Matanya masih natap Mark dengan tatapan memuja.
Renjun auto mukul pala belakang Haechan dan bikin cowok manis berkulit tan itu ngeringis sambil elus-elus palanya.
"Gak usah malu-maluin gue! Mau gue bor perut lo ha?!" mata Renjun mendelik.
Jatuhnya si bukan garang. Tapi,
"Lo kalau marah keliatan imut ya, Njun."
You know lah itu siapa :)
Yang empunya nama nengok ke arah depan. Ada Jaemin di sana. Lagi berdiri mengapit bola dengan salah satu tangannya. Tersenyum manis ke arah Renjun.
"Gembel." balas Renjun datar.
Emosi yang tadi mau nyekik Haechan hilang gitu aja pas lihat muka Jaemin yang minta di jejelin lava. Ngeselin.
"Gak latihan?" Jaemin duduk di deket Renjun.
Jaemin. Renjun. Haechan. Mark.
Kira-kira gitu sih posisinya.
"Ntaran. Kalau lo mau latihan, ya silahkan! Gak usah kesini-sini." jawab Renjun dengan nada jengkel.
"Galak amat, neng. Cantik-cantik itu gak boleh galak. Nanti jodohnya lari." goda Jaemin sambil naik turunin alisnya.
"Tapi, Jeno enggak lari kok, Jaem." itu suara pemuda bermata bulan sabit yang tiba-tiba aja dateng di hadapan mereka berempat.
(: gagal sudah acara dunia milik berdua yang lain ngontrak.
Duh, Jaemin kesel. Mau nampol kasihan, digalakin nanti nangis.
Hati Jeno itu lemah lembut wankawan. Jadi jangan heran ya(:
