CHAPTER 16

554 46 8
                                    

Seoul, 5 September 2017.

.
.
.
.

"Lim bisa kau bawa ini sebentar?" pinta Jennie yang sedang kesusahan membawa kantong plastik besar kepada Lim.

Lim yang daritadi sibuk dengan ponselnya sampai tidak tahu jika Jennie kesusahan membawa banyak barang.

"Oh mian babe," dengan cepat Lim memasukkan ponselnya dan mengambil dua kantong besar pada tangan Jennie

"Kau akan keluar kota lusa?" tanya Jennie yang kini berjalan didepan Lim. Saat ini mereka sedang berada di pusat perbelanjaan, Alan yang kemarin pergi bersama orang tua Lim ke Thailand membuat rumah mereka sepi dan memutuskan untuk jalan-jalan.

"Iya dan sepertinya aku tak bisa membuatnya jadi satu hari," jawab Lim.

"Aku lapar," ucap Jennie singkat.

-----

Saat ini Lim dan Jennie sedang berada satu Bistro kecil yang menjadi kesukaan Jennie. Bistro itu terletak di sebuah jalan kecil yang agak sepi dan lumayan jauh dari pusat kota. Tidak banyak yang tahu tempat itu kecuali beberapa orang yang menjadi langganan tetapnya seperti Jennie. Sebenarnya Lim tidak suka makanan di tempat itu tapi ia lebih suka Jennie yang makan dengan gembira daripada Jennie yang menjadi dingin terhadapnya.

Mengingat ketika Lim sedang keluar kota dan lupa memberi kabar menjadi sebuah masalah besar baginya.

FLASHBACK.

Lim akhirnya sampai rumah setelah 2 hari yang lalu keluar kota. Dia benar-benar sibuk menghadiri acara sana-sini.

Dia menguap lebar dan memeriksa arlojinya dan menunjukkan pukul 03.00 pagi. Sudah sangat larut dan ia tahu pasangannya pasti sudah tidur. Lim memasuki rumahnya dengan perlahan takut akan membuat keributan dan sang nyonya besar terbangun.

Ia meletakkan barang-barang di ruang tengah sebelum naik ke lantai 2 untuk mandi. Setelah selesai mandi ia keluar dengan handuk yang menutupi rambutnya yang basah, ketika lim melangkah keluar ia mendapati bayangan yang berada di lorong dan menghadap kepadanya. Itu cukup membuatnya mendapat serangan jantung.

"Whoooaaahhh !!!!!!?" teriak Lim kencang.

"Uhhh jangan teriak Lim!"

"Kau mengagetkanku Jen!"

Dan Sosok itu adalah Jennie yang terbangun dari tidurnya untuk pergi ke kamar mandi. Ia melewati Lim dengan wajah dan rambut yang lumayan kusut, dan sebelum ia menutup pintu kamar mandinya dia berbalik dan menatap Lim dengan tatapan yang sangat dingin.

"Tetap disana Lim jangan berani-berani bergerak," ucap Jennie dengan nada bicara yang penuh penekanan.

"O-okay.. Jen."

Setelah Jennie keluar dari kamar mandi keheningan menyelimuti mereka berdua dan sebelum Lim ingin mengatakan sesuatu...

BUGH!!!!!

Sebuah pukulan keras ke arah lengan atas Lim dan membuat Lim meringis kesakitan. Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir Jennie dan ia kembali berjalan melewati Lim menuju kamarnya lagi. Dan Lim hanya bisa menghela nafasnya.

"Ku rasa aku akan melanjutkkan beberapa pekerjaanku sekarang sebelum aku tidur di sofa."

Lim kembali ke ruang tengah kembali berkutat pada layar laptopnya. Mengetik beberapa ide yang sudah menumpuk di kepalanya berhari-hari yang lalu. Lim memeriksa jam sudah menunjukkan pukul 4.30 pagi dan ia harus benar-benar tidur sebelum Jennie bangun dan memukulnya lagi.

Let It GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang