CHAPTER 26

475 44 47
                                    

Sokcho, 14 oktober 2017.

.
.
.
.

Rosé pov.

"Pertunangan kalian sudah ditetapkan tanggal 30  oktober besok, ayah sangat senang Rosé," ucap pria didepan yang biasa dipanggil ayah oleh Rosé.

"Ndee," ucapku singkat.

"Pelit sekali responmu nak?"

"Lalu aku harus berkata apa lagi?"

"Entahlah reaksi berlebihan mungkin? biasanya itu terjadi pada anak remaja yang baru saja dilamar kan?"

"Ya tapi aku berbeda, mungkin sudah tidak pantas lagi disebut remaja."

"Ya terserah kau lah, ayah pergi dulu. Apa mau ku antar hari ini?"

"Tak usah terima kasih."

Setelah ayah pergi aku kembali melamun, entah akhir-akhir ini pikiranku benar-benar tak fokus dan lebih banyak melamun. Disatu sisi aku suka aku akan menikah, tapi disisi lain apa keputusanku ini tepat memilih Jisoo sebagai pendamping hidupku?

Setelah perjalanan panjang yang cukup memuakkan akhirnya aku berada di kantorku, suasana cukup sepi tanpa kehadiran sosok itu. Apa kabarnya si cowok flamboyan itu ya? apa ia merindukanku? Tak kusangka aku sedikit kehilangan akan kehadirannya yang selalu mengekor dibelakangku.

Aku menatap keluar jendela kantorku, lalu beralih menatap kertas didepanku. Lagi-lagi aku menghembuskan napas panjang, ku raih benda persegi panjang di saku celanaku dan memandangi nama yang tertera dilayar ponselku. 1 missed call, Jisoo oppa. Dan tiba-tiba 1 panggilan muncul...

"Halo?"

Aku mendengar suara orang itu di ujung sana. Suara seorang pria yang bernada rendah dan dalam. Sesaat aku tak menyahut. Gugup.

"Ros?"

"Ya oppa ada apa?"

"Ah.. kau sudah di kantormu?"

"Ya, kenapa?"

"Aku jemput sepulang kerja ya? Jin mengadakan pesta kecil-kecilan dan aku sudah berjanji akan mengajakmu. Bagaimana?"

Aku tak menjawab, aku berpikir bagaimana menghadapi ini.

"Ros? bagaimana? apa bisa?"

"Mungkin aku akan pulang telat oppa."

"Tak apa aku akan menunggumu."

"Baiklah."

"Akhirnya.. gomawo Rosé-ah. Anyeong."

"Ndee."

Rose pov end.

-----

"Ini tempatnya?" tanya Rosé ketika mereka tiba di depan cafe yang lumayan mewah.

Jisoo mengangguk, "cafenya keren yah? Jin mendesignnya sendiri."

Rosé tersenyum mengangguk, "apa oppa sering kesini?"

"Pernah satu kali, itu pun aku harus rela mengantre hanya demi sekotak croissant pesananmu. Tapi demi untukmu aku rela berdesak-desakan dengan wanita-wanita itu," ucap Jisoo sambil tersenyum.

"Oh, kau membelinya disini? tapi bukankah itu hanya modusmu oppa agar kau bisa dekat dengan wanita-wanita itu?" ledek Rosé.

Jisoo tertawa lebar, "tidak lah, saat ini hanya ada 1 wanita yang ada di mataku Rosé. Sudah ayo masuk."

Let It GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang