CHAPTER 29

485 43 18
                                    

Sokcho, 16 Oktober 2017.

.
.
.
.

Rose pov.

23:55
Akhirnya acara selesai. Seharian ini terasa sangat penat, pertunanganku dengan Jisoo juga sangat lancar dan memperoleh keputusan bahwa tidak sampai akhir tahun kami akan menikah.

Jisoo terlihat sangat senang dengan keputusan yang dibuat oleh keluarga masing-masing. Dan bagaimana denganku? nyatanya aku tidaklah hidup dalam sebuah drama film yang dibuat oleh seseorang yang dengan mudahnya menuruti apa kata hati penonton. Jika aku memaksa untuk menuruti apa kata hatiku sendiri itu pasti akan menyulitkan hidupku kelak, aku bukanlah anak pembengkang, ataupun durhaka terhadap orang tuaku. Tidak, aku tidak seberani itu.

Aku juga tak berharap lebih kepada orang lain yang baru saja aku kenal. Ini memang aneh, bahkan orang bisa saja menganggap ini adalah sebuah lelucon, bisa mencintai seseorang yang jauh disana. Bahkan kau tidak tau bahwa setiap kata-kata yang pernah ia tulis atau ungkapkan itu mengandung kebenaran atau suatu kebohongan.

Cinta atau kagum? entahlah, bahkan aku saja sulit untuk mengartikannya. Kami berdua merasa senang walau hanya berhubungan seperti ini.

Lim :

Kau kemana saja bodoh?!
Aku rindu padamu

Pukul 11 lewat 55 menit, satu pesan dari orang yang sudah seminggu ini aku rindukan muncul. Mataku tiba-tiba berkaca-kaca. Saat hendak membalas pesan dari Lim, nama Jisoo tertera di layar ponselku, ia melakukan panggilan.

"Halo Rosé?"

"Ya oppa, ada apa?"

"Tidak ada apa-apa hanya memastikan, ternyata kau memang belum tidur."

"Aku memang belum tidur, kukira ada apa kau menelponku."

"Hanya mau mengucapkan terima kasih untuk hari ini."

"Aku tak melakukan apa-apa. Tapi, baiklah aku terima itu."

"Lusa aku jemput ya? sekalian hunting keperluan pernikahan."

"Oke. Tapi aku tak bisa memastikan besok pulang jam berapa."

"Iya, aku akan menunggumu. Baiklah Rosé, selamat malam."

"Selamat malam oppa."

Setelah panggilan dari Jisoo terputus aku bergegas mengirim pesanku pada Lim, jam 00.15. Aku tak peduli ia tidak membalas pesanku atau yang lebih buruk ia tak membacanya karena tertidur.

Roseanne :
Aku tak kemana-mana

Lim :
Lama sekali

Lim :
Aku tak peduli lagi dengan challenge mu.

Aku tersenyum karena ia belum juga tidur.

Roseanne :
Ya aku bisa melihat itu, ini bukan saatnya kita bertukar pesankan?

Lim :
Ya aku kalah

Roseanne :
Tidak, kita berdua yang kalah.
Kenyataannya aku membalas pesanmu di waktu yang sama.

Let It GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang