Seoul, 19 September 2017.
.
.
.
.Seorang wanita muda berparas imut sedang berjalan menuju ruangan tertutup yang berada di ujung. Ia menghela nafasnya dan membenahi rambutnya sedikit berantakan sebelum mengetuk pintu kayu yang berada tepat didepannya.
Tok..tok..tok..
"Jen??"
"Oh Nayeon-ah masuk," ucap Jennie ketika melihat kepala sahabatnya menyembul dibalik pintu.
Setelah dipersilahkan duduk ia tersenyum menatap Jennie yang terlihat kebingungan karena sahabatnya yang cengengesan tak jelas.
"Kau kenapa?" tanya Jennie.
"Kau pasti suka mendengar kabar ini," ucap Nayeon percaya diri.
"Apa?"
"Presdir memberimu cuti bulan depan!!!!" ucapnya bertepuk tangan dan setengah berteriak. Ia melanjutkan "akhirnya kau bisa berlibur dengan tenang tanpa ada gangguan."
Jennie hanya melihat sahabatnya yang ceria tersebut dan tak ada reaksi kegembiraan darinya.
"Ambil saja cutiku."
Nayeon yang dari tadi tersenyum seketika wajahnya menjadi berubah drastis menjadi kaget tak percaya.
"What?! apa aku tak salah dengar??? kenapa Jen?"
"Aku belum butuh Nayeon-ah, kau ambil saja," ucapnya dengan tenang.
"Yah! apa kau tak ingat bulan lalu kau berusaha mati-matian mengambil cutimu, dan sekarang giliran kau mendapatkannya kau malah membuangnya," ucap Nayeon panjang lebar.
Jennie hanya diam dan menatap kosong pada layar laptopnya, ia mengingat kejadian kemarin malam dengan suaminya.
FLASHBACK.
Jennie membereskan alat-alat makan sendiri tanpa bantuan dari Lim. Ia sesekali melihat Lim yang belum beranjak dari meja makannya sambil memainkan ponselnya seolah-olah ia tak mau ketinggalan apa yang masuk dalam ponselnya.
Hatinya mulai panas kembali melihat Lim yang jarang membantunya mengurus rumah sekarang. Dulu setiap selesai makan malam Lim pasti membantu Jennie membereskan semuanya, jika Jennie terlihat lelah suaminya itu pasti akan menyuruh untuk tidur duluan. Tapi sekarang pemandangan yang terlihat hanya Lim yang selalu sibuk dengan ponselnya.
Semalaman Jennie tidak bisa tidur memikirkan perubahan suaminya tersebut, ia bahkan sering tidur sendirian karena Lim baru memasuki kamarnya lewat tengah malam. Jennie tak pernah menanyakan hal itu karena menjadi kesepakat berdua bahwa tidak boleh membawa atau mengerjakan pekerjaan masing-masing dalam kamar tidur mereka.
Jika ia sesibuk itu, kenapa aku tidak bisa batin Jennie.
FLASHBACK END.
"Sepertinya aku tak jadi liburan Nayeon-ah," ucap Jennie.
"Kenapa???" tanya Nayeon.
"Tak apa-apa, hanya saja momennya kurang pas."
"Tapi Jen, aku juga sudah mati-matian mengajukan cutimu," ucapnya melas.
"Maka dari itu ambilah, aku tak apa-apa," ucap Jennie tersenyum dan merasa bersalah dengan sahabatnya itu, seharusnya masalah ini tak ia ikut campurkan dalam pekerjaannya.
"Nah Im Nayeon, apa kau tak ada pekerjaan hari ini?" tanya Jennie.
Nayeon hanya cengengesan karena sindiran halus dari sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Go
רומנטיקהApa kau percaya laki-laki dan perempuan bisa "murni" bersahabat tanpa adanya timbul rasa cinta diantara mereka? - Roséanne Park - Entah kenapa jika berurusan denganmu membuatku mudah cembur...