Lisa bangun dengan rasa sakit di kepala dan tangan yang terborgol. Dia menggerakkan badannya, menggeliat kemudian mengerang kesakitan karena punggungnya terbentur oleh paku yang berada di tembok, padahal dia hanya ingin berdiri, malah kena sial.
Kemudian mengangkat kepalanya, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Rasa panik menghujaninya begitu saja. Nafasnya tiba-tiba sesak dan dia ingin muntah sekarang.
Dia lebih memilih mati daripada terjebak di keadaan ini.
Dengan mata yang ketakutan, Lisa merapatkan tubuhnya pada sudut ruangan. Keringatnya mengucur deras, pandangannya tidak beraturan dan bibirnya bergetar. Telinganya berdengung hebat.
Dia cemas, dia takut.
Lisa memang tahan dengan tinju, namun dia tidak tahan berada di ruang sempit. Biasa disebut Claustrophobia, yaitu ketakutan tidak beralasan pada ruang tertutup atau ruang sempit. Menurut kalian kenapa Lisa lebih memilih motor dari pada mobil sebagai kendaraannya? Dia takut terkunci.
Lisa tidak dapat melakukan apapun, otaknya tidak berfungsi, dia hanya bisa menangis dengan tubuh yang bergetar hebat.
Dengan sisa tenaga yang Lisa punya, dia mulai mengetuk pintu menggunakan kepalanya. Dia membenturkan kepalanya sehingga menimbulkan bunyi yang cukup kencang, gadis itu terus mengulanginya, seakan hidupnya akan berakhir jika tidak keluar dari sini.
Air matanya terus mengalir, bibirnya gemetar takut, kepalanya terus dia benturkan pada daun pintu seraya menggumam kata meminta pertolongan.
Lisa bahkan tidak perduli dengan dahinya yang mengeluarkan darah, rasa pusing menhampirinya, dia mengeluarkan seluruh tenaganya.
"SIAPA?!" sahut suara diluar.
Lisa terus menhantam pintu itu dengan kepalanya.
"Tolong..." ujar Lisa dengan suara pelan.
"SIAPA DIDALEM?"
"Tolongin gue..."
"Siapapun tolongin gue..."
"Tolong.."
"MINGGIR JANGAN DIDEPAN PINTU!" perintah orang diluar.
Lisa menjauhkan tubuhnya dari pintu, dia mengigit kukunya kencang unuk mengalihkan rasa cemasnya, namun tetap saja itu tidak berhasil. Kukunya sudah berdarah namun rasacemasnya masih ada.
Terdengar suara pintu yang di hantam, seseorang telah berusaha untuk membukakan pintu untuknya. Lisa hanya ingin semua ini berakhir, Lisa ingin keluar. Makin kencang dobrakannya, makin kencang pula suara tangis Lisa.
Pintu terbuka menampilkan figure yang amat dikenalinya.
Lisa mendongak dengan mata ketakuan.
"Ming,.."
Kemudian tersenyum,
"Tepat waktu..." ujarnya lemah.
Sebelum akhirnya tumbang.
Mingyu menggeram kesal, daun pintu menjadi sasaran tinjunya. Melihat senyum lemah Lisa, batas kesabaran Mingyu habis hari ini. Dia tidak akan berbaik hati lagi.
***
Bona duduk dihadapan Jisoo yang sedang tertidur pulas, atau pingsan? dengan badan yang terikat disebuah bangku. Bona terkekeh kecil, merasa bahagia melihat hasil karyanya pada wajah gadis itu. gadis itu mengeluarkan sebuah buku kecil dari saku roknya.
Buku milik Jisoo yang diambilnya tadi.
Sejujurnya Bona penasaran dengan apa yang gadis itu tulis di buku milik Bobby, jadi dia berusaha membukanya sejak tadi.