"Hallo semuanya, selamat pagi"
Sapaan dari seorang gadis yang berdiri didepan kelas itu hanya dihiraukan oleh para murid, kecuali Jisoo yang matanya sudah membelak kaget. Sang gadis menghela nafas, tersenyum kecut sambil menyupah serapahkan seluruh murid di ruangan ini.
"HELLOOOWWW, ada orang disini".
Masih tetap diabaikan.
"WOI ANJIR INI ORANG LAGI NGOMONG BUKAN BUAH-BUAHAN YA SIAL".
Bodoamat.
"Perkenalkan, saya Rose, murid baru di kelas jahanam ini. Salam kenal anak-anak setan" ujar gadis berambut merah menyala itu membuat seluruh orang menatapnya sekilas, kemudian kembali berlalu seakan tidak terjadi apa-apa.
Rose mengumpat dalam hati. Apa-apaan! Sekolah aneh! Masa murid baru memperkenalkan dirinya sendiri tanpa didampingi guru.
"Gue santet satu-satu muntah darah lo semua" gumam Rose sambil menyapu pandangannya ke seluruh ruangan.
Tak lama dia tersenyum lebar ketika matanya bertemu dengan Jisoo yang juga sedang menatapnya. Rose menghampiri gadis itu, Jisoo bersemangat karena teman sekolahnya akan bertambah dan menambah kekuatannya untuk bertahan disekolah ini.
Rose duduk di tempat duduk Lisa, seperti biasa, lisa belum datang ke sekolah.
"Ini udah ada yang nempatin?" tanya Rose membuat Jisoo menggaruk tengkuknya bingung. Melihat tingkah Jisoo, Rose mengangguk "Udah ada yang nempatin berarti" jawabnya.
Sebenarnya secara tidak langsung, tempat itu tidak diisi oleh siapapun. Karena :
1. Lisa tidak pernah sudi masuk kelas
2. Lisa jarang membawa tas kesekolah
Tapi tempat itu memang milik Lisa.
"Gapapa duduk aja, orangnya belum dateng" ujar Jisoo menghentikan pergerakan rose untuk bangkit. Gadis itu mengangguk angguk kecil sambil menggembungkan pipinya.
"Ah- sekolah ini memang ancur banget ga sih? Iya kan? Gue baru sehari disini langsung kepengen di D.O" celetuk Rose menatap segerombolan murid yang sedang menonton film biru di ujung kelas.
Jisoo terkekeh sambil mengangguk-angguk. Karena dia merasakan yang lebih parah, dia pengen mati aja dari pada sekolah disini.
"Memang, lama kelamaan juga terbiasa kok" jawab Jisoo sambil membalas chat dari Lisa yang sedang marah-marah karena helmnya terkena tai burung.
"Pas banget baru ngelangkah masuk ke gerbang ad ague udah nemu segerombolan orang bego yang hobi ngebully, dan guru-guru disini bukannya misahin malah jalan aja. Pendidik yang katanya mendidik malah makan gaji buta" omel Rose sambil memajukan bibirnya kesal.
"Trus dilapangan malah ada yang ngeganja, astaga" lanjut gadis itu mengacak-acak rambut panjangnya.
Jisoo terkekeh "Mereka enggak makan gaji buta. Mereka dibayar memang buat ngelakuin itu." jawab Jisoo membuat Rose menoleh dengan tatapan bingung "Guru disini jadi pendidik kok, tapi memang Cuma anak-anak tertentu, contohnya anak-anak rangking parallel sama anak olimpiade. Ya tujuannya buat naikin sekolah dimata umum, padahal mah aslinya gini, ancur" lanjutnya.
"Sekolah ini cuma nerima anak murid yang beruang dan anak beasiswa yang enggak punya apa-apa. Akhirnya ya gini, yang beruang berkuasa, yang pinter tertindas".
Rose mendesis sambil mengepalkan tangannya kesal "Gue udah yakinin cita-cita gue sekarang" geram Rose.
Jisoo mengernyit bingung "Mentri pendidikan?" jawab Jisoo, walaupun dia masih bingung kenapa tiba-tiba Rose ngebawa cita-cita.