.
.
.
.Hujan mengguyur jalanan sepi di Seoul. Aku berlari memcari tempat berteduh. Halte.
Ternyata bukan hanya aku yang berteduh di halte ini. Ada gadis kecil berusia sekitar 5 tahun tengah duduk di sana.
"Permisi... eonnie boleh duduk di sini?" - tanyaku sambil meletakkan buku tebal ku di dudukan halte ini.
"Nee.."- jawabnya pendek tanpa menoleh kearahku.
Aku duduk di sampingnya, menebarkan pandanganku ke bagian halte ini. Benar hanya anak itu sendirian disini tanpa orangtuanya.
"Kamu sendirian? Orangtua mu mana?"- tanya ku setelah lima menit memperhatikan kiri-kanan.
"Yoona nanti dijemput Ahjussi Jeon"- jawabnya dan tersenyum manis ke arahku.
Dia mudah akrab dengan orang asing. Begitukan?
"Eon.. itu apa di atas kepala eon?"- tanyanya sambil menunjuk jilbab yang aku kenakan.
"Ini namanya jilbab Yoon.."- jawabku lembut.
Namanya Yoona tadi dia mengatakannya sendiri dan ada nama di seragam sekolahnya.
"Kenapa di pakai?"
Aku tersenyum
"Ini untuk menutup rambut eonnie karna ini kewajiban perempuan di dalam agama eonnie.." -jawabku sesederhana mungkin agar anak ini mengerti.
"Agama eonnie apa?"
"Islam.."
"Oohh Yoona sering mendengarnya dari ahjussi Jeon"
"Mendengar apa?"
"Itu agama yang eonnie bilang islam. Ahjussi Jeon sering bilang kalo fans nya juga banyak yang dari agama islam"- tutur anak ini. Matanya mengerjap ketika selesai mengatakannya.
Jadi Ahjussi nya seorang idol. Siapa? Aku tidak pernah mendengar nama itu. Jeon? Jeon jung... ahh tidak mungkin! Artis sangat banyak di korea tentu saja aku tidak tau. Mungkin saja begitu
Bus berhenti di halte yang memang arahnya menuju asrama ku tapi aku membiarkan bus itu pergi.
Anak itu masih belum di jemput itulah kenapa aku masih setia duduk di halte ini.
Raut kesal dan kecewa terpancar dari wajah polos Yoona. Dia memanyunkan bibirnya gemas. Pipinya yang tembam seakan ingin jatuh dari wajahnya
"Kenapa Yoona?"- tanyaku saat melihat matanya yang mulai berkaca-kaca
"Ahjussi.. kemana..? Kenapa Yoona belum dijemput? Padahalkan harusnya Yoona udah pulang ke Rumah"-ucapnya dengan nada bergetar seakan menahan tangis
"Rumah Yoona di mana? Jauh?"
"Molla.. Yoona mau nunggu Ahjussi!"
"Nee Yoona, tunggu sebentar ya ahjussi Yoona sebentar lagi jemput kok, kan ada eonnie jadi Yoona jangan takut "
Yoona menunduk dia pasti takut tidak dijemput.
Sekitar 30 menit kami menunggu kedatangan ahjussi Yoona. Aku Yoona banyak bercerita tentang ahjussi nya itu. Aku jadi tau jika Yoona anak dari saudara laki-laki ahjussi nya siapa tadi? Oh ya..Jeon!
Mobil Hyundai hitam berhenti tepat di depan kami membuat Yoona melompat girang.
"Ahjussi.!!!" - Teriak Yoona sambil berlari memeluk pria yang dia panggil ahjussi
"Ah.. Yoonie miahae ahjussi terlambat menjemput mu.."- ucap pria itu sambil mengelus pucuk kepala Yoona.
Aku hanya tersenyum mendapati pemandangan di depan ku itu.
Pria dengan tubuh yang tinggi, lengan kekar, bola mata yang bulat, tapi di tutupi oleh masker hitam yang menutup dari hidung hingga mulutnya membuat aku penasaran dengan wajahnya.
Siapa pria ini? Aku seperti pernah melihatnya dan mendengar suara khasnya.
"Annyeong! Nuguya?"- tanya pria itu tiba-tiba membuat aku tersadar dari lamunanku.
Pria itu kini berdiri tepat dihadapanku. Membuat aku langsung berdiri dan menjauhkan diri ku yang sepertinya terlalu dekat dengan pria jangkung ini.
"Nee annyeong Reina imnida.."- jawabku samhil membungkuk. Memperlihatkan sikap ku yang sopan.
"Ahjussi berterimakasih lah pada eonnie ini dia yang menemaniku hingga ahjussi datang"- jangan tanya siapa yang bersuara.
"Jinjja? khamsahamnida Reina.. mian sudah merepotkan mu"- ucap pria itu.
"Nee.. tidak masalah, aku tidak merasa direpotkan oleh anak menggemaskan itu"
Pria itu tertawa
"Dia menggemaskan? Bagaimana jika aku?"-tanya nya
Apa ini? Ahjussi ini sedang bertanya soal apa?
Aku mengerutkan kening.
"Kau tau BTS?"- tanya nya lagi
"Nee tentu aku bahkan bagian dari ARMY"- Jawabku spontan. Selalu begitu saat ditanya 'apakah kau tau BTS?'
"Jika kau bagian dari ARMY seharusnya kau tau siapa aku.. kenapa tidak mendadak pingsan atau berteriak histeris?"
Aku memproses apa yang sedang terjadi di otak hasil give away ini.
Jangan bilang dia Jeon Jungkook?!
Mana mungkin!
Aku mengakihkan pandanganku saat Yoona yang tiba-tiba berlari dan masuk ke dalam mobil. Sepertinya dia lelah berdiri. Dan memilih duduk di dalam mobil Hyundai itu. Ahh aku mau ikuuut :(
"Jeon Jungkook? Benar?"- Jawabku ragu
"Ya! Kenapa kau baru menyadarinya?!" Ucapnya tiba-tiba dan langsung membuka maskernya. Menunjukkan wajah bayi nya yang sepertinya akan selalu begitu.
Aku terkejut dengan siapa yang ada di hadapanku kini. Jeon Jungkook?!
Jika aku masih remaja sudah pasti teriakan ku sekarang akan terdengar sangat nyaring ke penjuru Seoul.
"Aku hanya takut salah orang mian..."- jawabku setelah se persekian detik masih bertahan dengan rasa terkejutku.
"Mau ku antar? Aku yakin tidak ada lagi bus yang berhenti ini sudah sore. Anggap saja ucapan terimakasih karna sudah menemani Yoona"- tawarnya
Bodoh jika aku mengatakan tidak. Pertama bus memang sudah tidak ada lagi karna bus yang tadi aku biarkan itu adalah bus terakhir hari ini.
Kedua, kapan lagi aku bisa bertemu dan bahkan satu mobil dengan Jungkook? Idol terkenal ini?
Ketiga, aku juga harus cepat pulang karna ini sudah mulai sore.
Keempat, tidak ada temanku yang bisa menjempuku saat ini.
Dan kelima, aku ingin menghemat uang ku dari pada mengeluarkan uangku. Jika ada yang gratis kenapa tidak?!
"Tapi.. dishpatch? Bagaimana jika ada yang lihat dan salah paham?"- tanya ku menimbang konsekuensinya.
"Tidak terima penolakan dengan alasan apapun!"- tegasnya membuat ku bergeming di tempat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.DUAAARRR AKU COMEBACK GAISSEUUU..
GIMANA PART KALI INI? ADA YANG KAGET GAK? ATAU ADA YANG MAU DI POSISI REINA?
PASTI BANYAK YANG LAGI HALU NIH YA... HMMJANGAN LUPA VOTE AND COMMENT NYA SAYANG... HEHE
LOP YOUUUU ALL
.
.
-AT❣🐯
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can'T
FanfictionKetika semuanya berubah, entah menjadi lebih baik atau bahkan sangat buruk sekalipun tetap saja, itu semua adalah perubahan. Mereka sudah pergi.. Kami semua sudah mengalami fase itu. Fase dimana, semua nya telah berubah. Fase yang sangat aku takutk...