this start to all stories

20 5 1
                                    


-
-
-
-

Sudah seminggu sejak konferensi yang diadakan untuk mengklarifikasi hubungan ku dan Jungkook, dan sekaligus hari terakhir ku berinteraksi langsung dengan para member bangtan.

Semua kejadian itu sangat berkesan di hati ku. Bagaimana pun aku tetap lah ARMY pernah mencintai bangtan, membela mereka, dan menangis bersama mereka serta jutaan ARMY di luar sana. Walaupun kami tau 7 lelaki itu tak akan pernah tau perjuangan kami tapi satu hal yang kami sama-sama yakini.. KAMI BERSAMA BERJUANG.

Aku berjalan-jalan do pinggiran sungai han sambil merasakan udara malam yang lembab bersama taburan bintang.

"Sendirian?"

Aku menoleh ketika seseorang bertanya padahal ku yakin bahwa aku sendirian sejak tadi.

Laki-laki dengan tubuh tinggi dan... aku tidak tau, dari atas hingga ujung kakinya tertutup. Mungkin dia artis? Haha.. tidak ada artis yang keluyuran saat ini. Aku yakin itu.

"Hey! Aku bertanya!" Ucapnya lagi.

"Perlu dijawab? Nggak bisa liat sendiri apa?" Jawabku cuek. Liat aja nih aku sendirian ya pasti sendirian dong!

"Dasar gadis sombong, apa karena sekarang kau terkenal setelah terlibat skandal dgn jungkook huh?"

"Aku tidak merasa seperti itu, tapi bisa jadi jika aku mau"

"Aku bisa membuatmu lebih terkenal"

"Aku tidak butuh!"

"Bahkan jika kau menolaknya.."

Aku menghela napas, mencoba sabar dan tenang menghadapi lelaki ini. Siapa dia?

"Sebenarnya kamu siapa? Apa yang kau mau? Aku tak punya harta, yang banyak adalah masalah hidup ku, jika mau ambil dan pergilah" ucapku tetap tenang, dan tak menoleh sedikitpun pada lelaki itu.

Dia tertawa mendengarnya entah bagian mana yang lucu. Kali ini aku menatapnya sedikit aneh, jujur dia memang jadi terlihat agak aneh.

Aku berbalik dan hendak pergi dari tempat ini, pulang ke rumah tapi sebuah tangan menahan lengan ku.

"Tunggu.. Reina.. mian membuatmu tidak nyaman, aku hanya bercanda." Ucap lelaki yang sama sekali tak ku kenal ini.

"Ya aku maafkan, pergilah. Aku mau pulang" jawabku dan menepis tangannya

Aku tidak marah jujur.. aku bisa memaklum kannya. Dan aku memang sangat ingin pulang.

-
-
-
-
-
Pukul 04.15 KST alarm ku sudah berbunyi.
Aku merasakan pusing di kepalaku dan nyeri di beberapa bagian tubuh ku.
Aku berlajan memeriksa tanggal dan yeah.. ini pertanda aku akan menstruasi. Ini yang aku benci ketika jadi perempuan. Aku memeriksa nya dulu memperkirakan bisa tidaknya aku sholat subuh nanti.
Dan sepertinya masih aman.

07.03 KST
Darah itu keluar saat aku sedang asik mengerjakan tugas kuliahku di depan tv.
Persediaan pembalut ku habis mau tak mau aku harus membelinya.

Aku berjalan ke minimarket yang tak jauh dari rumah ku. Tidak sampai 30 menit aku sudah sampai namun aku bertemu makhluk yang sangat aku benci keberadaannya. Choi Jaewon.

Jaewon melihatku dan berjalan mendekat ke arahku, tak ku pedulikan dan terus berjalan menuju minimarket yang sudah di depan mata.

Namun tiba-tiba tangan Jaewon menghentikan langkahku.

"WAE?!" Tanya ku galak, entahlah aku sangat emosi melihatnya.

"Woo woo santai rein.. kau datang bulan?"

"No."

"Oh ya.. lalu itu apa?" Tanya Jaewon menunjuk celana bagian belakangku.

Aku melotot, aku benar-benar lupa untungnya selama perjalanan tadi orang-orang tidak terlalu ramai. Rasanya maluu sekali.

"Ya! Tidak sopan!!" Bentakku. Bukannya kaget atau apa, Jaewon malah tersenyum lalu membuka jaketnya dan melilitkannya menutupi celana bagian belakangku.

"Kau tunggu lah dulu, aku akan membelikanmu pembalut" ucapnya sambil menuntunku ke tempat yang teduh.

Sekitar 20 menit dia di dalam minimarket, lama sekali dia. Sebenarnya aku ingin menghampirinya tapi kaki ku rasanya tak sanggup berjalan lagi, perutku benar-benar nyeri sekarang.

Setidaknya selama 20 menit menunggu Jaewon membeli pembalut, aku sudah memarahi sekitar 8 orang yang melirik ku. Benar-benar ingin berteriak aku saat ini.

"Nih" Jaewon mengulurkan plastik belanjaan yang agak besar. Tunggu harusnya pembalut tak sebesar ini kan?

Aku memeriksa apa yang ada di dalamnya, mungkin saja makhluk ini memaksukkan boneka santet atau sesuatu yang membahayakan ku. Namun aku malah terkejut dengan apa yang aku temukan.

"Lho? Ini kok ada ginian?" Tanyaku sambil menunjukkan beberapa cemilan.

"Kau pasti akan membutuhkan itu nanti. Oh ya aku juga membeli obat untuk nyeri di perutmu, dan pembalut yang lebih panjang untuk malam" jelas Jaewon sambil tersenyum hangat.

"Ooh.. terimakasih, aku akan menggantinya. Berapa?"

"Kan sudah ku bilang aku akan membelikanmu. Jadi tidak perlu diganti"

"Aku merasa tidak enak, lebih baik aku ganti saja. Aku tidak mau merasa dibantu oleh mu" ucapku cuek

"Hmmm jika begitu bagaimana kau membayarnya dengan yang lain?"

"Apa? Jangan yang ameh-aneh, selama aku sanggup aku akan melakukannya"

"Jadi pacarku"






















Boom!! Aku comeback nih chingu.....
Setelah beberapa bulan. Lama ya asstaghfirullah.. maaf maaf maaf maaf maaf maaf... soalnya setiap aku mau ngelanjutin aku lupa jalan ceritanya and maless banget buat baca ulang.

Iya emang aku pemales😭😓
Mau napas aja udah alhamdulillah
Mageran akutuh emang, pengen jadi batu aja udah😂😂

Love you guys......................
Tunggu aja next mya. Ntr kalo aku udah mulai ga mageran kita buat jadwal update deh. Hehe😁

I Can'TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang