pilule dur II

1.9K 145 57
                                    

tough pill

Part II

"Kau belum tidur, kan?"

Pemuda bernama Park Chanyeol yang semula telah memejamkan mata otomatis membukanya kembali setelah mendengar pertanyaan itu. Waktu menunjukkan pukul 23.20 malam. Suara detak jarum jam dan deru kendaraan dari jalanan sesekali menjadi pengiring suasana di sebuah kamar yang ditempati oleh dua orang laki-laki.

Chanyeol memandang wajah Yifan yang terbaring dengan menghadap ke arah langit-langit kamar. Lampu yang dibiarkan padam tidak membuat Chanyeol kesulitan untuk membaca ekspresi wajah laki-laki yang tujuh tahun lebih dewasa darinya itu. Pantulan cahaya dari luar yang menyusup melalui jendela, berhasil menimpa wajah Yifan yang terlihat kusut.

"Apakah kau pernah merasa takut dengan datangnya hari esok?" Yifan kembali bersuara.

Chanyeol melipat lengannya sendiri dan menggunakannya sebagai bantal. Kedua manik hitamnya tak juga lepas dari sosok yang terbaring sampingnya.

"Iya." Jawab Chanyeol tak kalah pelan.

Yifan mendengus sebelum menolehkan kepalanya untuk menatap Chanyeol.

"Lalu apa yang kau lakukan untuk mengatasinya?--maksudku, rasa takut itu."

Chanyeol memperhatikan setiap lekuk wajah Yifan dengan hati-hati, terutama kedua matanya yang sedari tadi memancarkan kegelisahan.

"Tidak ada." Kata Chanyeol.

Kali ini Yifan tersenyum sebelum mengarahkan wajahnya ke arah langit-langit lagi.

"Memang seharusnya tidak ada yang perlu ditakutkan, kan?" Ucap Yifan yang lebih ditujukan untuk dirinya sendiri itu.

Tanpa memberikan respon, Chanyeol melepas lipatan tangannya sebelum bergerak mendekat pada laki-laki di sampingnya. Pemuda itu tidak sanggup mengeluarkan kata-kata lagi dari mulutnya. Ia hanya bisa melingkarkan lengannya pada tubuh Yifan sambil menggigit pipi bagian dalamnya.

"Kenapa kau menangis?" Yifan bisa merasakan cairan panas menyentuh lehernya ketika Chanyeol menenggelamkan wajahnya di sana. Pemuda itu menggeleng dan semakin melesakkan wajahnya pada perpotongan leher milik Yifan, sesenggukan tanpa suara.

Kedatangan Liu Yifei dan ultimatumnya mengenai hubungan Yifan dengan Chanyeol, membuat laki-laki itu mau tidak mau merasa gelisah. Meski ia berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya, tapi Yifan tahu betul dengan sifat mantan istrinya tersebut. Ia tidak pernah main-main dengan ancaman maupun pendiriannya.

Tuan Liu--Ayah Yifei, merupakan salah satu investor penting di dalam perusahaan Yifan. Setelah perceraian putrinya pun, laki-laki itu tetap bersikap profesional dan tidak mempengaruhi kerjasamanya dengan sang mantan menantu.

Entah kabar apa saja yang beredar di luar sana--atau bagaimana kabar itu diberitakan, Yifan dan Chanyeol tidak tahu menahu karena mereka memang sengaja tidak membuka ponsel hari itu. Keduanya menghabiskan waktu di dalam apartemen Yifan dengan berbicara--mengenai apapun--mengenai mereka berdua.

Para awak media yang seharian ini sudah menunggu di bagian luar gedung apartemen juga tidak mendapatkan hasil. Baik Yifan maupun Chanyeol menolak untuk memberikan keterangan apapun.

Kini ketika waktu terus berjalan dan malam mulai tergelar, mereka berbaring berdampingan di tempat tidur sambil tenggelam dalam pikiran masing-masing mengenai apa yang akan dibawa hari esok--dan bagaimana mereka akan menghadapinya.

.
.
.
.
.

Park Yoora menggigiti kuku-kuku jemari tangannya yang sudah tumpul dengan perasaan gelisah. Ruangan kerja yang sebelumnya menjadi tempat paling nyaman baginya, terasa seperti ruang eksekusi sekarang. Tubuh wanita itu terlonjak ketika pintu ruangannya terbuka dan sesosok laki-laki dengan perawakan tubuh tinggi dan tegap masuk ke dalamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOUGH PILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang