ça doit être amusant pour toi

953 147 43
                                    

it must be fun for you

Rencana Chanyeol untuk meninggalkan rumah dan keluarganya pada saat itu bukanlah hal yang ia lakukan secara spontan. Pemuda itu membutuhkan beberapa waktu lamanya untuk merencanakan semuanya dengan matang. Meskipun ia yakin hasilnya tetap akan kacau, rumit dan menyusahkan, namun tidak ada cara lain baginya untuk lepas dari cengkeraman orang tuanya selain dengan cara itu. Chanyeol juga yakin bahwa konsekuensi dari apa yang ia lakukan itu tidak hanya akan menyakiti keluarganya, tetapi juga dirinya sendiri. Pemuda itu sudah siap dengan apapun yang terjadi setelahnya, ia sudah terbiasa dengan rasa sakit dan tidak ada yang ia takutkan. Ia tidak akan kehilangan apapun darinya. Karena selama ini pun mereka telah merampas segalanya hingga yang tersisa hanya daging bernyawanya ini.

Park Chanyeol tidak lekas meninggalkan Jeju ketika ia keluar dari rumah. Ia masih sempat berada di kampung halamannya itu selama beberapa hari sebelum bertemu dengan Yoora. Pemuda itu memang membenci keluarganya, tapi Yoora adalah pengecualian. Kakak perempuannya itu tidak bisa berbuat apa-apa karena ia memang sama tidak berdayanya dengan Chanyeol.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Yoora ketika mereka bertemu di sebuah kedai restoran kecil di dekat pantai. Chanyeol hanya mengangguk.

Keluarganya itu jarang menyentuh area pesisir, sehingga Chanyeol bisa sedikit merasa lega di sana tanpa harus merasa ketakutan pada keluarganya. Meskipun Chanyeol sudah membuat surat perjanjian dengan orang tuanya agar tidak saling mengganggu lagi, tapi pemuda itu yakin orang tuanya tetap akan melakukan berbagai cara untuk menghancurkan hidupnya.

Yoora mengeluarkan sebuah amplop berwarna cokelat dan menyodorkannya ke hadapan Chanyeol.

"Aku sudah melakukannya sesuai dengan permintaanmu. Tapi ke mana kau akan pergi selanjutnya?"

Chanyeol meraih amplop itu sebelum menjawab pertanyaan kakaknya. Pemuda itu mengeluarkan satu bendel kertas dan sebuah flash disk yang tidak asing lagi baginya. Flash disk itu tentu saja berisi video blackmail yang Chanyeol gunakan untuk mengancam orang tuanya. Tidak ada yang memiliki video itu selain pemuda itu sendiri. Bahkan Yunho yang terang-terangan melihatnya merekam pada waktu itu juga tidak mengeluarkan satu patah kata pun. Mungkin ia terlalu menghayati dalam menyetubuhi Chanyeol atau memang ia sudah tidak peduli lagi. Sementara tumpukan kertas-kertas itu adalah surat pernyataan dari media lokal yang ada di Jeju di mana mereka telah sepakat untuk tidak mengunggah berbagai rumor yang berkembang mengenai Chanyeol. Yoora telah berhasil membujuk-atau menyuap mereka lebih tepatnya untuk tidak menampilkan berita apapun mengenai adiknya, juga menghapus semua unggahan tentang Chanyeol. Saat ini ketika orang-orang mencari tahu keberadaan atau berita Park Chanyeol, si anak kedua dari keluarga Park Group Corporate di internet, mereka akan menemukan halaman kosong. Tidak akan ada informasi apapun di sana.

Barangkali karena salah satu hal itulah yang membuat Chanyeol bertahan di keluarganya selama ini. Ia bisa menggunakan uang dan pengaruhnya untuk mendapatkan apapun yang ia inginkan.

"Terima kasih. Tapi aku belum bisa memberitahumu." Kata Chanyeol.

Pemuda itu bukannya tidak mempercayai kakaknya, namun ia sendiri masih belum tahu bagaimana ia akan menjalani hidup setelah ini.

Yoora mengangguk mengerti.

"Chanyeol... Apa aku perlu mencari tahu keberadaan Kyungsoo juga?" Tanya Yoora dengan hati-hati.

Chanyeol lekas menggeleng. Tidak ada lagi alasan baginya untuk menemui pemuda itu.

Yoora mengangguk lagi sebelum mengeluarkan sebuah amplop yang terlihat tebal.

"Apa ini?" Tanya Chanyeol.

"Ini adalah bekal untuk memulai hidup baru. Selama ini aku belum pernah memberimu apapun." Kata Yoora.

TOUGH PILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang