faux pas

1.1K 176 18
                                    

Wu Yifan, seorang laki-laki berusia 34 tahun, berkebangsaan China dan kini tinggal menetap di Korea Selatan. Laki-laki berperawakan tubuh tinggi dengan rambut yang selalu ia potong pendek dan berwarna hitam itu menghabiskan masa kecil dan masa remajanya di sebuah panti asuhan di Guangzou, China. Ia mulai pindah dan akhirnya menetap di Korea Selatan ketika ia memperoleh beasiswa kuliah di Seoul University.

Ingatan Yifan pada masa kecilnya, atau bahkan bagaimana ia sampai bisa berada di panti asuhan mulai mengabur ketika ia tumbuh dewasa. Entah karena ingatan Yifan yang tidak terlalu bagus atau memang ia ingin melupakan masa itu. Satu hal yang selalu Yifan banggakan dari dirinya adalah kecintaanya pada buku sejak kecil hingga membawanya pada keadaan yang sekarang.

Di usianya yang ke 21 tahun, Yifan berhasil lulus dari tempatnya berkuliah dan bekerja di sebuah perusahaan penerbit. Dengan kepribadiannya yang ulet dan cenderung prefeksionis, Yifan hampir selalu mendapatkan apa yang ia inginkan.

Kehidupan Yifan terasa begitu lengkap ketika di usianya ke 23 tahun, ia memutuskan untuk menikah dengan seorang gadis yang telah menjadi kekasihnya sejak di bangku perkuliahan.

Kemudian setelah lima tahun bekerja di kantor penerbit itu, Yifan mulai tertarik untuk membangun perusahaannya sendiri. Menerbitkan buku, majalah dan tulisan apapun dari tangannya sendiri adalah salah satu impian Yifan. Dan salah satu cara untuk mewujudkan impiannya itu adalah dengan membangun perusahaan sekaligus tempat bekerjanya sekarang.
.
.
.
Suho merutuki dirinya sendiri yang sering berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu. Kalimatnya yang menyinggung tentang kehidupan pribadi Yifan telah menarik perhatian seluruh karyawan di tempat itu. Mereka seharusnya fokus mengerjakan deadline yang semakin mencekik, tapi bergosip dan berbagi cerita adalah salah satu cara mereka untuk sedikit rileks dalam bekerja.

"Kau bilang apa?" Luhan berusaha mengorek lebih jauh mengenai pernyataan Suho sebelumnya.

"Aku tidak mengatakan apapun." Kata Suho berusaha membela diri.

Keempat pasang mata memicing ke arahnya dan membuat Suho ingin menghilang dari tempat itu.

Beruntung bunyi nyaring dari pesawat telepon yang ada di meja Suho membuat fokus mereka kembali pada pekerjaan.

"Bawakan aku kopi." Kata Yifan dari speaker telepon itu.

Suho menghela nafas dan mencari sosok Chanyeol yang sedang sibuk menata berkas file di mesin fotokopi--salah satu pekerjaan utamanya selain membersihkan kantor dan membuat kopi.

"Chanyeol, tolong buatkan Yifan kopi." Kata Suho tanpa meninggalkan mejanya.

Chanyeol mengangguk dan segara melaksanakan perintah itu.
.
.
.
Entah kenapa ruangan Yifan membuat Chanyeol bergidik ngeri setelah kejadian dengan Sehun sebelumnya. Pemuda itu sudah menduga bahwa Yifan adalah sosok yang tegas dan dingin, tapi ia tidak menyangka bahwa Yifan juga akan bersikap begitu menyeramkan.

"Tolong belikan aku rokok juga setelah ini." Kata Yifan ketika Chanyeol masuk ke dalam ruangannya.

"Baik." Jawab pemuda itu singkat.

Dan entah dewa kesialan yang sedang ingin mengerjai Chanyeol atau memang sudah saatnya pemuda itu membuat kesalahan, kopi yang seharusnya mendarat sempurna di meja Yifan itu justru tumpah di atasnya.

Chanyeol membulatkan kedua matanya dan buru-buru meraih tissue untuk menghalangi kekacauan yang ditimbulkan cairan panas berwarna hitam itu.

"Maaf. Maaf sekali, aku tidak sengaja."
Dengan panik, Chanyeol mengelap meja Yifan dan mengangkat beberapa benda di atasnya agar tidak terkena cairan kopi itu. Salah satu bendanya adalah figura foto yang masih Yifan telungkupkan di atas meja. Kini Chanyeol bisa melihat bahwa di dalam figura itu adalah sebuah foto dua orang, Yifan dan kemungkinan besar istrinya, berdiri berangkulan di depan Disney Land.

TOUGH PILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang