insensé

919 138 32
                                    

foolish

Park Chanyeol baru kembali ke apartemennya ketika waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 sore kala itu. Ia sempat melirik pada pintu apartemen di samping sebelum masuk ke dalam miliknya sendiri. Pemuda itu mengira bahwa Yifan sudah kembali ke apartemennya, namun ia menemukan laki-laki itu masih bergelung di atas sofa di depan tv. Chanyeol perlahan mendekati Yifan yang terlihat menutup matanya itu.

Wajah Yifan terlihat pucat dengan hidung yang memerah. Laki-laki itu menggunakan lengannya sebagai tumpuan kepala dengan lutut yang tertekuk di atas sofa kecil itu. Chanyeol sudah berniat untuk membangunkan Yifan, namun pemuda itu mengurungkannya ketika ia justru masuk ke dalam kamar dan mengambil selimutnya. Untuk apa ia melakukannya, Chanyeol tidak ingin mencari jawabannya. Ia hanya berpikir bahwa pada saat itu, apa yang ia lakukan adalah hal yang tepat.

Chanyeol kemudian berjalan menuju dapur dan memeriksa kulkasnya. Tidak ada bahan makanan lain selain telur dan kimchi yang ia simpan di sana. Pemuda itu kemudian memutuskan untuk keluar dari apartemen lagi dan pergi menuju minimarket terdekat.

.

.

.

Suara bel yang berbunyi dari pintu apartemennya berhasil membangunkan Chanyeol yang sebelumnya sudah terlelap. Pemuda itu meraih ponselnya dan melihat waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 dinihari waktu itu. Ada beberapa panggilan tak terjawab dari Kyungsoo di layarnya. Chanyeol segera bangkit dan membuka pintunya. Kyungsoo berdiri dengan tubuh menggigil di baliknya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Chanyeol sambil menarik tubuh Kyungsoo agar masuk ke dalam.

Pemuda yang dua tahun lebih tua darinya itu melepaskan mantel yang ia pakai.

"Badanmu panas sekali." Chanyeol menempelkan punggung tangannya pada dahi Kyungsoo sebelum menuntun pemuda itu agar berbaring di tempat tidurnya.

"Kita sebaiknya pergi ke dokter sekarang." Kata Chanyeol berubah pikiran. Namun Kyungsoo menggeleng dan menahan tangan Chanyeol agar pemuda itu tidak beranjak.

"Tunggu di sini."

Chanyeol bangkit menuju kotak perlengkapan obatnya dan mengambil satu butir paracetamol. Ia tidak lupa membawa satu gelas air sebelum duduk di tepi tempat tidurnya lagi.

"Untuk sementara minum ini dulu. Kalau semakin parah, kita ke dokter besok." Kata Chanyeol sambil menyerahkan obat dan air itu pada Kyungsoo.

"Aku tidak mau pergi ke dokter." Kata Kyungsoo sambil menarik tangan Chanyeol agar ikut berbaring dengannya.

Kyungsoo menyandarkan kepalanya di bahu Chanyeol dan melingkarkan lengannya di atas dada pemuda itu. Chanyeol mengelus puncak kepala Kyungsoo sambil mengawasi wajah pemuda yang kini memejamkan matanya itu.

.

.

.

Tidak sampai satu jam Chanyeol sudah kembali lagi ke apartemennya dengan dua kantung plastik belanjaan di tangannya. Pemuda itu memelankan langkah kakinya sambil mengintip pada ruang tv di mana Yifan masih bergelung di sana. Ia kemudian berjalan menuju dapur dan mengeluarkan isi belanjaannya. Pemuda itu tidak pandai memasak, tapi setidaknya untuk membuat sup saja ia masih bisa. Ia hanya perlu membuka resep dan panduannya di internet sambil melakukannya.

Chanyeol terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa dengan cuaca seperti ini memang cocok sekali untuk makan malam dengan sup ayam. Ia tidak melakukannya karena laki-laki sembrono itu. Lagipula sudah lama sejak terakhir kali ia memasak sesuatu selain ramen atau omelette.

TOUGH PILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang