Part 5B

39.3K 2K 17
                                    

Setelah insiden ngambek-ngambekan ala ABG alay yang dilakoni oleh Dara, Aris hanya bisa membujuk Dara dengan kata maaf berulang kali dan akhirnya Dara luluh karena sikap lembut dari Aris.

“Maaf ya, aku kurang ajar udah melampaui batas yang seharusnya,” ujar Aris sambil menggenggam erat kedua tangan Dara yang ada dihadapannya.

                “Iya, enggak apa-apa. Lain kali jangan diulangi, ya. Aku ‘kan malu,” Dara menundukkan kepala nya untuk menyembunyikan semburat merah di pipi nya.

                “Tapi, kalau izin dulu… Bisa ‘kan aku dapat satu atau dua kiss? Disini dan disini,” Aris menunjuk pipi dan bibir nya. Dara hanya mencibir dengan kesal.

                “Aih, Abang cuma bercanda, Dek manis,” ucap Aris dengan mencubit pipi kanan Dara.

Tiba-tiba Aris mengetuk kepala nya, seakan teringat oleh sesuatu yang terlupakan sebelumnya. Dara hanya mengangkat alisnya tidak mengerti.

                “Ada apa, Mas?” Tanya Dara.

                “Aku lupa satu jam lagi kumpul nih, aku kembali dulu ya,” Aris bangkit dari kursi café dan merapikan seragam PDH nya.

                “Nanti jam delapan malam aku jemput, pakai baju jangan yang terbuka. Jangan pakai make-up yang tebal. See you, love.” Aris mengedipkan sebelah mata nya dengan senyum yang lebar.

---

                Dara sibuk mondar-mandir di depan cermin, bingung dengan penampilannya saat ini yang menurutnya sangat ‘biasa’. Dara hanya memakai longdress tanpa lengan berwarna biru tua, rambut curly nya dibiarkan menjuntai, dan riasan wajah nya hanya berupa polesan bedak, eyeliner, dan lipstick saja. Dara mengambil tas berwarna silver milik nya dan kemudian dia keluar dari kamar hotel.

                Setelah puluhan menit menunggu di lobi hotel, akhirnya orang yang ditunggu Dara muncul dan berlari kecil menuju Dara.

                “Maaf telat, tadi ada urusan sama kakak asuh,” kata Aris dengan nafas yang tidak beraturan.

Aris menelan liurnya menatap Dara yang kini dihadapannya yang sungguh mempesona. Dara juga memandang Aris yang memakai PDPM* coklat khas Akmil dengan tatapan berbinar.

                “Udah siap, ‘kan? Mungkin agak lama disana nanti,” ucap Aris dengan senyum lembut nya.

                “I-Iya. Udah kok,” jawab Dara.

                Aris langsung menggandeng Dara dan berbisik lembut di telinga Dara, “Kamu cantik sekali.”

---

                Setibanya di Akademi Militer, Aris terus-terusan menggandeng lengan Dara dengan erat. Seakan dia takut Dara terlepas darinya. Saat Aris berjalan, Dara hanya bisa menenggelamkan wajahnya di lengan Aris karena dia takut dengan keadaan sekitar yang gelap.

                “Jangan takut gitu, ah.” Goda Aris dengan mengacak-acak rambut Dara. Dara hanya mendengus.

Aris mengajak Dara ke Aula tempat Pestakor berlangsung, sangat ramai dan penuh gelak tawa di dalamnya. Meja-meja bundar dengan taplak meja yang berwarna merah membuat kesan elegan ruangan tersebut. Dara menatap sekelilingnya, seketika nyalinya menciut melihat pasangan yang digandeng oleh masing-masing taruna dan wanita-wanita yang berkumpul di meja-meja yang tersedia. Dia segera mengenyahkan pikirannya dan menggelengkan kepalanya. Dara tersadar dari lamunannya saat Aris menarik tangannya dengan kuat menuju ke suatu meja ditengah-tengah ruangan.

                “Ijin mayor! Perkenalkan ini rekanita** saya, namanya Adara Jovita Hara,” Aris menoleh ke Dara dengan tatapannya yang lembut dan penuh cinta. Wajah Dara merona karena diperkenalkan seolah-olah dia sudah resmi menjadi milik Aris. Dara mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan beberapa taruna senior dan taruna junior Aris beserta pasangannya.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Aris dengan kencang dan berkata,

                “Aih, Macan tiga kita bawa Ayam nih! Kenalkan sama aku lah,” ucap taruna tingkat IV atau sermatutar bernama Rio.

                “Siap mayor, ini Dara. Dara ini senior Mas, namanya Bang Rio, sebelahnya itu teman se-batalyon Mas namanya Dodi dan satu nya lagi kakak asuh Mas, Bang Dhimas.” Jelas Aris panjang lebar. Dara kemudian tersenyum lembut kearah ketiga taruna tersebut. Ketiga taruna tersebut mengobrol panjang lebar dengan Aris, obrolan keempat taruna tersebut banyak kata-kata yang Dara tidak mengerti. Karena bosan hanya duduk diam saja, Dara beranjak dari kursi nya.

                “Mau kemana?” Tanya Aris dengan tatapan tajam.

                “Mau e-eh, ambil minum! Iya, ambil minum,” Dara berjalan cepat menjauhi meja tersebut dan melangkah menuju meja yang penuh dengan minuman segar.

Ketika Dara mengambil gelas dan  menuangkan soda, seorang wanita cantik menghampirinya dan menyenggol lengan Dara dengan sengaja. Alhasil minuman yang dipegang Dara tumpah membasahi dress miliknya.

                “Ups, I’m sorry. Enggak sengaja!”

-----------------------

*PDPM : Pakaian Dinas Pesiar Malam.

**Rekanita : istilah yang digunakan para taruna Akmil untuk pacar/kekasih.

Macan tiga: Ini maksudnya si Aris ikut drumband-nya Akmil namanya Lokananta. Nah dia jadi macan tidar (bisa googling), kebetulan dia itu Macan 3.

Ayam: sebutan lain buat rekanita itu Ayam, artinya Anak Yang Manis. Hwehehehe

Sorry, absurd total. Karena yah memang begitu....

Aku akan sangat berterima kasih kalau ada yang vote&comment. Thankyou all for reading my abal-abal story ini! :) :)

My Life Partner!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang