Part 14

35.9K 1.7K 29
                                    

    DARA POV

                Meninggalkan Program Studi-ku yang baru berjalan beberapa bulan bukanlah masalah besar bagiku. Alasanku meninggalkannya cukup sederhana, karena tidak memungkinkan bagiku untuk mendirikan suatu Apotek. Alasan lain, jika aku bisa mendirikan Apotek, maka siapa yang mengurus ini-itu nya sedangkan aku nanti harus berpindah-pindah tempat karena mengikuti Mas Aris yang masih bertugas.

Saat ini aku mengikuti Mama Rina untuk mengecek segala keperluan yang diperlukan tiga hari lagi untuk Akad Nikah dan Resepsi Pernikahan. Yap, benar. Aku akan segera menikah dengan pria yang baru saja berpangkat Letnan Satu , setelah dia melamarku di depan umum.

----- FLASHBACK ON -----

                Mama Rina mengundangku dan Ayah untuk makan malam bersama dengan keluarga besar nya. Ayah dan aku kini sudah masuk ke dalam sebuah restoran dengan interior Jawa yang cukup ramai pengunjung. Setelah menempati meja yang penuh oleh keluarga besar dari Mas Aris, kami semua sibuk mengobrol tentang kesibukan yang aku jalani saat ini, sampai.... pengunjung di restoran ramai berbisik-bisik. Aku menoleh dan mendapati seseorang berpakaian militer sedang memegang gitar dan melambaikan tangan kearahku melalui layar berukuran besar yang dihubungkan dengan skype.

                "Hari ini, saya ingin melamar seseorang di meja kedua dari depan yang sedang berkumpul dengan seluruh keluarga besar saya. Saya bukanlah seorang pengecut yang tidak berani melamar secara langsung dihadapannya, saya hanya tidak bisa, dikarenakan sibuk mengurus permasalahan negara."  Dia menghela nafas dan berkata, "Adara Jovita Hara, putri dari Bapak Nugroho, this one is for you."

 

Dia memetik gitar nya dan mulai bernyanyi dengan suara nya yang merdu itu,

Sir, I'm a bit nervous
'Bout being here today
Still not real sure what I'm going to say
So bear with me please
If I take up too much of your time,
See in this box is a ring for your oldest
She's my everything and all that I know is
It would be such a relief if I knew that we were on the same side
'Cause very soon I'm hoping that I...

Can marry your daughter
And make her my wife

 

Dia menatapku sekilas dan tersenyum lembut,

I want her to be the only girl that I'll love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
When she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

She's been here every steps
Since the day that we met (I'm scared to death to think of what would happen if she ever left)
So don't you ever worry about me ever treating her bad
I've got most of my vows done so far (so bring on the better or worse)
And 'til death do us part
There's no doubt in my mind
It's time
I'm ready to start
I swear to you with all of my heart...

I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I'll love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

The first time I saw her
I swear I knew that I'd say "I do"
I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I'll love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter....

Dia mengakhiri lagu dengan petikan gitar nya yang terdengar indah itu, tanpa diduga dia merogoh saku celana PDL nya dan membuka kotak beludru, menunjukkan padaku cincin yang sangat cantik dengan kilauan permata nya itu. Dia berjongkok di depan layar dan bertanya,

            "Adara Jovita Hara, sudah lama aku ingin mengutarakan perasaanku yang menggebu ini. Menunggu dan terus menunggu lah yang aku lakukan selama sepuluh tahun lama nya, dari awal aku melihatmu, aku yakin bahwa kamu adalah takdirku. Jadi.... Maukah kamu mewujudkan itu semua? Menjadi salah satu takdir yang dituliskan Allah untukku?Maukah kamu menikah denganku yang tidak sempurna ini?"

           

            Kata-kata nya menghangatkan hatiku, terenyuh dengan ungkapan nya yang tidak kuduga itu. Dengan antusisas, aku mengangguk dan mengusap air mata kebahagiaanku.

Mas Aris berteriak di sebrang sana,

            "Akhirnya! Terimakasih Ya Allah!"

 

----- FLASHBACK OFF -----

            Aku diusir oleh Mama Rina dengan lembut, dia menyuruhku untuk segera pulang dan beristirahat. Aku tahu, pasti Mas Aris akan datang menemui Mama Rina, jadinya Mama Rina ingin aku untuk cepat-cepat pulang. Rindu sekali ingin melihat Mas Aris, sudah beberapa hari ini aku dilarang untuk bertemu dengannya dan hanya sesekali menelepon untuk melepas rindu. Sudah lima hari Mas Aris mengambil cuti untuk mempersiapkan segala keperluan pernikahan, dia juga sudah mengajukan cuti untuk adik letting nya yang akan menjadi Pasukan Pedang Pora.

        Aku yang berumur 23 tahun harus menikah dengan seorang pria tampan berumur 27 tahun, senang sekali dan tidak menyangka bahwa dia lah bagian dari takdirku. Tentang hubungan orang-orang di sekitarku saat ini, mereka sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Mas Edo dan Mbak Lusi kini sudah memiliki seorang buah hati yang cantik bernama Wulan. Bang Adam setelah menjalani pendidikan kembali di sekolah penerbangan, dia ditempatkan di Medan, dan dia sudah bertunangan dengan Tiara. Viona, sudah menikah dengan seorang pengacara bernama Ardy dan saat ini dia sedang menunggu kehadiran buah hati nya. Anna, masih sibuk dengan dunia kedokterannya dan berhasil mendapatkan hati seorang Ryan yang memiliki kepribadian dingin di depan orang asing. Mereka semua berjanji untuk hadir di hari pentingku, dimana aku resmi dijadikan seorang istri oleh Aris Ervanthe Prasaja.  

-------

AUTHOR POV

               

                "Saya terima nikah dan kawinnya Adara Jovita Hara binti Ahmad Nugroho dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai." Dengan lantang dan tegas Aris mengucapkan Ijab Qabul. Setelah mendengar kata 'sah' dari saksi, Aris mengucap syukur dan menoleh kesamping melihat Dara yang kini sudah menjadi istri sah nya.

        Dara mengambil tangan Aris dan mencium punggung tangannya, Aris membalas  mencium dahi Dara dengan lembut. Setelah itu, mereka mengikuti serangkaian prosesi pernikahan adat Jawa. Kemudian, di meja tempat untuk undangan kerabat terdekat sudah dipenuhi oleh awak media yang ingin meliput suasana bahagia Aris, anak seorang penyanyi di tahun 80-90an dan mantan KSAD. Wajar saja jika banyak yang ingin mengetahui kabar bahagia nya. Aris mengambil tempat duduk tepat di sebelah Dara, di samping Dara dan Aris sudah ada orang tua dari masing-masing mempelai.

 "Bagaimana perasaannya hari ini?" tanya salah seorang wartawan.

"Mendebarkan tapi akhirnya lega dan saya juga merasa sangat senang karena wanita disamping saya sudah halal untuk saya." Jawab Aris sambil menatap Dara dengan tatapan mesra yang membuat Dara tersipu malu.

"Rasa nya... Terharu karena harus berpisah dengan keluarga, senang dan lega karena sudah menjadi pendamping dari sosok pria seperti Mas Aris." giliran Dara yang menjawab.

Jawaban dari keduanya membuat para wartawan tersenyum geli. Kemudian, wartawan yang lain mengajukan pertanyaan selanjutnya.

                "Apakah sudah ada rencana berbulan madu?"

Aris berdeham dan menjawab, "Untuk saat ini mungkin belum, karena saya masih harus bertugas di Aceh. Dara secepatnya akan saya bawa kesana,"

                "Kalau begitu, merencanakan untuk memiliki berapa momongan?"

Aris menoleh pada Dara dan tersenyum jahil, mengangkat kedua alis nya.

                "Minimal tiga."

My Life Partner!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang