“The Rich Uncle”
🎞Sudah hampir satu minggu Keluarga besar Na menginap di Vancouver. Dan juga sudah selama itu Chenle ikut menginap disana.
Sebenarnya Chenle hanya ingin berkunjung sebentar lalu menginap di hotel yang sudah dipesannya. Tetapi karena keinginan dadi Jisung yang terus merengek ingin Pamannya satu itu untuk ikut menginap, Chenle akhirnya luluh dan menurut sesuai permintaan keponakannya yang menggemaskan itu.
Dan sudah selama satu minggu ini, Jeno dan Jaemin merasa 'dikesampingkan' oleh putranya.
Kenapa?
Tumben ya..
Jisung yang biasanya terus selalu nempel dengan Appa-nya, kini lebih senang bergelayut manja di lengan Chenle. Sampai-sampai, ia mengekori kemanapun Chenle pergi. Entah itu mandi, makan, sampai meminya ditemani tidur.
“Baby..” panggil Jaemin ketika ia lagi-lagi melndapatkan Jisung sudah duduk manis dipangkuan Chenle. Padahal ia baru saja membuka kedua matanya pagi ini.
“Iyesh, Appaa~” jawabnya tanpa menoleh dari layar televisi yang sedang ditontonya.
“Uncle Chenle nya mau mandi dan sarapan. Jisung juga harus sikat gigi dan cuci muka.” ucap Jaemin sembari mengulurkan kedua tangannya, hendak mengangkat Jisung dari pangkuan Chenle.
Namun dengan cepat Jisung menepis tangan Jaemin seraya berbalik dan memeluk Chenle dengan erat seperti bayi simpanse.
“Heee...” Jaemin mendesah lelah.
Chenle hanya terkikik pelan, “Mandi sama Uncle, mau tidak?” tanyanya seraya mencubit pipi Jisung.
Dengan mata berbinar, Jisung mengangguk cepat. Mengiyakan permintaan Chenle tanpa meladeni tatapan Jaemin yang semakin menajam.
Sementara Chenle dan Jisung sudah sibuk bercanda di dalam kamar mandi, Jaemin memutuskan untuk kembali ke dapur. Membantu Winwin dan Ayahnya yang sedang menyiapkan sarapan dan bekal.
Bekal?
Ya, bekal.
Bekal untuk Jisung dan Yangyang yang hendak diajak oleh Chenle ke taman bermain PNE[¹] di Hasting.
“Morning Deary..” sapa Jeno seraya mengecup bibir Jaemin singkat. Dengan kedua mata yang masih menyipit menahan kantuk, tentu saja dia tidak menyadari kalau ada sosok kakak ipar dan mertua nya juga disana.
Pipi Jaemin merona padam, dilayangkannya cubitan gemas di pinggang Jeno. Sementara Tuan Na dan Winwin sudah tersenyum diam-diam, ikut tersipu.
“Ah! Appa Na..” ucap Jeno malu-malu setelah tersadar kalau ada orang lain yang menyaksikan tingkahnya barusan.
“Jen, bisa tolong aku?” tanya Winwin sembari menata beberapa biskuit ke dalam kotak bekal.
Jeno mengangguk cepat sebagai jawaban, ”Tolong bangunkan Yuta. Ini sudah siang. Mau sampai kapan dia tidur.” lanjut Winwin.
Lagi, Jeno mengangguk seraya bergegas membangunkan Yuta, tentu saja setelah kembali mencuri satu kecupan di bibir Jaemin. Beruntungnya, kali ini tidak ada yang melihatnya.
Beberapa saat kemudian, Keluarga besar Na dan Jeno serta Chenle sudah khidmat menikmati sarapan yang tidak sederhana. Berbagai macam masakan Korea dan Yuja-cha yang masih mengepul asap tipis, terhidang di meja makan. Hingga hampir tidak ada tempat lagi untuk meletakkan samgyetang yang baru saja matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGA
Fanfiction【COMPLETED】 【BAHASA】 【The 2ⁿᵈ book of Memories Saga】 Bagaimana keseharian dari keluarga kecil Lee di Kanada? Heboh? Sedih? Senang? Penuh keributan? Semuanya benar! Ini adalah kelanjutan dari buku The Lost Memories, yang akan menjadi perjalanan Jaem...