The Last Memories

3.2K 362 84
                                        




“우리는 집에 갈거야!”
🎞









Malam bergulir cepat di West End, Vancouver. Rembulan mengintip dibalik awan kelabu tipis yang berarak lambat, melawan hembusan angin yang masih bertiup sepoi. Bintang Arcturus, Spica dan Regulus sudah membentuk segitiga sempurna di langit sana, menandakan datangnya musim semi.


Ya, musim semi akhirnya datang.


Jaemin tersenyum simpul, terdiam seorang diri di beranda belakang rumah, menikmati sejenak kesunyian yang tercipta. Setelah seharian ramai dan sibuk dengan segala macam persiapan, akhirnya kini ia bisa beristirahat lega.


Lalu ia mengerling sekali pada rembulan, lalu kembali masuk ke dalam rumah dengan sebuah kamera polaroid di tangannya.




Click!




Shutter kamera ditekannya cepat, tak lama sebuah foto tercetak perlahan dari dalam kamera.


Tersenyum puas melihat hasil bidiknya itu, Jaemin melanjutkan berjalan-jalan mengelilingi rumah yang sudah ditempatinya hampir lima tahun ini.


Lalu langkahnya terhenti di dekat meja makan, ditatapnya sebuah kursi bayi yang tersimpan rapi di sudut dapur. Tangan terangkat, kamera terbidik, dan sebuah foto kembali tercetak.


Lama Jaemin tenggelam dalam ‘keseruannya’ mengabadikan setiap sudut dan benda di rumahnya, ia sampai tidak tersadar kalau Jeno sudah mengikutinya dari belakang sedari tadi.


“Aigo!”


Ia terpekik tertahan saat membalikkan tubuhnya dan menabrak dada bidang Jeno.


“Sedang apa, hm?” tanya Jeno setengah berbisik.


Jaemin tersenyum simpul, “Ini—” katanya sembari menunjukkan hasil bidikannya pada Jeno.


Dahi Jeno berkerut, intan gelapnya mencermati hasil foto yang tercetak ditangannya, “Kenapa?” tanyanya bingung.


“Ingin saja. Sebagai pengingat— kenangan.” jawab Jaemin singkat.


“Di sini tidak di foto?” tanya Jeno lagi sambil menunjuk pada counter dapur.


Alis Jaemin terangkat, “Untuk apa?”


Jeno menyeringai jahil, lalu di dekapnya Jaemin dengan erat sambil berbisik, “Ingat tidak, saat kau mabuk, kau meminta— ah, memaksa untuk bercinta disini..”


Bugh!


“Aw!”


“Mesum!”


Setelah bertengkar yang tidak perlu, akhinya keduanya kembali melangkah perlahan menuju ruang tamu. Dan berhenti di depan perapian seraya duduk di atas lantai berkarpet.




Click!




Satu foto kembali tercetak.


“Jen, ingat apa saja yang terjadi di sini?” tanya Jaemin sembari mengibas-ibaskan lembaran foto ditangannya.


Jeno mengangguk cepat, “Tentu saja.”


“Tempat kesukaanmu untuk tidur siang saat musim dingin.” ucap Jaemin riang.




Click!




“Jendela, tempat favorit Jisung kalau sedang merajuk.” celetuk Jeno.


MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang