Rolling Boy [ZenPan]

324 24 5
                                    

Song : Rolling Girl
By : Wowaka/Genjitsutouhi-P ft Hatsune Miku
.
.
.
Sekali lagi,Zen memasuki kelas dengan luka memar dan perban.kese-
dihan terpancar dimatanya yang merah.

Erpan hanya bisa melihat luka di wajah dan tangannya,tetapi dia yakin ada lebih banyak dibalik kaus lengan panjang miliknya.

Luka luka itu sudah muncul terlalu lama sekarang,fakta bahwa ada sesuatu yang salah dengan Zen terlihat sangat jelas.

Bahkan bukan hanya luka luka itu,
dia pernah menjadi orang yang cool dan benar benar menenangkan untuk berada didekatnya.

Sama enggannya dengan Erpan untuk mengakuinya,sekarang dia sangat sedih dan seperti merobek hati Erpan diam diam.

Mengapa tidak ada yang melakukan sesuatu? Fakta bahwa semua siswa ini tidak akan keluar dari zona aman mereka untuk membantu orang lain adalah...

Memuakkan.

Dia menduga itu bisa dimengerti dengan cara Zen menjauhi diri dari interaksi sosial dan hanya berbicara dengan orang lain secukupnya untuk membuat dirinya tampak sedikit lebih stabil.

Orang itu selalu menyingkirkan Erpan
ketika dia mencoba menunjukkan kekhawatirannya,merupakan hal yang langka baginya.

Zen duduk di kursi belakang ruangan,
melakukan hal terbaik untuk menghindari pandangan orang lain

Ketika dia melihat ke arah Erpan,dia memalingkan muka dengan pipinya yang sedikit merona,membuatnya kesal.

Ketika dia melirik ke arahnya lagi,
Erpan bisa melihat nya menyisir rambut hitam gelapnya itu dengan jari jari yang terbalut perban tersebut.

Seolah olah untuk membersihkan pikiran nya dari semua pikiran campur aduk dalam kepala itu.

Bel berbunyi untuk kelas terakhir dan lorong dipenuhi dengan siswa sekolah menengah yang bersemangat ingin pulang.

Setelah mengeluarkan barang barang
nya dari loker,Erpan mencari cari Zen
di antara kerumunan siswa.tetapi itu hampir mustahil.

Sial,dia benar benar berharap untuk setidaknya berbicara dengannya,
mungkin dia bisa besok atau sesuatu.

Tapi,Erpan akhirnya melihat dia berjalan pulang di trotoar.dia bergegas disisinya,mereka tinggal agak dekat jadi mereka sesekali berjalan pulang bersama.

"Hai,Pan"kata Zen ketika memperhati
kan lelaki itu.

"Oh,hai"jawabnya.Selalu sulit bagi Erpan untuk mengatasi kekeraskepala
annya dan menunjukkan bahwa dia peduli pada seseorang.

Tetapi Zen benar benar penting baginya,bahkan jika dia terlalu malu secara terbuka mengatakan hal semacam itu kepadanya.

"Lu baik baik aja?"dia mengeraskan suaranya untuk melakukan yang terbaik untuk menunjukkan keamanannya.

"Lu sering begitu...akhir akhir ini dan luka luka itu kayak gak wajar deh"

Tampaknya Zen terperangah dengan pertanyaan Erpan,dan dia hampir menyesal mengatakan sesuatu Apakah ini benar benar urusannya?

Ya,tentu saja begitu.dia meyakinkan dirinya sendiri.Jika dia tidak melakukan apa apa,siapa yang akan melakukannya?

"Bukan apa apa,gue baik baik aja
Gak usah khawatir"Jawab Zen,memaksakan senyum.Senyumnya palsu seperti kata katanya.

Erpan ingin memaksakan pikiran batin nya ke dalam kata kata yang di
ucapkan dengan menekan lebih jauh,
Tetapi dia tahu itu tidak benar.

Zen bisa berbicara ketika dia siap,ber-
sama dengan sedikit dorongan semangat.setidaknya itu lah yang Erpan harapkan.

The BroTALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang