Old Story

55 7 0
                                    

Pagi yang cerah ini Yibo bangun dengan suasana hati yang baik dan menemukan Qingyuan berada di dapur. "Dimana temanmu?" Tanya Yibo duduk di depan counter. "ZhanZhan sedang jogging. Dia akan kembali sebentar lagi" jawab Qingyuan memeriksa sup buatannya.

"Paman, apa setiap hari paman yang memasak?" Tanya Yibo penasaran. "Biasanya ZhanZhan yang memasak tapi karena aku tidak ikut jogging jadi aku pikir akan lebih baik aku memasak untuk kalian" jawab Qingyuan menatap Yibo. "Apa kalian selalu jogging bersama?" Tanya Yibo cemberut. "Iya, tapi hari ini aku di larang oleh ZhanZhan" kata Qingyuan tersenyum. "Paman akan menikahi temanmu itu?" Tanya Yibo serius.

"Kau bilang apa? Kau mau paman menikahi dengan dia?" Goda Qingyuan. "Tidak boleh" kata Yibo serius. "Tidak boleh apa?" Tanya Xiao Zhan yang baru datang. Qingyuan menuangkan segelas air dan memberikannya pada Xiao Zhan. "Terima kasih" kata Xiao Zhan sebelum meminumnya. "Kau tidak boleh menikahi pamanku" kata Yibo begitu Xiao Zhan menaruh gelas di conter. Kalau tidak mungkin gelas itu bisa hancur karena Xiao Zhan kaget.

"Tidak usah dengarkan dia." Kata Qingyuan mencoba sup buatannya. "Kau coba?" Kata Qingyuan menyodorkan sendok berisi air sup pada Xiao Zhan. Yibo shock melihat hal ini. Xiao Zhan tersenyum dan mencobanya kemudian mengangguk. Qingyuan mematikan kompor saat itu juga.

"Wang Yibo pergi bersihkan dirimu. Kau juga ZhanZhan" perintah Qingyuan yang dituruti keduanya. Tak butuh waktu lama meja sudah siap dengan hidangan saat Xiao Zhan keluar. "Kalian bisa makan tanpaku" kata Qingyuan setelah Yibo keluar. "Tapi ..." Kata Yibo terpotong. "Aku sudah makan sebelum kalian" kata Qingyuan bangkit dan menuju kamar.

"Besok aku akan ikut jogging denganmu" kata Yibo santai. "Baiklah" kata Xiao Zhan. "Besok bangunlah lebih pagi" tambah Xiao Zhan. "Baik" jawab Yibo.

@kamar mandi
Qingyuan memuntahkan semua isi perutnya dan terduduk di lantai. Wajah Qingyuan nampak pucat pasi. Qingyuan berdiri dengan susah payah dan memulai acara mandinya yang tertunda karena begitu Qingyuan masuk kamar mandi dirinya muntah.

Shower menyala membiarkan air dingin membasahi seluruh tubuh Qingyuan. Qingyuan memejamkan mata membiarkan air dingin yang terus mengalir. Dunia Qingyuan tidak pernah tenang sejak dua tahun yang lalu. Alasan sebenarnya dirinya ingin pindah agar keluarganya tidak tahu kondisi dirinya yang sebenarnya. Maka dari itu Qingyuan memilih hidup dengan Xiao Zhan yang tahu kondisinya dengan baik.

Qingyuan masih tidak mengerti kenapa nenek moyangnya melakukan hal itu bahkan sampai menyeret nenek moyang Xiao Zhan ikut serta. Seandainya hal itu tidak terjadi mungkin semuanya akan baik baik saja sayangnya itu adalah harapan kosong darinya. Hal yang sudah terjadi tidak bisa berubah waktu telah berjalan dengan cepat.

Qingyuan keluar dari kamar mandi dan memakai kemeja biru dan celana jeans hitam. Wajahnya nampak amat pucat. Qingyuan keluar dikagetkan Yibo yang menunggu di depan pintu. "Paman, aku .."perkataan Yibo terhenti melihat wajah pucat pamannya. "Ayo kita ke rumah sakit" katq Yibo menarik Qingyuan ikut dengannya.

"Apa yang kau lakukan? Aku selalu berwajah pucat saat pagi" kata Qingyuan melepaskan tangan Yibo. "Ada apa?" Tanya Xiao Zhan bingung. "Lihat wajah paman sangat pucat tapi dia menolak ke rumah sakit" protes Yibo. "Setiap pagi wajahnya memang pucat, tidak usah membuat masalah akibat itu." Kata Xiao Zhan kalem.

Sebelum Yibo bisa protes, Xiao Zhan bicara lagi. "Lalu seminggu kedepan, aku harus pergi ke Lake City. Aku ada urusan disana. Jadi jaga rumah dengan baik" tambah Xiao Zhan sambil menepuk kepala Qingyuan. "Aku mengerti. Perlu aku mengantarmu ke bandara?" Tanya Qingyuan tersenyum. "Tidak perlu. Ayah akan mengantarku" jawab Xiao Zhan tersenyum. "Sekarang kau antar keponakan malasmu ke sekolah" kata Xiao Zhan menyeringgai. Yibo ingin protes tapi Qingyuan menyeret Yibo pergi. "Kuharap kau baik baik saja selama aku tidak ada" gumam Xiao Zhan khawatir.

@mobil
"Aku bisa bawa motorku ke sekolah" protes Yibo. "Mulai sekarang aku yang akan mengantarmu ke sekolah" kata Qingyuan santai. "Tapi .." protes Yibo terpotong. "Kau bisa pergi kemanapun dengan motormu tapi saat ke sekolah, aku akan mengantarmu" kata Qingyuan tegas. Yibo cemberut dibuatnya. Dia tidak bisa pergi ke kantor Qingyuan lagi.

Tak butuh waktu lama, mobil berhenti di gerbang sekolah. "Masuklah dan belajar yang rajin" kata Qingyuan tersenyum. Yibo memganggukkan kepalanya.

Sepanjang hari itu Yibo kesal setengah mati karena bosan. Waktu istirahat datang, Yibo yang bosan pergi bermain basket di lapangan terbuka. Lapangan basket lama ini sudah jarang digunakan jadi Yibo selalu bermain disini. "Bolehkah aku bergabung?" Tanya seseorang. "Kau siapa?" Tanya Yibo aneh. "Aku bernama Hui Zhou. Senang bertemu denganmu, Wang Yi Bo" kata pria bernama Hui Zhou itu. "Silakan" kata Yibo. "Maksudku apa aku boleh bergabung denganmu adalah kau mau mendengar cerita menarik dari Soul Village?" Kata Hui Zhou ambigu.

Yibo menghampiri Hui Zhou yang duduk di tangga pinggir lapangan dan duduk disana. "Ada apa disana?" Tanya Yibo. 'mungkin aku bisa tahu sedikit kehidupan paman dari tempat itu' pikir Yibo serius. "Baiklah" kata Hui Zhuo menyeringgai.

"Di Soul Village ada sebuah keluarga bermarga Zhang. Keluarga itu termasuk keluarga bangsawan kuno disana. Mereka juga dihormati disana tapi seseorang menjebak keluarga itu membuat kematian menghampiri mereka. Keluarga Zhang punya seorang putri tersisa tapi putri itu memilih cara salah untuk balas dendam. Walaupun akhirnya kebenaran terungkap tentang keluarga yang membunuh keluarganya tapi putri itu sudah melakukan perjanjian dengan nyawanya. Sampai dia bertemu keluarga Guang di desa itu. Keluarga Guang membantunya membunuh iblis itu tapi pada akhirnya putri itu mendapat kutukan dari iblis karena melanggar janji bahkan keluarga Guang mendapat imbas dari hal itu. Bahkan ada hal rumor aneh beredar bahwa keluarga Zhang punya elixir keabadian, yang benar saja. Bukan elixir yang mereka punya tapi kutukan" kata Hui Zhou tertawa. Yibo nampak kecewa mendengarnya. 'tidak ada hubungannya' pikir Yibo. "Lalu apa keluarga Zhang masih ada sekarang?" Tanya Yibo penasaran.

"Tentu masih ada." Jawab Hui Zhou santai. "Lalu apa kutukan itu mengenai keturunannya?" Tanya yibo lagi. "Kurasa hari kutukan itu akan tiba" kata Hui Zhou tersenyum. Sebelum Yibo sempat bertanya lagi. Suara seseorang mengintrupsi. "Apa yang kau bicarakan dengan orang asing?" Kata Qingyuan dengan nada dingin. "Paman" kata Yibo menatap Qingyuan senang. "Kenalkan dia bernama Hui Zhou. Teman baru yang ku dapat hari ini" kata Yibo semangat. Hui Zhou membungkuk hormat.

Qingyuan mengibaskan tangannya tanda dirinya bisa berdiri tanpa suara. Gerakan terlalu cepat bahkan Yibo tidak menyadari interaksi aneh keduanya. "Yibo, aku pamit dulu. Sampai bertemu lagi" kata Hui Zhou lalu pergi. Yibo menyerngit bingung. "Paman, apa yang paman lakukan disini?" Tanya Yibo penasaran. Qingyuan mengangkat tas berisi kotak makan. "Mengajakmu makan" kata Qingyuan santai. Setelah mencuci tangannya, Yibo makan dengan lahap. Qingyuan hanya makan beberapa suap sebelum berhenti.

"Paman, kenapa berhenti?" Tanya yibo yang melihat Qingyuan berhenti makan. "Aku mau pergi ke toilet" kata Qingyuan berjalan pergi. Yibo menyerngit bingung.

@toilet

Qingyuan memuntahkan isi perutnya. Lalu pergi ke wastafel mencuci mulutnya. "Berhenti menyiksa dirimu sendiri" gumam seseorang. Qingyuan mencueki perkataan orang itu. "Kau bisa mati kalau begini terus" kata orang itu kesal. "Bukan urusanmu" kata Qingyuan dingin. "Ketua!" Teriak orang itu marah. Qingyuan hanya fokus mengeringkan tangannya setelah acara mencuci mulut selesai.

My storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang