Suasana pagi nampak menenangkan. Zhang Qing bangun dan duduk di perantara depan rumah sambil memeluk telur di dekapannya. Bibi Jin menghampirinya. "Dimana anda menemuikan telur baru lagi?" Tanya bibi Jin tidak percaya. "Ini telur yang diberikan oleh ayah tapi aku memeriksanya tidak ada kehidupan apapun. Hanya benda ini menyerap energi spritualku dari tadi dan tidak mau melepaskannya." Kata Zhang Qing jujur. "Apa perlu ..?" Perkataan bibi Jin terpotong.
Zhang Qing menggeleng dan meletakkannya kembali ke kantong spritual. "Dia mulai melepaskankanku." Kata Zhang Qing menyerahkannya pada Bibi Jin. "jaga dirinya baik baik." Kata Zhang Qing. "Tapi .." perkataan bibi Jin dipotong. "Aku yakin dia akan lahir suatu hari nanti. Lalu bibi Jin, aku ingin kalian pindah ke Illusion Land. Aku sudah mengaturnya dan kalian bisa pindah dalam waktu dekat." Jelas Zhang Qing. "Tapi kenapa?" Tanya Bibi Jin tidak mengerti. "Illusion Land, akan lebih aman untuk Qing Yu. Aku tidak ingin dirinya dan dirimu terutama terluka . Walaupun aku berharap Water Land tidak menjadi medan perang tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. " Kata Zhang Qing sedih. "Baiklah, tapi berjanjilah kau akan baik baik saja." Kata Bibi Jin. Zhang Qing tersenyum tipis. "Bangunkan teman dan putramu." Kata Bibi Jin sebelum pergi.
Zhang Qing kembali ke kamarnya dan menemukan Qing Yu sudah bangun dan berusaha membangunkan Jia Yi. "Bersihkan dirimu. Biar ibu yang membangunkannya." Nasehat Zhang Qing. Qing Yu mengangguk sebelum dirinya terdiam. "Iya ibu. Ibu aku lebih suka kalau kau melepaskan pita itu. Itu menutupi mata indahmu." Kata Qing Yu sebelum pergi.
Zhang Qing tersenyum. "Jia Yi, bangun." Kata Zhang Qing menepuk bahu Jia Yi tapi Jia Yi menarik tangan Zhang Qing membuat Zhang Qing jatuh diatas tubuh Jia Yi. "Jangan nakal. Ayo bangun." Nasehat Zhang Qing. "Sebentar lagi." Kata Jia Yi memeluk tubuh Zhang Qing erat.
"Kalau kau tidak bangun, tidak ada makanan untukmu." Kata Zhang Qing pelan. "Aku akan bangun." Kata Jia Yi akhirnya. Bukannya bangun Jia Yi membalikkan posisi mereka membuat Jia Yi menindih Zhang Qing. Jia Yi mencium sekilas bibir Zhang Qing sebelum kabur. "Jia Yi!!! Aku akan membunuhmu!!!" Teriak Zhang Qing marah besar.
Zhang Qing melepaskan pita yang mengikat matanya. Sebelum dirinya mengambil beberapa butir obat dari botol ceramic yang dikeluarkannya. Sebelum obat itu sempat diminumnya, Zhang Qing memuntahkan darah dari mulutnya. Zhang Qing membersihkan mulutnya sebelum meminum obat itu. "Bertahanlah. Sebentar lagi semuanya akan selesai." Gumam Zhang Qing.
Zhang Qing mengganti pakaiannya yang terkena darah kemudian membakarnya menjadi abu. Zhang Qing keluar. "Apa yang kau bakar ibu?" Tanya Qing Yu begitu dirinya keluar. "Bukan apa apa. Ayo makan." Kata Zhang Qing tersenyum manis.
Selama beberapa hari Zhang Qing dan Jia Yi tinggal disana. Qing Yu mulai akrab dengan Jia Yi keduanya sering pergi keluar bermain bersama. "Telur yang kau katakan akan menetas itu. Kalau dirinya menetas, kau akan memberinya nama apa?" Tanya Bibi Jin. Saat ini hanya tinggal mereka berdua. "Zhang Qingyuan. Apa bagus?" Tanya Zhang Qing tersenyum. "Kau akan mengambilnya menjadi putra resmi. Melihat kau menambahkan margamu." Goda Bibi Jin.
"Setidaknya dia tidak akan bisa kabur. Keputusan salah saat aku menyuruh Qing Yu memilih sendiri. Dirinya bilang dia tidak mau dikurung di istana kalau mengambil margaku." Kata Zhang Qing cemberut. "Karena baik kau dan kakakmu pasti akan membuat dirinya menjadi pemimpin nanti dan kalian kabur. Qing Yu masih kecil tapi dirinya cukup cerdas." Sindir Bibi Jin. Zhang Qing tertawa senang. "Mungkin kau benar." Kata Zhang Qing senang.
"Kenapa kau masih memakai pita itu dimatamu?" Tanya Bibi Jin akhirnya. "Aku sedang berlatih dan nampaknya aku sudah terbiasa sekarang." Kata Zhang Qing tersenyum. "Aku jadi merindukan masa kecilmu dan Zhang Yu. Kalian berdua sangat manja, Zhang Yu berubah menjadi lebih bertanggung jawab sejak kau lahir. Aku masih ingat bagaimana manisnya dirinya yang menjagamu saat itu." Kata Bibi Jin mengingat masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My story
FantasyKehidupan sempurna siapa yang tidak menginginkannya? Tapi seakan kutukan itu ada segala sesuatu tentang masa lalunya menghantui diri Wang Qing Yuan. Seperti legenda dari Soul Village tentang tragedi mengerikan yang pernah terjadi. Segala hal rumit a...