Reality

22 2 0
                                    

---Water Land's Palace---

Zhang Qing berjalan mengelilingi istananya sampai pada kolam air spritual.

FLASHBACK

"Aku tidak mau. Kenapa aku harus mandi? Aku tidak kotor." Kata Zhang Qing kecil. "Masih bilang tidak kotor. Lihat seluruh tubuhmu penuh lumpur. Kau mau aku larang bermain dengan Daiyu?!" Ancam Zhang Yu kecil. Zhang Qing kecil cemberut sebelum menangis. "Aku akan mandi. Jangan larang aku bermain dengan Daiyu." Kata Zhang Qing kecil menangis. "Baiklah. Jangan menangis. Kakak yang salah. Kau boleh bermain dengan Daiyu." Bujuk Zhang Yu kecil. "Benarkah?" Tanya Zhang Qing kecil dengan mata berbinar. Zhang Yu kecil mengangguk. Zhang Qing memeluk Zhang Yu kecil senang. Zhang Yu kecil tersenyum manis.

FLASHBACK OFF

Zhang Qing melepaskan pakaiannya dan mandi di kolam spritual itu.

@ruang rapat

Zhang Qing menjadi pendiam beberapa hari ini membuat mereka semua khawatir bahkan Deng Lun masih belum pulang ke istana karena khawatir.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Deng Lun khawatir. "Kita lebih baik membiarkannya. Dia adalah pemimpin disini. Dia akan kembali." Kata Xiao Chen. 'Takutnya dia akan pergi dalam waktu dekat ini.' pikir Daiyu miris. "Kenapa kau murung, Daiyu?" Tanya Mei Xiang bingung. Daiyu menggelengkan kepalanya.

@pinggiran kota

Zhang Qing menatap kejauhan terdiam. Dirinya kehilangan ayahnya disini. Sejak saat itu kakeknya, Zhang Xiao Chen selalu menganggapnya pembawa sial di keluarganya.

"Ayah, aku akan melepaskan jabatanku dan melakukan perjalanan." Gumam Zhang Qing tersenyum. "Kali ini aku tidak akan membiarkan orang lain berkorban demi diriku lagi. Aku berjanji padamu." Tambah Zhang Qing senang.

Zhang Qing menghindari serangan yang datang padanya. "Li Yi." Gumam Zhang Qing geram. "Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Zhang Qing tidak suka. "Tentu membangunkan teman yang kalian segel disini." Kata Li Yi senang. "Kau?!" Kata Zhang Qing geram. Seseorang menghampiri Li Yi. "Xiong Xi." Gumam Zhang Qing mengepalkan tinjunya. "Bukankah menarik? Sudah lama kau tidak bertemu dengannya bukan? Aku memberimu hadiah hari ini." Kata Li Yi sebelum dirinya pergi.

Zhang Qing nampak kesal. "Kulihat kau sudah tumbuh besar, anak kecil tapi kau masih sama dengan anak kecil yang kutahu, ceroboh." Ejek Xiong Xi. Zhang Qing mengeluarkan pedangnya. "Kita akan tahu setelah bertarung." Kata Zhang Qing menyerang Xiong Xi. Pertarungan berlangsung sengit dan mendebarkan. Tidak ada yang mau kalah.

Tiba tiba Zhang Qing jatuh berlutut dan memuntahkan seteguk darah. "Sial." Gerutu Zhang Qing kesal. Tubuhnya belum pulih akibat luka cambuk spritual yang ada. Xiong Xi menyeringgai dan hendak menghabisi Zhang Qi saat bunyi seruling menghentikan gerakan Xiong Xi. Bunyi seruling berhenti dan tendangan mengenai tubuh Xiong Xi membuatnya mundur beberapa meter di belakang.

"Kalau kau tidak bisa bertarung maka menyingkir." Kata suara Jia yi dingin. Zhang Qing shock mendengar suara itu. 'Suara ini' pikir Zhang Qing kaget. Tepat saat itu Deng Lun dan Zhang Yu datang, keduanya bertaruh dengan Xiong Xi. Xiong Xi terpojok karena kewalahan menghadapi kombinasi pertarungan Zhang Yu dan Deng Lun. Sebuah panah api mengenai Xiong Xi tepat di jantungnya kemudian membakarnya.

Zhang Yu menatap Zhang Qing yang memuntahkan darah dari mulutnya lagi. "Kau yang mundur bila hanya menghalangi jalan." Sindir Zhang Qing pada Jia yi sebelum menyimpan panahnya. "Kau kabur kemana saja? Kami mencarimu." Kata Deng Lun memelintir kepala Zhang Qing. "Bukan urusanmu." Kata Zhang Qing menyikut perut Deng Lun akhirnya keduanya bermain kejar kejaran.

"Ada apa sampai Raja datang ke sini?" Tanya Zhang Yu sopan. "Kulihat adikmu tidak berubah sama sekali." Kata Jia yi menatap Zhang Qing dan Deng Lun yang bertengkar. "Zhang Qing selalu seperti ini. Tapi walaupun perkataannya sadis dan menyakitkan. Hatinya pada dasarnya baik." Kata Zhang Yu tersenyum.

My storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang