Semua orang nampak mencari Yibo. Deng Lun tinggal untuk menjaga Yunxi. "Cepatlah sadar." Gumam Deng Lun menatap Yunxi. Alasan Deng Lun tidak mengganti namanya disini agar Yunxi mengingatnya. Yunxi dan Zhang Yu adalah orang yang sama.
Qiuyue sudah mencari sampai lelah tapi tidak bertemu dengan Yibo. "Kau pergi kemana Yibo?" Gumam Qiuyue lelah. "QiuQiu apa yang kau lakukan disini?" Tanya Yibo menatap Qiuyue. Qiuyue menatap Yibo kaget. "Apa yang kau lakukan disini, Yibo? Semua orang mencarimu." Kata Qiuyue khawatir.
"Aku dengar dari Xiao Zhan. Hari ini ulang tahunmu yang sebenarnya jadi aku membeli kue ulang tahun untukmu." Kata Yibo menunjukkan kotak kue. Qiuyue menghela nafas lega. "Ayo kita pulang." Kata Qiuyue menghela nafas. "Kau kenapa?" Tanya Yibo bingung. "Kita harus membawa Yunxi ge ke rumah sakit bila dia tidak bangun juga." Jelas Qiuyue. "Ada apa dengan Prof. Luo?" Tanya Yibo kaget. "Dirinya terluka parah." Kata Qiuyue.
@kamar Qiuyue, Yunxi dan Deng Lun
"Qing er, hentikan!" Gumam Yunxi dalam mimpi. "Jangan lakukan itu!" Gumam Yunxi lagi. Deng Lun menatap Yunxi shock. "Deng Lun hentikan dia! Kalau tidak dirinya akan meninggal." Mohon Yunxi. "TIDAK!" Teriak Yunxi terbangun. Yunxi mendudukkan dirinya.
"Kau baik baik saja?" Tanya Deng Lun menyodorkan segelas air. Yunxi meminumnya sebelum mengembalikan gelasnya. "Kau bermimpi apa?" Tanya Deng Lun. "Aku bermimpi dua orang yang tidak kukenal tapi entah kenapa aku merasa kenal dengan mereka. Salah satunya punya nama yang sama denganmu." Canda Yunxi. Deng Lun tersenyum. "Dua orang itu aku pernah melihatnya tadi pagi. Mereka menyelamatkanku dari Hong Yi." Jelas Yunxi.
Qiuyue masuk dengan wajah lelah. Ketika melihat Yunxi yang telah sadar, Qiuyue langsung menyerbu Yunxi. Qiuyue memeluk Yunxi erat. Bahu Yunxi perlahan basah. "Maafkan aku. Aku salah, jangan tinggalkan aku lagi." Kata Qiuyue menangis sedih. Yunxi menatap Deng Lun bingung. 'anak ini masih terpikir insiden itu.' pikir Deng Lun. Deng Lun menggelengkan kepalanya artinya tidak tahu pada Yunxi.
Yibo nampak kaget melihat adegan itu. "Aku tidak akan kemana mana. Jangan menangis." Bujuk Yunxi. "Kau berbohong. Kau pasti akan meninggalkan aku sendiri lagi." Kata Qiuyue sedih. "Kau sudah besar, jangan seperti anak kecil." Goda Yunxi. Qiuyue melepaskan pelukan dan menatap Yunxi dengan mata merah. Yunxi menghela nafas melihatnya. "Jangan menangis. Bukannya aku masih disini." Kata Yunxi tersenyum. Qiuyue nampak cemberut.
"Kau berhenti berdiri di sana. Masuklah." Kata Deng Lun pada Yibo. Yibo akhirnya masuk. Taklama kemudian Hui Zhou dan Xiao Zhan kembali. "Kalau kau pergi bilang dengan seseorang. Jangan membuat semua orang panik." Marah Hui Zhou. "Kau tidak bertanya." Kata Yibo cuek. "Bagaimana kau bisa bicara kurang ajar dengan seniormu?" Tanya Hui Zhou kesal. Yibo menatap Hui Zhou datar. Qiuyue menatap keluar lalu pergi keluar diikuti oleh Deng Lun.
Qiuyue membuka pesan cahaya dari Daiyu. "Kembalilah sebentar, pangeran." Kata Daiyu. "Aku harus kembali. Bisakah kau mengalihkan mereka?" Tanya Qiuyue. Deng Lun mengangguk. Qiuyue mengubah penampilannya sebelum pergi.
---Dreamland---
@Water Land's Palace
"Ada apa, Daiyu?" Tanya Zhang Qing. "Ini akibat saranmu pangeran. Lihat sekarang tangan Daiyu." Kata Mei Xiang menunjukkan bekas merah di pergelangan tangan Daiyu. "Apa yang terjadi?" Tanya Zhang Qing menghela nafas. "Siapa lagi kalau bukan ulah Ruolan? Dia meminta Daiyu mengambil posisimu. Walaupun harus membunuhmu kalau kau tidak mau memberikannya. Wanita picik. Dia bahkan bilang dia akan jadi mempelai Daiyu." Kata Mei Xiang marah besar. "Mei Xiang, jangan bicara tidak hormat pada pangeran." Tegur Daiyu.
"Aku tidak apa apa. Ini salahku karena menyuruhmu mengunjungi Ruolan." Kata Zhang Qing. "Bukalah matamu pangeran. Wanita picik itu tidak pantas bagimu." Kata Mei Xiang kesal. "Aku sudah sadar Mei Xiang. Tapi sebuah perasaan tidak mudah dihilangkan. Tapi aku akan adil." Kata Zhang Qing. "Aku akan kembali ke tugasku setelah mengunjungi Ruolan. Kuharap hubungan kalian berjalan lancar." Tambah Zhang Qing tersenyum lalu dirinya pergi.
Daiyu dan Mei Xiang terdiam. "Pangeran tahu aku berpacaran denganmu?" Tanya Mei Xiang kaget. "Tidak aneh, pangeran selalu aneh. Dia seakan tahu segalanya sayangnya dia tidak sadar hanya masalah Ruolan. Mungkin karena rasa cintanya yang besar membutakan pikirannya." Kata Daiyu sedih. "Setidaknya dirinya sadar sekarang." Kata Mei Xiang tersenyum. Daiyu ikut tersenyum menatap Mei Xiang. "Terima kasih." Kata Daiyu memeluk Mei Xiang. Mei Xiang membalas pelukan Daiyu.
@penjara
"Lepaskan aku!" Teriak Ruolan begitu melihat Zhang Qing. "Ini salahmu, kalau kau tidak memanipulasi ingatanku maka aku tidak akan melakukan kejahatan itu." Kata Ruolan marah. "Kau masih tidak sadar?" Tanya Zhang Qing dingin.
"Itu salahmu. Jangan melibatkanku dalam urusan kejimu." Sindir Ruolan. "Keji? Keji dirimu atau diriku? Benar aku memanipulasi ingatanmu. Tapi apa kejahatanmu menyakiti Zhang Yu tidak akan dihitung? Jangan berharap!" Kata Zhang Qing datar.
"Itu salahmu kalau tidak aku tidak akan pernah melukai Zhang Yu. Kalau kau tidak melakukannya. Aku bisa hidup normal dan bahkan sudah menikahi Daiyu. Itu salahmu sendiri. Jangan libatkan aku! Kau keji." Teriak Ruolan marah. "aku memang melakukan kesalahan dan aku sudah menerima hukuman untuk itu. Tapi kejahatanmu yang hampir membunuh Lan Ying, kau bahkan belum membayarnya. Aku yang membayar untuk itu." Kata Zhang Qing marah.
"Pada akhirnya Lan Ying masih hidup jadi tidak ada masalah." Kata Ruolan santai. "Kau benar benar kejam. Teruslah hidup disini selamanya." Kata Zhang Qing datar. "Bajingan keluarkan aku dari sini. Kalau tidak aku akan menyuruh Daiyu membunuhmu." Ancam Ruolan.
"Baik baik hidup disini dan jalani hukumanmu. Hukuman penuh untuk kejahatanmu. Kau yang berbuat, kau harus menanggungnya. Ini terakhir aku melihatmu. Melihatmu hanya akan membuatku marah. Aku kasihan pada Lan Ying punya adik yang tidak punya perasaan sepertimu." Kata Zhang Qing marah. "Hukuman? Harusnya kau yang dihukum. Bukan aku." Kata Ruolan tertawa. Zhang Qing berjalan keluar tidak mempedulikan teriakan Ruolan.
Zhang Qing memuntahkan darah lagi begitu keluar. "Semakin tipis waktu yang kupunya disini." Gumam Zhang Qing lalu pergi.
---penginapan---
Zhang Qing kembali dan jatuh terduduk. Sekali lagi dirinya memuntahkan darah. "Apa kau baik baik saja?" Tanya Deng Lun khawatir. "Kapan kau sampai disini?" Tanya Zhang Qing. "Baru saja." Kata Deng Lun. Zhang Qing merubah kembali penampilannya menjadi Qiuyue.
Setelah membersihkan darah yang ada keduanya kembali ke kamar mereka. "Kau kemana saja paman? CEO Deng bilang kau mencari udara segar." Kata Yibo khawatir. Qiuyue menganggukkan kepalanya pelan. Hui Zhou menatap Qiuyue serius. "Kau butuh istirahat?" Kata Hui Zhou tegas. Qiuyue menggelengkan kepalanya. "Lihat warna wajahmu tidak bagus. Istirahatlah." Kata Xiao Zhan khawatir. "CEO Xiao benar. Kau perlu istirahat paman." Kata Yibo khawatir.
"Pulang kalau begitu. Ruangan tidak cukup." Usir Deng Lun. Hui Zhou, Xiao Zhan dan Yibo menatap Deng Lun tidak percaya. Ketiganya ditendang keluar dari kamar milik Deng Lun itu. Deng Lun hendak menyalurkan kekuatan spritualnya tapi dihentikan oleh Qiuyue. Qiuyue memberitahu dengan matanya kalau Yunxi tidak tahu identitas mereka. "Kalian kenapa?" Tanya Yunxi. "Tidak ada apa apa." Kata Qiuyue.
Qiuyue mengatakan pada Yunxi bahwa dirinya akan kembali ke Green City. Yunxi nampak senang mendengarnya.
#malam harinya
Qiuyue menatap langit malam dalam diam tiba tiba tubuhnya dipeluk seseorang. "Wang Yibo, jangan nakal." Nasehat Qiuyue. "Aku tidak nakal." Gerutu Yibo cemberut. "Baiklah." Gumam Qiuyue. "QiuQiu, bisakah kau memberiku kesempatan juga? Aku mencintaimu." Gumam Yibo ragu.
"Yibo, hatiku sudah membeku. Aku tidak ingin melukai siapapun termasuk dirimu juga Xiao Zhan. Lebih baik kau cari orang lain." Kata Qiuyue yakin. Yibo melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh Qiuyue. "Kau tidak akan melukaiku. Jadi beri aku kesempatan." Kata Yibo tersenyum. Qiuyue mengangguk. Yibo tersenyum dan meraih pipi Qiuyue.
Perlahan bibir Yibo menempel pada bibir Qiuyue. Kemudian Yibo mencium Qiuyue lembut. Qiuyue mengalungkan tangannya pada leher Yibo. Yibo memperdalam ciumannya. Qiuyue membalas ciuman Yibo.
Langit menjadi saksi dari keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My story
FantasyKehidupan sempurna siapa yang tidak menginginkannya? Tapi seakan kutukan itu ada segala sesuatu tentang masa lalunya menghantui diri Wang Qing Yuan. Seperti legenda dari Soul Village tentang tragedi mengerikan yang pernah terjadi. Segala hal rumit a...