Identity

38 2 0
                                    

Qiuyue menatap kesal Deng Lun yang bolak balik dari tadi. "Duduk, pak tua. Kau membuatku pusing." Gerutu Qiuyue kesal. Saat ini semuanya pergi bekerja. Yibo dan Xiao Zhan pergi meninjau proyek perusahaan mereka. Hui Zhou mengurus pemindahan studio Qiuyue. Yunxi pergi membeli bahan bahan memasak.

"Aku punya firasat buruk." Kata Deng Lun khawatir. "Tapi bukan berarti kau bisa membuat tidak nyaman orang lain." Kata Qiuyue menatap Deng Lun dingin. Deng Lun akhirnya duduk diam didepan Qiuyue. "Kau bilang orang yang mencelakai Zhang Yu dulu adalah Hong Li bukan?" Tanya Deng Lun. "Bukankah sudah kukatakan padamu sebelum aku mengikutinya ke dunia ini?" Tanya Qiuyue menghela nafas.

"Tapi Qing Er ini tidak masuk akal. Kenapa dia bisa kesini dan bahkan ditipu? Ditambah dirinya salah paham padaku yang bahkan tidak pernah datang ke sini sebelumnya." Kata Deng Lun frustasi. "Ini salahku. Aku membawanya ke sini untuk bermain. Tidak disangka kami bertemu Hong Li. Hong Li punya sesuatu yang bisa membuat ilusi, dalam ilusi itu kau mengkhianatinya." Kata Qiuyue sedih.

Deng Lun terdiam. "Apa benda itu masih ada sampai sekarang?" Tanya Deng Lun waspada. "Aku menghancurkannya saat itu karena marah." Kata Qiuyue. "Kenapa kau tidak berpengaruh?" Tanya Deng Lun aneh. "Dulu Ruolan dan aku pernah terkena ilusi itu. Ruolan menusukku dengan pedang spritualnya dan hampir membunuhku. Apa kau masih ingat?" Tanya Qiuyue. Deng Lun mengangguk.

"Kedua kalinya aku terkena ilusi itu. Ruolan begitu baik padaku. Tentu aku ingat bahkan Ruolan masih ada di Dreamland mungkin akan selamanya disana terkurung. Aku berhasil keluar tapi Kakak berbeda dirinya tidak bisa melihat kenyataan dan ilusi membuatnya kecewa padamu saat dirinya kembali." Kata Qiuyue nampak sedih. "Menyegel ingatannya dan kabur sepenuhnya ke dunia ini." Kata Deng Lun miris.

"Kau masih memikirkan Ruolan?" Tanya Deng Lun. "Aku masih memikirkannya, merindukannya juga membencinya. Seandainya Hong Li tidak menggunakan benda itu mungkin keluargaku akan hancur. Siapa menyangka Ruolan membohongiku tentang perasaan cintanya? Dengan tujuan ingin membunuh Zhang Yu." Kata Qiuyue miris.

"Aku benar benar membencinya. Tapi aku juga kasihan padamu yang jatuh cinta pada Ruolan." Kata Deng Lun miris. "Apa kakak Ruolan benar benar meninggal di tanganmu? Lagipula walaupun aku tidak tahu dimana dia. Aku tahu dia masih hidup." Tanya Deng Lun sinis. "Dia ada disini." Kata Qiuyue santai. "Siapa? Aku kenapa tidak tahu?" Tanya Deng Lun kaget.

"Bukankah kau merasa familiar dengan seseorang disini?" Tanya Qiuyue tersenyum. "Yunxi, lalu .." perkataan Deng Lun terhenti dan melototi Qiuyue. Qiuyue mengangguk. "Dia benar benar Lan ying?" Tanya Deng Lun tidak percaya. Qiuyue mengangguk dan tersenyum.

"Dunia ini terlalu kecil. Dalam Dreamland sangat susah bertemu kenalan. Disini semuanya berkumpul di satu tempat." Kata Deng Lun frustasi. "Apa kau tidak bisa membebaskan kutukan di tubuhmu itu?" Tanya Deng Lun iritasi. "Bisa tapi aku harus keluar dari tubuh ini." Kata Qiuyue tersenyum. Deng Lun menghela nafas. "Benar juga, kau harus pergi dan artinya dia akan meninggal." Kata Deng Lun. "Kau sendiri? Akan terus menemani kakak sampai kapan?" Tanya Qiuyue. "Sampai waktunya tiba." Kata Deng Lun semangat.

Deng Lun dan Qiuyue terdiam kemudian saling menatap dalam sekejap. Keduanya menghilang.

---gudang tua---

Yunxi menatap Hong Li marah. "Anak manis, kita bertemu lagi." Kata Hong Li senang. "Kalau aku menangkapmu, Qiuyue akan datang dan memberikan jabatannya padaku kemudian menjadi budakku." Tambah Hong Li senang. "Dalam mimpimu, Qiuyue tidak akan kalah dari pengecut sepertimu." Kata Yunxi geram.

Hong Li nampak marah dan memukul Yunxi dengan kekuatannya tapi malah mengenai penghalang. Taklama Qiuyue dan Deng Lun muncul disana. "Bajingan." Kata Qiuyue kesal. Deng Lun menatap marah Hong Li. Dalam sekejap tubuh Hong Li terpental ke belakang. Qiuyue membuka ikatan Yunxi cepat. "Kau tidak apa apa?" Tanya Qiuyue cemas. "Aku tidak apa apa. Kenapa kau ada disini? Aku tidak melihat kalian datang." Tanya Yunxi heran. "Tentu karena kau sibuk menatap Hong Li penuh kebencian." Jelas Qiuyue. Yunxi menatap bingung Qiuyue.

My storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang