1. Beauty In The Bubbles

6.3K 426 24
                                    

Helaan nafas keluar lagi dari mulut seorang lelaki tampan dengan dada yang naik turun karena kelelahaan. Kaos putihnya yang sudah basah kuyup menjadi bukti seberapa kerasnya lelaki itu berusaha mencari jalan keluar. Sembari dalam hati menyesali karena tidak menuruti peringatan dari penduduk desa tentang seberapa liarnya hutan yang kini ia pijak.

Gunung Taebaek, gunung yang terletak di Gyeongju, provinsi Gyeongsang Utara, dibatasi oleh kota Ulsan di selatan ini adalah gunung tertinggi di Gyeongju yang berada di perbatasan sebelah barat kota. Dari sekian banyaknya pegunungan entah kenapa kali ini ia memilih gunung Taebaek sebagai tempat untuk berburu. Biasanya dia hanya akan berburu di sekitaran gunung Munbok yang puncaknya berada di Sannae-myeon, perbatasan dengan Cheongdo. Seolah ada sesuatu yang mendorongnya untuk datang ke sini. Namun sekali lagi ia merutuki diri, karena menuruti keinginan hatinya yang tiba-tiba ingin berburu di gunung Taebaek dan membuatnya malah terkena sial dengan tersesat di dalamnya. Bahkan kompas dan ponsel yang ia bawa saja tidak berguna sama sekali.

Brugh!

"Sialan!" umpatan keluar dari belah bibir tipis itu ketika lutut dan tangannya beradu-tergores dengan tanah karena pijakan yang licin.

Dia, Jeon Jungkook, lelaki itu mulai mengistirahatkan diri ketika hangat dari sweater yang digunakannya dan api unggun yang dibuatnya menyelimuti tubuhnya. Tanpa sadar membawanya ke gerbang mimpi.

BHRUUUGGGGG!!!

Jungkook terlonjat kaget ketika suara benda besar meninju tanah dengan keras masuk ke gendang telinganya. Suhu dingin yang menusuk kulit adalah hal pertama yang ia rasakan. Ada sebuah cahaya kilap di ujung timur yang membuat langit tak segelap sebelumnya.

Perang batin mulai terjadi dalam dirinya. Bingung antara memilih diam atau memuaskan rasa penasaran dengan menuju ke sumber cahaya. Namun dalam hati takut tertimpa sial lagi.

Sampai akhirnya tubuhnya kembali berbaring ke tanah. Memilih untuk tetap diam dan melanjutkan tidur. Tetapi nyatanya ia sama sekali tidak bisa kembali tidur karena rasa penasaran yang menggerogoti.

Tidak membutuhkan waktu lama sampai Jungkook merapikan barang-barangnya ke dalam ransel dan menyampirkan tali yang ada pada senapan Geljuk ke pundaknya. Setelahnya bergegas menuju ke sumber cahaya yang perlahan mulai meredup.

Berjarak beberapa ratus meter dari tempat ia istirahat akhirnya Jungkook berhasil sampai di sumber cahaya. Dari tempatnya kini berdiri beberapa meter di depannya sebuah bola transparan mirip gelembung berukuran besar tergeletak menancap ke tanah. Kehadiran sosok dengan tubuhnya yang dilumuri cahaya kekuningan di dalam gelembung itu membuatnya terdiam.

Seolah terhipnotis kaki panjangnya bergerak mendekat. Membuat matanya bisa menangkap jelas sosok berparas cantik yang tengah meringkuk bagai bayi di dalam sana. Tanpa sadar tangannya terulur menyentuh gelembung yang mengungkung sosok cantik. Hanya sentuhan lembut namun mampu melenyapkan gelembung itu.

Jungkook yang memiliki reflek yang bagus langsung tersadar dan segara menangkap sosok mungil tersebut ke atas pangkuannya. Keterdiaman kembali menghampiri ketika ia mengamati setiap lekuk paras cantik yang berjarak begitu dekat dengan wajahnya. Dengan sepasang alis tebal yang tertata rapi, bulu mata tipis namun lentik mempesona, hidung mungil, bibir penuh semerah cherry, serta kedua mata yang tertutup menunjukkan kedamaian yang menyejukkan hati. Dengan seulas kain tipis warna putih yang membalut tubuh mungilnya yang seputih susu, ia bisa melihat bagaimana ramping dan bergairahnya tubuh si mungil. Membuatnya berpikir jika ini adalah keindahan yang perlu di ragukan kenyataannya.

Deg! Ada debaran saat sepasang mata itu terbuka dan menatap polos dengan sepasang mata kuning secerah matahari.

"D-daddy.." sosok mungil itu mengusap wajahnya pada dada bidang Jungkook seperti seekor kucing yang tengah memelas minta dibelai. Membuat Jungkook tidak bisa untuk tidak menggeram gemas dengan jantung berdetak semakin cepat.

Dalam hati merutuki, kesialan apa lagi yang ia terima kali ini? Apakah kesialannya yang kali ini harus seindah ini?


Tertarikkah? Dimohon bantuan kritik dan saran.

Serendipity Bubbles | KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang