Sekarang Jungkook dan Jimin berada di restoran L'Empreinte Bistro Seoul. Restoran yang menghidangkan masakan Prancis dan Eropa ini berada di Mapo-gu, Yeonnam-dong. Sedangkan Yoongi memilih untuk pergi dan akan kembali setelah mereka selesai.
Jungkook menoleh ke arah Jimin yang tampak lahap memakan Linguine Carbonara Pasta. Lelaki berparas cantik itu tampak menikmati makanan asal Italia yang berupa Spaghetti yang dimasak dengan saus telur, keju dan daging. Meskipun agak kesusahan menggunakan sendok dan garpu Jimin bisa dengan lahap memakan pastanya.
Mata Jungkook beralih pada makanannya. Kini Hangger steak with red wine shallots souce miliknya tampak tidak menarik lagi baginya. Biasanya makanan yang terbuat dari daging sapi bagian diafragma atau perut bagian atas yang dipanggang ini selalu menjadi favoritenya. Tapi mungkin kali ini favoritnya adalah memandangi sosok berparas cantik itu makan.
"Jungkook oppa!" atensi Jungkook langsung teralihkan ketika suara seseorang yang ia kenal memanggilnya. Berbeda dari Jimin yang tampak masih fokus pada makanannya, kini Jungkook sudah menoleh ke arah seorang wanita cantik dengan drees selutut warna hijau tua bermotif kotak-kotak berwarna coklat.
Raut muka Jungkook seketika berubah datar dan sedikit menunjukkan rasa malas. Ia menyilangkan tangannya di depan dada, lalu menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi menunjukkan seberapa tidak peduli dan malasnya ia menghadapi wanita ini.
"Oppa, apa yang oppa lakukan disini ..." Nayeon-wanita itu menjeda ucapannya seraya menoleh ke arah Jimin yang masih tidak peduli dengan sekitarnya. "..bersama orang lain?" lanjutnya.
"Kau tidak lihat? Kita sedang makan bersama" jawaban bernada ketus itu sedikit lebih banyak membuat Nayeon tersakiti. Namun ia tetap berusaha untuk menunjukkan senyumannya.
"Baiklah, jika begitu aku akan bergabung" ucap Nayeon ceria. Tangannya bergerak menarik punggung kursi ke belakang. Namun pergerakan tangannya ditahan oleh Jungkook.
"O-oppa.." suara Nayeon bergetar-takut melihat sorot mata Jungkook yang kini menatapnya tajam.
"Kamu tidak mengerti? Aku dan pacarku sedang makan bersama" kali ini ucapan Jungkook penuh penekanan. Tangannya yang memegang pergelangan tangan Nayeon mengerat.
"Pa-pacar? Dia.. Pacarmu?!" rasa sakit yang semula dirasakan Nayeon seolah hilang ketika Jungkook mengatakan jika orang yang bersamanya adalah pacarnya digantikan dengan rasa panas yang membakar hatinya.
Entah mendapat kekuatan dari mana Nayeon melepaskan tangannya dari genggaman Jungkook dan dengan cepat mengambil air putih yang ada di atas meja, lalu menyiramkannya ke wajah Jimin.
Air yang tidak sengaja terhirup oleh Jimin membuatnya tersedak dan terbatuk-batuk.
"YAK!!" teriak Jungkook ke arah wanita itu yang mana menimbulkan orang-orang menoleh ke arahnya. Kakinya dengan cepat menghampiri Jimin-mengecek keadaan lelaki cantik itu sebelum matanya menatap nyalang ke arah Nayeon yang sedikit gentar melihat tatapan Jungkook.
Jengah begitulah yang Jungkook rasakan terhadap Nayeon. Empat bulan berpacaran dengan Nayeon membuat kesabarannya sudah habis karena sikap kekanakan dan posesifnya.
Jungkook berjalan mendekati Nayeon dengan aura gelap disekitar tubuhnya. Sedangkan Nayeon yang merasakan aura mengerikan Jungkook hanya bisa mengambil langkah mundur.
"Apa yang sudah kau lakukan?" tanya Jungkook. Suaranya terdengar penuh ancaman.
Nayeon hanya terdiam-tidak berkutik, tidak cukup berani untuk sekedar mengeluarkan satu katapun.
"Daddy.." langkah Jungkook baru terhenti ketika ia mendengar suara bergetar dari belakang sana. Dengan cepat Jungkook menoleh dan melihat Jimin yang sudah menangis dengan hidungnya yang memerah. Memilih mengabaikan emosinya Jungkook segera menghampiri Jimin dan menarik lelaki cantik itu kedalam pelukannya. Tangannya bergerak mengelus punggung Jimin berusaha menenangkan.
Melihat itu, Nayeon hanya bisa mengambil langkah pergi dari sana dengan wajah menahan emosi serta malu. Karena kini orang-orang mulai menatapnya seraya berbisik-bisik membicarakan.
Tak lama Jungkook melepaskan pelukannya. Kedua tangannya menangkup wajah Jimin. Mengusap air mata yang membasahi wajah cantik itu. Ia sedikit terkekeh melihat bagaimana menggemaskannya Jimin dengan hidungnya yang memerah serta bibir penuhnya yang mengerucut ke depan.
"Imut sekali" gumam Jungkook. Sedangkan Jimin yang tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Jungkook hanya menatap Jungkook bingung.
Mengirimkan pesan pada Yoongi untuk segera menjemputnya, Jungkook mengeluarkan beberapa lembar won dan meletakkannya di atas meja. Setelahnya menarik Jimin pergi untuk menunggu didepan restoran.
Bruukkkk!!
Namun belum satu menit Jungkook dan Jimin berdiri di trotoar depan restoran tiba-tiba sebuah mobil bermerek Mercedes warna hitam melaju cepat ke arah mereka. Bersamaan dengan suara jeritan orang-orang yang melihat kejadian itu, Jungkook dengan sigap langsung menarik Jimin ke pinggir. Membuat mobil itu menabrak tiang pembatas antara trotoar dan halaman restoran.
Kini semua orang sudah berkumpul melihat kejadian yang tak terduga tersebut. Sebagian ada yang menolong beberapa orang yang terserempet mobil. Sedangkan tiga sampai lima orang sibuk menelepon polisi dan ambulan.
Jungkook yang masih pada posisinya- memeluk erat tubuh Jimin dengan tangannya yang menahan kepala Jimin didadanya hanya terdiam dengan matanya yang berusaha melihat ke dalam mobil yang dilapisi dengan kaca gelap.
Tidak jauh dari tempat kejadian sebuah mobil Mercedes lainnya berhenti. Dari mobil itu turun seorang lelaki berwajah pucat yang tampak bingung dan khawatir dengan apa yang terjadi. Begitu matanya menangkap sesosok lelaki bongsor yang mematung seraya mendekap seseorang dengan langkah cepat Yoongi langsung berlari menghampiri.
"Apa yang terjadi?" tanya Yoongi. Matanya menatap ke arah mobil Mercedes yang bagian cupnya sudah rusak karena menabrak tiang pembatas, lalu ke arah Jungkook.
Namun tidak ada jawaban yang dilontarkan Jungkook. Lelaki itu hanya terdiam sampai polisi datang dan meminta pengendara mobil membuka pintu mobilnya.
Yoongi ikut terdiam ketika melihat siapa orang yang keluar dari mobil itu. Seorang lelaki dengan stelan jas single breasted berwarna abu-abu tua. Jung Hoseok- sekretaris dari Kim Mingyu sekaligus sahabatnya dan juga Jungkook- menunjukkan seringaiannya sebelum dibawa oleh polisi menaiki mobil polisi yang berada tidak jauh di belakang mobilnya.
"Wah... Si sialan itu" umpat Yoongi. Raut mukanya penuh dengan ketidak percayaan.
Sedangkan Jungkook hanya terdiam dengan matanya menatap kepergian mobil polisi yang membawa Hoseok pergi. Ada rasa kecewa dalam hatinya ketika sahabat yang sudah ia anggap seperti keluarga sendiri ternyata diam-diam juga menginginkan kematiannya.
HAPPY SUNDAY!! Senang deh bisa bertemu dengan hari libur lagi. Btw, maafkan aku yang sering telat update dan makasih sudah mau membaca dan memberi dukungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity Bubbles | KOOKMIN
FanfictionMenurut Jeon Jungkook dia adalah orang tersial dan Park Jimin adalah salah satu kesialan terindah yang pernah didapatnya.