Seorang lelaki mungil semakin menelusupkan tubuhnya berusaha mencari kehangatan ketika kakinya yang tidak menggunakan sehelai benang pun diterpa angin. Namun karena tubuh bagian bawah yang terus terkena terpaan angin membuatnya tidak bisa kembali tidur. Mata yang semula sulit untuk terbuka pun berubah dengan pesat menjadi segar.
Hal pertama yang ia lihat ketika membuka mata adalah hamparan langit berwarna biru yang dihiasi oleh gumpalan uap berwarna putih.
"Ciak.. Ciak.. Ciak...!! Hahaha..." Jimin berusaha mengikuti kicauan burung yang terdengar dari seluruh penjuru hutan. Setelahnya ia tertawa karena berhasil meniru suara burung.
Jimin menoleh ke samping kanan ketika merasakan pergerakan dan sesuatu yang melingkar dipinggangnya mengerat. Ia mengulas senyum melihat kelaki tampan yang masih tertidur pulas di sampingnya.
Tangan Jimin terulur-mengelus paras tampan milik Jungkook sebelum matanya menangkap seekor burung pipit yang tengah bertengger di salah satu dahan pohon yang berjarak tidak jauh dari tempatnya.
Perlahan Jimin menjauhkan tangan Jungkook dari pinggangnya, lalu berlari menghampiri burung pipit tersebut.
Bruukkk!!
Namun belum sampai ia menghampiri Si burung pipit ia sudah terjatuh karena kakinya menendang sesuatu. Jimin mencebik merasakan sakit pada lututnya yang memerah disertai luka gores karena beradu dengan tanah yang kasar. Namun tidak membutuhkan waktu lama sampai luka itu berangsur menghilang.
Setelahnya matanya tertuju pada benda besar berwarna hitam yang tadi tidak sengaja ia tendang. Ia beranjak untuk menghampiri benda itu. Namun ketika ia mengangkat benda itu tiba-tiba benda itu mengeluarkan isinya yang kini berserakan di atas tanah.
Jimin berjongkok sesudah melempar benda hitam itu ke sembarang arah. Ia menatap bingung benda-benda aneh yang berserakan di tanah sebelum tangannya meraih sebuah benda panjang dengan bagian ujungnya yang sedikit memoncong. Ia menatap benda itu. Dalam hati bertanya-tanya benda apakah itu?
Ciak... Ciak... Ciak... !!
Atensi Jimin teralihkan ketika ia mendengar kicauan burung yang kini sudah terbang ke arah barat. Ia tersenyum sebelum berlari mengejar Si burung pipit.
🐤
Jungkook baru bangun ketika sinar matahari menyorot matanya. Menyilaukan. Matanya mengkedip beberapa kali berusaha menyesuaikan dengan cahaya disekitar sebelum terbelalak karena menyadari sesuatu.
Dengan pergerakan cepat Jungkook bangkit. Matanya mengedar mencari sosok cantik yang ia temui tadi malam. Namun yang ia temukan hanya barang-barangnya yang berserakan dan tas warna hitamnya yang sudah terlempar jauh. Dalam hati bertanya-tanya: lalu dimana Jimin? Apakah pertemuannya dengan sosok cantik itu hanya bagian dari bunga tidur? Tapi, bagaimana terasa begitu nyata?
"Hahahaha..."
Suara tawa itu... Jungkook beranjak dari tempatnya. Tanpa memperdulikan barang-barangnya yang berserakan ia meraih senapan angin yang di sandarkan pada batang pohon yang tergeletak di tanah, lalu bergegas pergi menuju sumber suara.
"JIMIN!" Jungkook berteriak sekeras mungkin agar Jimin bisa mendengar suaranya.
"Hahahaha..."
Namun tidak ada tanggapan yang terdengar selain suara tawa yang sama dan suara air menimpa air. Jungkook berusaha berjalan mengikuti suara tawa yang ternyata membawanya ke sebuah air terjun yang berada cukup dekat ke bagian barat hutan.
Setelahnya keindahan kembali membungkam mulut tipis seorang Jeon Jungkook. Tepat di depan matanya sesosok cantik dengan balutan sweater warna hijau tengah duduk di sebuah batu berukuran sedang di tengah sungai. Kakinya yang tercelup ke dalam sungai bergerak naik turun secara bergantian dengan tangannya yang juga ikut bergerak memainkan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity Bubbles | KOOKMIN
FanfictionMenurut Jeon Jungkook dia adalah orang tersial dan Park Jimin adalah salah satu kesialan terindah yang pernah didapatnya.