Perlahan sepasang mata terbuka menunjukkan iris mata berwarna kuning yang terlihat bercahaya karena tersorot oleh sinar matahari yang menyorot melalui jendela yang memenuhi setengah dinding ruangan besar yang didominasi oleh warna putih dan hitam.
Beberapa kali matanya berkedip-berusaha menyesuaikan cahaya disekitar. Lagi-lagi ia bangun dengan tangan seseorang yang melingkar di pinggangnya. Jimin menoleh namun belum sempat ia melihat seseorang disampingnya bau menyengat langsung masuk ke hidungnya. Segera ia menahan nafas dengan mata memejam. Raut mukanya yang tengah mencegah bau masuk ke indra penciumannya tampak begitu menggemaskan.
Buru-buru, dengan seluruh tenaganya yang tidak seberapa Jimin mendorong tubuh bongsor itu, lalu beranjak dari ranjang. Kepalanya mengedar menatap seluruh penjuru ruangan tempatnya berada. Sampai matanya tertuju pada benda berbentuk bulat memanjang yang tergeletak di atas meja depan sofa yang berada di pojok kanan. Benda itu berwarna abu-abu dengan tulisan San Mi Light. Serta sisa cairan yang keluar dari lubang berbentuk setengah lingkarang di pinggir bagian ujungnya.
Jimin meraih benda itu. Lalu menjulurkan lidahnya-menjilat cairan yang keluar dari lubang benda itu. Seketika rasa pahit menggigit lidahnya. Membuatnya langsung melempar benda itu ke sembarang arah.
Setelahnya Jimin melangkah menuju pintu yang berada di sisi kiri ruangan. Ruangan yang cukup luas dengan didominasi oleh warna putih. Mata Jimin membulat melihat sosok yang ada di hadapannya. Dengan perlahan kaki pendeknya mendekat. Tanganya terlurur untuk menyentuh sosok itu. Namun pergerakannya terhenti ketika sosok itu mengikuti pergerakannya.
"Kamu.. siapa?" tanya Jimin. Seraya memiringkan kepala dengan raut polosnya yang lagi diikuti oleh sosok itu.
Tidak ada jawaban dari sosok di hadapannya. Sosok itu hanya diam menatap Jimin. "Namamu siapa? Namaku Jimin" lagi, tidak ada tanggapan atau sekedar jawaban dari sosok yang ada dihadapannya.
"Kamu tidak punya nama?" meskipun masih tidak ditanggapi oleh sosok yang ada di hadapannya Jimin masih berniat bertanya. "Kenapa kamu diam saja? Kamu sedih?" Jimin menunjukkan raut cemberutnya. Sosok itu juga.
Jimin mengedarkan matanya mencari sesuatu yang bisa ia berikan pada sosok itu. Matanya berbinar ketika melihat benda bulat memanjang dengan ujungnya yang gepeng. Benda itu berwarna kuning dengan gambar hewan yang tidak Jimin tau. Sedangkan pada bagian yang gepeng berwarna putih.
Tangan Jimin meraih benda itu lalu menyodorkannya pada sosok itu. Mata Jimin membulat ketika ternyata sosok itu juga memiliki benda yang ada ditangannya.
Kembali mata Jimin mengedar mencari benda lain. Kini matanya tertuju pada sebuah besi berbentuk bulat yang menempel di atas besi lainnya yang panjang. Benda itu berada di tengah sisi depan sebuah bak berbentuk oval dan terdapat lubang kecil ditengahnya.
Namun ketika Jimin menariknya tiba-tiba air keluar dari bagian besi yang menjorok ke bawah. "Hahaha..!!" Jimin yang awalnya terkejut langsung tertawa dengan tangan bergerak memainkan air.
🐤
Jungkook terbangun dari tidurnya ketika suara air berjatuhan memasuki indera pendengarnya. Suara itu berasal dari kamar mandinya.
Masih dengan mata yang sedikit terbuka tangan kanan Jungkook meraba tempat kosong di sampingnya. Seolah menyadari sesuatu mata Jungkook langsung terbuka lebar. Dengan cepat ia beranjak dari ranjangnya-berlari menuju kamar mandi. Namun tidak ada siapa-siapa disana melainkan air keran dari wastafel yang menyala begitupun dengan keran pada bathub yang sudah penuh oleh air yang mana membuat air berjatuhan kelantai. Segera Jungkook mematikan keran wastafel dan bathub.
Jungkook menghela nafas dengan tangan kiri pada pinggangnya sedangkan yang satunya mengurut pelepisnya yang berdenyut akibat sisa alkohol semalam dan juga karena langsung beranjak dari ranjang begitu bangun.
"Hahaha...!!!" Suara tawa keras seseorang terdengar dari lantai bawah. Membuat Jungkook yang sedikit sempoyongan buru-buru melangkah cepat ke lantai bawah.
Grogh! Grogh! Grogh!
"Hahaha...!!!"
Suara gonggongan anjing dan suara tawa yang saling bersahutan terdengar semakin jelas ketika Jungkook menuruni tangga. Dan di sanalah Jungkook melihat seorang lelaki berperawakan mungil tengah terduduk di lantai dengan seekor anjing kecil berwarna hitam. Untuk beberapa saat Jungkook terdiam melihat pemandangan di hadapannya. Ia meneguk ludahnya melihat tubuh Jimin bermandikan madu membuatnya ingin menjilati madu pada tubuh Jimin sama seperti yang dilakukan anjing berjenis Pomeranian itu.
"Tannie.. Ja-YAK! JEON JUNGKOOK SIALAN!" teriakkan dari seorang lelaki tan yang baru saja datang dari arah dapur menyadarkan Jungkook dari khayalannya.
Seperti orang linglung Jungkook melihat ke arah anjing Pemoranian yang masih asik menjilati madu di wajah Jimin lalu beralih pada lelaki tan. Tentu saja, jika ada peliharaan pasti ada majikannya.
"Kau..Sedang apa kau di sini?" tanya Jungkook dengan nada suaranya yang datar. Kedua tangannya dilipat di depan dada. Menatap lelaki tan dengan tatapan tidak suka.
"Tidak, itu tidak penting! Sekarang jelaskan padaku siapa dia!?" Taehyung-lelaki tan itu menunjuk ke arah Jimin yang tampak tidak peduli dengan sekitarnya karena terlalu asik tertawa merasakan rasa geli akibat jilatan Yeontan-anjing Pemorania.
Jungkook melihat sebentar ke arah Jimin lalu beralih pada Taehyung. "Itu bukan urusanmu"
"Yak! Siapa dia?!" tanya Taehyung ngotot. Ia terlalu penasaran pada sosok cantik itu. Sedangkan Jungkook terdiam untuk beberapa saat. Bukannya tidak mau memberitahu ia hanya bingung harus mengakui Jimin sebagai apa? Jikapun hanya sekedar teman... Yah, mungkin Jimin sekarang adalah temannya.
"Temanku" jawab Jungkook akhirnya.
"Baiklah, jika dia hanya temanmu. Artinya aku boleh mendekatinya" ucapan Taehyung seketika membuat Jungkook terbelalak. Apa ia tidak salah dengar? "A-apa!!?"
Mengabaikan Jungkook yang kini sudah menatapnya tajam Taehyung berjalan menghampiri Jimin. Namun beberapa langkah lagi ia sampai di dekat Jimin kerah baju bagian belakangnya sudah ditarik oleh Jungkook.
"Yak!"
"Jangan coba-coba!" ucap Jungkook penuh penekanan seraya menarik Taehyung ke belakang. Setelahnya langsung berjalan menghampiri Jimin.
"Jimin-ahh.. Ayo, bangun. Kita harus membersihkan tubuhmu" Jungkook berujar seraya menarik tangan Jimin. Sedangkan kini Jimin sudah mencebik-tidak rela berpisah dari Yeontan.
"Biarkan saja dia bermain dengan Tannie" kata Taehyung dengan nada kesal.
Jungkook tidak mendengarkan Taehyung, ia hanya menghela nafas. "Kamu bisa bermain dengannya lagi setelah mandi"
Meskipun masih tidak rela Jimin akhirnya mengangguk mengiyakan. Jimin beranjak dari duduknya dibantu oleh Jungkook dengan matanya yang terus menatap Yeontan yang juga tengah menatapnya.
"Awas jika kau berani buka mulut tentang ini padanya, Kim Taehyung!" ancam Jungkook sebelum menarik Jimin menuju ke lantai dua.
Sedang Jimin yang berada dibelakang Jungkook hanya melambaikan tangannya ke arah Yeontan yang menatapnya seolah tidak ingin ia pergi. "Pay-pay.."Maaf lagi untuk slowupdatenya. Perselingkuhanku dengan tugas selalu menghalangi untuk kencan bersama cerita ini.
Hmmm... Sekian dan terima kasih sudah mau membaca dan memberi dukungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity Bubbles | KOOKMIN
FanfictionMenurut Jeon Jungkook dia adalah orang tersial dan Park Jimin adalah salah satu kesialan terindah yang pernah didapatnya.