Dua pasang mata menatap terpesona ke arah Jimin yang kini sudah siap dengan kemeja tipis warna gading bermotif garis melintang warna hitam. Kerah kemeja yang berbentuk V membuat dadanya yang putih serta mulus tereskpos jelas. Celana jeans warna hitam yang dipakainya juga tampak begitu melekat pas- menunjukkan lekukan pada pinggangnya yang ramping dan dua benjolan besar dibelakang tubuhnya. Rambut pirangnya dibelah dua dari samping yang mana sedikit menambah keseksian lelaki cantik ini.
"Sial" Yoongi yang masih terperangah samar-samar mendengar lelaki bongsor disampingnya mengumpat dengan nada seperti menahan sesuatu.
"Ini ide buruk! Jimin, ayo, ganti baju!" ujar Jungkook seraya menarik Jimin kembali masuk ke dalam kamar. Namun Jimin menahan tubuhnya sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak mau! Aku suka ini!" protes Jimin.
"Jimin!" mendengar Jungkook membentaknya membuat Jimin hanya mencebik seraya berusaha menahan dirinya agar tidak menangis.
"Sudahlah, Jeon. Biarkan saja dia pakai itu" akhirnya setelah lama diam Yoongi mulai bersuara. Merasa tidak tahan dengan ekspresi Jimin.
"Tapi, Hyung-" Jungkook yang akan mengeluarkan protesannya kembali terdiam karena Yoongi memotongnya. "Ini bukan kamu sekali Jungkook."
"Apa maksudmu, Hyung?" tanya Jungkook ketus. Sedikit kesal karena Yoongi membela Jimin.
"Mempermasalahkan penampilan orang lain, itu bukan kamu sekali" beda dari Jungkook nada suara Yoongi terdengar lebih datar dan santai.
"Terserah!" setelahnya Jungkook langsung berlalu pergi dari sana-meninggalkan Yoongi yang hanya memandang kepergiannya dengan malas. Sedangkan Jimin tampak senang dengan penampilannya yang tidak jadi diganti.
Perasaan Jungkook terasa semakin parah ketika ia berjalan masuk ke aula gedung perusahaan. Melihat bagaimana banyaknya pasang mata menatap dengan tatapan lapar pada makhluk cantik yang tampak mempesona dengan penampilan seksinya yang kini tengah berjalan di sampingnya membuat hatinya seolah terasa terbakar.
Jungkook merentangkan tangan kirinya-meraih pinggang Jimin untuk ia rangkul dengan begitu erat. Para karyawan lelaki yang semula menatap dengan pandangan memuja serta lapar memilih untuk mengalihkan pandangannya ke bawah ketika melihat Jungkook yang menatap mereka dengan pandangan mencabik. Rangkulan erat juga menjadi bukti tersirat jika lelaki berparas cantik itu milik Jungkook. Membuat mereka semakin tidak berani untuk berbuat macam-macam.
Sedangkan Yoongi yang berada di belakang Jungkook dan Jimin hanya menatap dengan tatapan bingung. Lagi Yoongi tidak mengerti kenapa sikap Jungkook berubah. Jungkook yang biasanya adalah orang yang sangat cuek atau acuh tak acuh pada orang lain, kecuali pada seseorang. Apakah perasaan lelaki kelinci itu terhadap seseorang yang bisa dikatakan sebagai separuh jiwanya perlahan sudah memudar? Tapi, bagaimana mungkin bisa secepat itu? Namun rangkulan yang terlihat begitu posesif itu seolah menjadi bukti jika perasaan lelaki bongsor itu benar-benar sudah berpindah.
Jungkook menghela nafas berat begitu memasuki ruangannya. Membawa Jimin diantara banyak orang ternyata adalah sesuatu hal yang teramat memberatkan hati dan sangat melelahkan.
Mata Jungkook bergerak menoleh ke arah Jimin yang masih dalam rangkulan eratnya. Sorot mata yang semula menatap tajam berubah melembut begitu matanya menatap mata kucing beriris kuning cerah yang menatapnya dengan tatapan polos.
Masih dengan menatap tepat ke arah mata Jimin, Jungkook menarik pinggang Jimin kedalam pelukannya. Tangan satunya yang menganggur bergerak naik dan berhenti pada tengkuk Jimin.
Perlahan Jungkook mendekatkan wajahnya pada wajah Jimin dengan mata yang perlahan ikut menutup. Hanya butuh beberapa detik hingga bibir tipis itu menempel pada bibir tebal milik Jimin yang kini terlihat bingung dengan apa yang dilakukan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity Bubbles | KOOKMIN
FanfictionMenurut Jeon Jungkook dia adalah orang tersial dan Park Jimin adalah salah satu kesialan terindah yang pernah didapatnya.