Renungan Hati
Diujung jalan itu, aku bertanya pada jam dinding besar yang berdiri kokoh tak termakan usia
Mataku terpejam, dalam hati bergumam menyampaikan sebuah harapan
Semangatku kembali bangkit saat angin berbisik ditelingaku
Seperti mendapat kembali energi yang sudah lama pergi entah kemanaUkiran kusut itu seiring waktu mulai membaik
Bahkan sepertinya lebih baik
Karena hangatnya masih terasa walau tidak terlihat terik
Memberi hari yang tak cerah, namun tidak membawa gelisah disaku manusiaMereka bukan memainkan sandiwara lagi
Karena sedih dan bahagia itu Tuhan yang ciptakan
Pagelaran ditutup, lampu penerang meredup dan gelapkan seisi ruangan
Namun celah sinar mentari yang iringi langkahmu tunjukkan jalan keluarKarena apa? Tuhanmu masih peduli dan menyanyangi
Lalu sia-sia sajalah kamu hidup tanpa rasa syukur dan baru menyadari semua
Tapi itu lebih baik, dari pada tidak sadari sama sekali
Hingga terbawa rata permukaan bumi, dan berakhir dengan penyesalan diriMalang, 27 Agustus 2019
By, yessicaaprilya
Hard Copying !
Happy to read my loyal Readers.
Enjoy 🎉😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Rona Senja Dan Pagi
PoetryHighest Rank : # 2 - coratcoret (30 March 2019) # 7 - intuisi (12 September 2019) # 26 - wwf2019 (16 September 2019) # 220 - wattpadindo (12 September 2019) ⚠PLAGIAT DILARANG MENDEKAT⚠ [DILARANG MENG-COPAST !] Dengarkan teriakan itu! Yang menggema...