Pagi harinya eca bersama vania berjalan bersama dengan kursi roda dan vania yang mendorong. Kalian ingat ini bukan kemauaan eca tapi karna vania yang terus memaksannya yang membuat eca mengalah walaupun ia sempat menolak
"Lu kenapa pake kursi roda? Kaki lu sakit" tanya putri saat vania dan eca memasuki kelas
"Iya dia kemarin abis jatuh dari tangga" jawab vania cepat
"Tangga?" Beo semua kelas eca
"Udeh deh kalian mending balik ketempat jangan pada kepo" ucap vania yang membuat semua kembali ke kursinya
"Vania lebay deh!! eca udah baikan bisa jalan juga jadi engga perlu kursi roda"
"Lebay kata lu ca. Tubuh lu masih drop"
"Eca engga selemah itu van, jadi vania tenang aja" yang membuat vania membuang nafas kasar"Vania" panggil eca yang membuat vania menoleh
"Bantu eca untuk menyelesaikan ini semua"
"Pasti ca gue akan selalu mendukung lu"
"Semoga sebelum eca pergi---"
"Eca" peringat vania
"Itu benar vania"
"Sekarang gue tanya, apa yang membuat lu ingin pergi dari dunia ini? Apa lu engga pernah pikir gimana rasanya orang yang kita sayang pergi untuk selamannya?apa pernah lu fikir perasaan bunda saat tau anaknya pergi darinya?apa lu engga fikir perasaan sahabat lu? Apa pernah lu berfikir itu semua" ucap vania dengan nada emosi yang membuat eca menunduk dan airmata yang membasahi pipinya
Selama pelajaran berlangsung vania dan eca saling membisu. jam istirahat berbunyi
"Jajan ca" ucap vania yang membuat eca mengangkat kepalannya
"Vania engga marah lagi sama eca?"
"Engga, ayo" yang langsung membuat eca berdiri tanpa menggunakan kursi roda
"Nyabu ya ca?" tanya vania yang dijawab anggukan (Nyabu=Nyarap bubur)
Mereka pun mengisi perutnya dengan sedikit candaan
"Ca coba nengok deh" suruh vania yang membuat eca bingung
"Ngapain?"
"Nengok aja"
Dan betapa kagetnya eca melihat wajah rayan yang tengah tersenyum. Saat ingin mengomeli sahabatnya itu vania sudah lebih dulu pergi dari tempatnya
"Sya kamu lagi sakit?" tanya rayan
Hening.
"Soalnya wajah kamu makin tirus" lanjutnya
"Sebentar ca" ucap rayan sambil mencengkal pergelangan tangan eca
"Temui gue diatap, datang engga datang gue akan tetap menunggu sampai lu datang" ucap rayan mulai melepas cekalan tersebut dan berjalan menjauh dari kantin
*Dikelas*
"Vania kebiasaan deh." yang hanya dibalas dengan cengiran
"Selesai pelajarn ipa pelajaran apa ya van?" tanya eca
"Ips. Paling tuh guru engga masuk lagi"
2 jam belajar ipa sangat melelahkan bagi anak ips
"Bisa gila gue kalo tiap ipa ngerumus mulu" celetuk sang ketua kelas
Tring
Rayan : Jngnlpa
Itulah pesan yang ia baca
Eca menyimpan kembali handphone disaku roknya dan mulai ngerumpi bersama teman sekelasnya walaupun eca yang kebayakan diamnya
BEL PULANG BERBUNYI
"Eca duluan ya" dan mulai berlari keluar kelas
"Woy eca tadi lu berangkat sama gue" teriak vania tapi eca tak mendengar
Setelah berlari dari kelas eca mulai berjalan santai menuju tempat yang ia tuju
Sesampainya disana dimelihat seseorang dengan disebelahnya putung rokok yang sudah melebihi batas wajar
"Gue fikir engga bakal dateng" ucap orang itu yang menyadari kehadiran eca
"Duduk sya" ecapun mulai berjalan mendekati orang itu dan duduk sedikit menjauh darinya
Keduannya saling diam dengan pikirannya masing masing
Eca melihat gerakgerik rayan dengan ekor matanya, ia melihat rayan sedang menyalakan rokonya yang membuat eca membuang rokok itu
"Kenapa dibuang?" tanya rayan tapi tak dijawab oleh eca
Rayan bangkit dari duduknya
"Tolong tuhan kembalikan ersyaku yang dulu" ucap rayan
"Aku rindu sya ku yang dulu"
Eca bangkit dan berjalan mendekati rayan
"To The Point, kenapa nyuruh gue kesini" ucap eca dengan muka menatap samping
"Gue rindu lu sya tapi lu engga pernah sekalipun menatap gue" rayan memegang dagu eca dan mengarahkan muka eca untuk menatapnya
"Tatap gue sya" tapi eca malah menatap ujung sepatunya akhirnya rayan menangkup kedua pipi eca yang mampu membuat eca mengangkat kepalanya
"Lepas" dengan satu hentakan eca mampu membuat tangan rayan menjauh dari pipinya
"Lu menyuruh gue kesini untuk menjawab semuanyakan. Jadi apa jawabannya?"
"Gue engga jawab dua duanya" jawab rayan
"Baik kalo lu engga jawab biar gue yang mutusin ini semua, gue mau hubungan ini ber---" belum selesai eca berucap rayan langsung memeluknya sangat erat bahkan eca dapat merasakan baju belakangnya basah
"Hubungan ini tidak akan berakhir" ucap rayan yang sudah melepaskan pelukannya
"Gue memberi lu waktu selama 2 minggu tapi apa yang gue liat, gue semakin melihat sifat asli lu sifat brengsek lu. Gue engga butuh perjuangan yang lu lakuin selama ini gue hanya butuh penjelasan tapi apa selama duaminnggu lu tidak menjelaskan apapun sama gue. Eca hanya butuh penjelasan dari rayan.
Saat ayah pergi hanya ada satu nama yang eca harapkan datang yaitu kamu yan kamu, disaat aku sedih aku berharap kamu yang akan menghibur aku tapi itu hanya mimpi. Dan begonya nama kamu selalu nempel diotak aku, aku ingin menghapus itu semua tapi apa otak dan fikiran ini hanya mengarah sama kamu!! Tolong yan lepaskan ini semua cukup dengan semua ini" tutur eca dengan airmata berlinang yang membuat rayan memeluk gadisnya itu
"Maaf" ucap rayan
"Maaf untuk semua kesedihan ini" lanjutnya
"Gue sayang dan cinta sama kamu sya, aku engga akan melepaskan kamu dan hubungan ini"
"Percuma!" jawab eca yang membuat rayan bingung
"Kenapa percuma?"
"KARNA GUE AKAN MATI" bentak eca dengan air mata yang terus mengalir. Jawaban eca membuat rayan kaget
"Jangan pernah datang dihadapan eca lagi" setelah berucap seperti itu eca melangkah keluar
#####
Gimana part kli ini??
091019
KAMU SEDANG MEMBACA
VATTENE [End]
De TodoInstagram : @mrsyzhra.adinda PERINGATAN KERAS UNTUK TIDAK MENJIPLAK CERITA INI❗❗❗ > Cerita yang saya publis #RENATA (End) #Vattene (End) #Kenzo&Naya #BAD GIRLS (break) #MEIN LEBEN (New) Qiersya Qiana Qalesya yang biasa dipanggil ECA ia memiliki seor...