Prolog

334 14 0
                                    

selamat membaca
semoga suka dengan ceritanya

*****

sudah seminggu semenjak kematian ayahnya, Dira mengurung dirinya di kamar. Tidak jarang ia pun tidak makan

ceklek

"Dira.. makan yuk, kamu belum makan kan"

"nanti aja Cakra, aku ga laper"

"ayo Dir, yang lain nunggu kamu makan loh"

"yaudah"

Cakra dan Dirapun turun menuju ruang makan

"malam" sapa Cakra dan Dira

"oh jadi kita ga makan-makan karena nungguin tuan putri manja ini" celetuk Rita adik Cakra

"diam kamu Ta"

saudara Cakra yang lainpun tidak ada yang membalas ucapan salam Dira, mereka menganggap seolah Dira tidak ada diantara mereka. Karena mereka tidak mau Rita bertambah menyindir Dira

"aku uda selesai. Terima kasih untuk makan malamnya. Permisi"

Dira langsung masuk kekamarnya dan mengunci pintu. Dira duduk di balkon kamarnya dengan memeluk foto keluarganya

"mama.. papa.. Dira rindu"

"tidak ada yang menginginkan Dira disini"

"aku ingin ikut kalian" Dira meneteskan air matanya

"kenapa kalian ninggalin Dira sendiri. Dira takut"

tiba-tiba ada sepasang lengan kekar yang memeluknya dari belakang

"aku akan selalu disini, disamping kamu. Kamu jangan takut ya" orang itu mengecup puncak kepala Dira

"temani Dira ya, cuma Cakra yang Dira punya sekarang. Yang lain tidak menginginkan Dira"

"pasti Dira"

"makasih Cakra"

*****

tbc

Give Up (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang