Sedangkan, disaat Cakra sedang memenuhi keinginan sang adik, Dira dirumah sedang merekam video beberapa dirinya, setelahnya ia menulis beberapa surat untuk beberapa orang tercintanya
Setelah selesai dengan urusannya, Dira menuju kamar mandi, dengan membawa pisau dapur ditangannya, dan menenggelamkan diri dalam bathtub yang sudah terisi air dengan menggunakan gaun putih pemberian
"papa.. mama.. Maafkan Dira, kalau Dira memilih cara ini untuk menghindari masalah, Dira lelah pa, ma. Dira ingin ikut kalian"
Dira mulai menyayat urat nadinya, merasa belum cukup dalam, ia kembali menyayatnya, setelahnya ia membiarkan pisaunya jatuh kedalam bathtub yang sudah mulai berubah berwarna merah, karena darah dari tangan yang ia sayat
"Cakra, semoga Cakra bahagia tanpa Dira, semoga Cakra sehat terus"
"maafin Dira, yang gapernah ngerti Cakra, maafin Dira atas semua kesalahan Dira"
"Dira akan pergi dari hidup Cakra, biar Cakra ga repot karena Dira"
"terima kasih Cakra atas semua kebaikan Cakra"
"Dira akan selalu sayang Cakra, sampai Dira meninggal"
Dira mulai kehilangan kesadarannya, Dira merasa sangat tenang ditengah-tengah antara sadar dan tidak sadarnya, Dira merasa semua bebannya diangkat. Dira memejamkan matanya dengan senyum yang mengembang dibibirnya
satu jam kemudian..
Cakra sampai dirumah Dira pukul 1 siang, tetapi hanya sepi yang ia lihat
"bi, bibi, Dira, Dira, bibi" teriak Cakra
Bibi datang tergopoh-gopoh "yaampun den, uda lama sekali aden ga kesini, non Dira selalu nanyain aden, non sedih sekali"
"maafin Cakra bi, Dira dimana bi? Cakra mau minta maaf sama Dira"
"non Dira belum keluar kamarnya dari tadi pagi den"
"yauda kalo gitu saya kekamar Dira dulu bi"
"baik den"
Cakra langsung berlari menuju kamar Dira, sesampainya didepan pintu, ia langsung mengetuk-ngetuk pintu kamar Dira
"sayang, buka pintunya"
"Dira, maafin aku"
"aku mohon, aku mau ngomong"
Hampir 10 menit tidak mendapat jawaban, Cakra mendobrak pintu Dira
"sayang" teriak Cakra yang hanya disambut kesunyian dikamar Dira, Cakra langsung menuju kamar mandi Dira
"sayang, kamu didalam?"
TOK..TOK..TOK..
"sayang?" perasaan gelisah menghampiri diri Cakra, tanpa menunggu lama, Cakra langsung mendobrak pintu kamar mandi
Cakra langsung melemas melihat Dira yang sudah tidak sadarkan diri, muka Dira sudah sepucat kapas dan bathtub sudah berwarna merah pekat
Cakra langsung terjatuh duduk didepan pintu kamar mandi
"sayang, bangun sayang" Cakra menitihkan air matanya
Cakra menghampiri Dira dengan kedua lututnya
"sayang, kenapa kamu diem aja hm? kamu masih marah sama aku ya? hiks.. hiks.."
Cakra mengangkat Dira dari dalam bathtub, lalu menaruh Dira didalam pangkuannya dan langsung memeluk Dira
"sayang badan kamu dingin banget, kamu kelamaan mandi ya sayang" linglung Cakra
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up (COMPLETE)
Short StoryArdira Puri Adinda seorang anak SMA kelas 12 yang sangat manja dan semua keinginannya harus dipenuhi, harus hidup mandiri, karena sudah 2 bulan, ayahnya meninggal karena penyakit. Ardira hanya hidup dengan keluarga Gilang Cakra Putra, temannya sejak...