Dira dan Diba sedang belajar bersama dengan guru home schooling mereka, setelah selesai, merekapun mengobrol bersama
"Dir, kemall yuk. Bosen nih"
"males ah Diba, diluar panas"
"ayo lah Dira" rengek Diba
"iya ayo kita kemall" pasrah Dira
"yeyyy. Makasih muah" Diba mencium pipi Dira
Mereka menuju salah satu mall yang dekat dengan rumah mereka, sampai disana mereka bermain dan menaiki beberapa wahana bermain
"Diba, ambilin bonekanya buat Dira dong"
"Dira mau yang mana?"
"yang mana aja, asal diambilin" Dira menampilkan senyum lima jarinya
"oke, serahkan sama Diba" Diba menepuk dadanya
Diba bermain capit boneka, setelah tiga kali percobaan, mereka mendapatkan bonekanya
"yeyy.. makasih Diba" Dira memeluk dan mencium sayang Diba
"sama-sama Dira"
KRING... KRING... KRING...
"hallo?"
'kamu dimana baby?'
"dimall kak, sama Dira. Kenapa kak?"
'naik apa kalian kesana?'
"naik taksi kak"
'kalo uda mau pulang telpon kakak ya, biar kakak jemput'
"oke kak"
'mana Dira, kakak mau ngomong'
"sebentar"
"nih Dir, kakak mau ngomong sama kamu""hallo kak"
'hallo sayang, kamu ngapain kemall? Kok ga ngajak kakak?'
"main kak, nemenin Diba bosen dirumah. Kalo ajak kakak nanti ga ada yang jaga cafe dong"
'haha iya, iya, yauda kamu sama Diba hati-hati ya, kalo ada apa-apa hubungin kakak'
"oke kak"
'yauda kakak tutup ya telponnya'
"oke, dadah kakak. Aku sayang kakak"
TUT
Sementara disebrang telpon, Rangga hanya menggelengkan kepalanya dengan kelakuan Dira yang sangat seperti anak kecil
"Diba makan yuk, Dira laper" Dira menarik-narik tangan Diba
"ayo"
Saat mereka mencari restoran untuk makan siang, Dira melihat orang yang mirip Cakra dengan cewe yang bergelayut mesra dilengannya disalah satu restoran, dengan temannya yang lain
Dira yang melihatnya langsung emosi
"Diba tunggu sebentar ya" Dira langsung meninggalkan Diba yang terus menanggilnya tanpa ia pedulikan
"ihhhhhhhhh"
"auhhhhhhh"
teriak mereka bersamaan, saat Dira menarik rambut cewe tersebut
Diba hanya diam melihat, karena ia tidak mengetahui permasalahannya, jadi ia tidak berani untuk ikut campur
"apa-apaan sih lo tiba-tiba tarik rambut gue hah?!" bentak cewe itu
"Dira?!" kaget Cakra
"kamu kenal Lang sama dia?"
"eh? eng-"
"tuh Gilang aja ga kenal sama lo, siapa sih lo?"
"LO YANG SIAPA KENAPA LO MELUK PACAR GUE" teriak Dira
"hah? pacar? Gilang aja ga kenal lo, sok bilang pacar lagi hahaha" cewe tersebut tertawa keras yang diikuti teman yang lainnya
"tanya aja Cakra, orang bener kok"
"iya Lang?" tetapi Cakra hanya diam
"Gilang aja ga anggap lo, mending lo gausa berharap deh" ejek cewe tersebut sambil mendorong pelan bahu Dira
"boleh juga lo Lang, banyak yang taksir. Buat gue boleh tuh" Cakra mengepalkan tangannya mendengar omongan temannya yang membuat dia marah
"Cakra?" lirih Dira
"uda deh lu pergi aja dari sini"
"gamauuu. Cakra ayo" Dira menarik tangan Cakra
"apaan sih lo, pergi sana"
plak
Cewe tersebut mendorong dan menampar Dira
"pergi deh ganggu aja lo"
Dira menajamkan matanya terhadap cewe tersebut dan mengambil segelas jus diatas meja mereka
byurr
"GILA LO YA HAH?!"
"DIRA!! KAMU APA-APAAN SIH HAH?!"
"Cakra?" lirih Dira dengan mata berkaca-kaca
"Cakra bentak Dira?"
"KAMU ITU KEKANAKAN!! BISA GA SIH SEHARI AJA GAUSAH BIKIN MASALAH, GAUSAH MANJA HAHH??!!!"
"Cakra ak-"
"DIAM!!"
plak
"Cakra jahat, Dira benci Cakra" Dira berlari meninggalkan mereka dengan air mata yang mengalir deras
Diba yang melihat semua itu menyorot tajam mereka semua, lalu menghampiri mereka
"cuma cowk bodoh kaya lo yang sia-siain berlian demi kulit pisang. Gue harap lo gaakan nyesel dengan apa yang uda lo lakuin"
Setelah kepergian Diba, Cakra mengusap wajahnya dengan kasar
"gue cabut"
"lo mau kemana Lang?"
"gue mau susul cewe gue"
"hah?!" kaget mereka saat mendengar pengakuan Cakra, Cakra langsung pergi tanpa menunggu mereka berbicara
Cakra mengendarai mobilnya dengan cepat menuju rumah Dira, tak terasa air mata Cakra mengalir mengingat perlakuannya tadi terhadap Dira dan ekspresi Dira tadi
"maafkan aku" lirih Cakra sambil mengusap air matanya
*****
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up (COMPLETE)
Short StoryArdira Puri Adinda seorang anak SMA kelas 12 yang sangat manja dan semua keinginannya harus dipenuhi, harus hidup mandiri, karena sudah 2 bulan, ayahnya meninggal karena penyakit. Ardira hanya hidup dengan keluarga Gilang Cakra Putra, temannya sejak...