Saat sedang berkumpul dengan temannya, salah satu teman Cakra melihat Rangga bersama perempuan lain
"Lang, itu bukannya cowo yang difoto?"
"mana?"
"tuh" Cakra yang melihat Rangga bermesraan dengan perempuan lainpun mengeraskan rahangnya
Ia sungguh marah, wanita yang ia cintai sepenuh hati, diselingkuhi oleh orang lain, walaupun ia sendiri diselingkuhi dengan wanitanya, biarpun belum terbukti benar
Cakra langsung menghampiri Rangga
BUK
BUK
BUK
Wanita yang bersama Rangga menjerit, semua teman-teman Cakra mencoba melerai mereka
"apa-apaan ini, kenal engga langsung pengen nonjok" sinis Rangga
Walaupun Rangga laki-laki, ia bukan laki-laki yang suka main kekerasan, biar ia diserang terlebih dahulu, kalau tidak diperlukan menghajar, ia tidak akan menghajar orang tersebut. Karena baginya membuang-buang tenaga
"LO YANG APA-APAAN" bentak Cakra, berusaha melepaskan temannya yang menahan
"lo siapa sih?"
"gila lo, lo uda punya cewe tapi main belakang"
"maksud dia apa sayang?" tanya wanita tersebut
"aku gatau, gila kali dia"
"gausa sok polos lo, lo punya cewe tapi main belakang" sinis Cakra
"siapa sih yang lo maksud? dan lo siapa sih? sok tau banget tentang hidup gue?" geram Rangga, wanita disebelah Rangga mengusap punggung Rangga pelan untuk menenangkan
"gue? gue cowo dari cewe yang lo rebut"
"siapa cewe lo?"
"Adira Puri Adinda"
Rangga dan wanita tersebut membelalakan matanya "Dira?"
"iya, uda inget sama cewe lo yang satu itu?" Cakra mengeluarkan smirknya
"lebih baik kita duduk dulu, gaenak diliat orang" usul wanita tersebut
"bener tuh Lang, duduk dulu"
Merekapun duduk berhadapan dengan suasana yang tegang
"kenapa lo bisa anggap gue pacar Dira?" Rangga menaikkan sebelah alisnya
Cakra melemparkan hpnya ke meja dihadapan Rangga
"liat sendiri" Rangga dan wanita tersebut melihat foto tersebut dan mengeluarkan senyum geli
"cuma karena ini? lo nuduh gue selingkuhan Dira?" Rangga terkekeh
"sebelumnya kenalin, cewe disebelah gue, dia Arina tunangan gue"
"LO!!" Cakra sudah berdiri, tetapi ditahan oleh temannya
"calm down bro, dengerin dulu" Cakra duduk dengan mendengus pelan
"Dira itu temen adik gue, namanya Diba. Dira yang uda bantu gue sama Diba buat dapet kerjaan, gue kerja di cafe Dira, dan foto itu, itu diambil setelah gue, Dira, Diba dan Arina pulang dari super market. Dia mau bikin kejutan buat lo yang mau pulang camping, dia minta bantuan kita untuk masak"
"terus kenapa kalian pelukan?" geram Cakra
"dia ngucapin terima kasih sama gue, karena uda mau bantuin dia. Sebelumnya juga dia meluk Arina dan Diba, tapi mereka lebih dulu masuk kedalam, lalu Dira meluk gue lagi dan kita masuk bareng, gue anggep Dira sebagai adik gue sendiri. Karena sebelum kenal Dira, gue juga uda tunangan"
"jadi lo ga ada hubungan sama Dira?"
"tentu engga, lagian umur kita beda 15 tahun" Rangga terkekeh kecil "dan Dira juga selalu cerita tentang cowonya itu, walaupun gue gapernah ketemu, tapi dari cara Dira cerita, gue tau kalo dia sangat sayang sama cowo itu"
"jadi kamu yang namanya Cakra?" sela Arina
"iya kak"
"entah apa masalah kalian, saya cuma mau bilang, masalah kalian berhasil bikin Dira menjadi pemurung, Dira yang saya kenal berubah 180 derajat"
"maksud kakak?"
"Dira lebih sering ngurung diri dalam kamarnya dan tidak pernah berbicara lagi sama kita, dia akan bicara jika emang perlu dan ingin"
"sekarang dimana Dira kak?" tanya Cakra dengan mata berkaca-kaca
"dia dirumah, semenjak sebulan lalu, ia ga pernah keluar dari rumah, bahkan kamar"
"dan kalo lo mau ketemu Dira, lebih baik pikirin dari sekarang, apa yang mau lo omongin. Jangan jadi bisu disana" sambar Rangga
"cukup lo bikin Dira terpuruk seperti sekarang dengan salah paham yang lo ciptakan sendiri"
"makasih kak, maaf kalo selama ini gue salah paham sama kakak"
"santai aja, gue tau lo anak labil" Rangga dan Arina terkekeh
"gue duluan kak"
"ya, perjuangin cinta lo" Rangga menepuk pundak Cakra
Cakra langsung berlari menuju mobilnya dan melajukan mobilnya
"maafin aku sayang, maaf aku gamau denger penjelasan kamu, maaf aku nuduh kamu, maaf aku ninggalin kamu, maaf, maaf" rancau Cakra dengan air mata menetes
Cakra pulang kerumahnya untuk memikirkan rencana seperti apa untuk minta maaf dengan Dira, sampai ia memutuskan untuk menemui Dira besok pagi
Saat sudah pagi, saat ia ingin pergi kerumah Dira, ia dicegah oleh Rita dengan segala macam alasannya
"awas dong dek, kakak mau kerumah Dira"
"ngapain sih kakak kesana, uda bagus kemarin marahan karena dia selingkuh, ngapain kesana lagi" ketus Rita
"tau dari mana kamu kakak marahan karena dia selingkuh?" selidik Cakra dan mata menajam kepada adiknya
"eh.. eng.. it.. itu"
"jawab yang benar Rita" tegas Cakra
"AKU YANG UDA FOTO DIRA, AKU YANG UDA KIRIM FOTO KE KAKAK, AKU YANG BIKIN KALIAN BERANTEM, PUAS HAH" teriak Rita, Cakra yang mendengarnya terkejut bukan main
"kenapa kamu lakuin itu hah?!" bentak Cakra
"KARENA DIA, UDA REBUT PERHATIAN KAKAK, KARENA DIA, KAKAK GAPERNAH PERHATIAN SAMA AKU"
"KAMU PUNYA MAMA, PAPA, ABANG, YANG PERHATIAN SAMA KAMU, SEDANGKAN DIA ENGGA, RITA!!"
"TAPI AKU JUGA MAU PERHATIAN KAKAK KE AKU, BUKAN KEDIA"
"KAMU EGOIS!! KAMU GABISA NGENDALIIN SEMUA YANG KAMU INGINKAN!!"
Cakra keluar dari rumahnya dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun, mengabaikan Rita yang menangis tersedu-sedu
Orang tua, serta saudara Cakra yang lain, yang melihat pertengkaran tersebut hanya diam, karena mereka merasa itu salah Rita
"gimana ini pa?" cemas mamanya Cakra
"tenang ma, Gilang pasti bisa selesaiin semuanya"
"semoga pa"
Cakra melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Dira, Cakra sungguh menyesal kepada Dira
"maafin aku sayang, maaf. Maaf aku termakan sama foto tersebut, daripada mendengar penjelasanmu, aku mohon maafin aku" lirih Cakra
"semoga kamu mau maafin aku sayang, aku uda siapin cincin untuk kamu" Cakra tersenyum dengan linangan air mata yang mengalir
*****
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up (COMPLETE)
Short StoryArdira Puri Adinda seorang anak SMA kelas 12 yang sangat manja dan semua keinginannya harus dipenuhi, harus hidup mandiri, karena sudah 2 bulan, ayahnya meninggal karena penyakit. Ardira hanya hidup dengan keluarga Gilang Cakra Putra, temannya sejak...