Tanggal merah dikalender dijadikan mereka untuk menghabiskan waktu bersama, mereka memilih menghabiskan waktu bersama dirumah Dira
"Cakraa" Dira melongokkan kepalanya kedalam kamar Cakra dan melihat Cakra sedang tengkurap dan memainkan hp
"apa sayang? sini" Cakra melambaikan tangannya untuk menyuruh Dira menghampirinya dan menepuk bagian kosong ranjang sebelahnya
Dira langsung tiduran menghadap ke arah Cakra
"Cakra, berenang yuk"
"kan kamu ga bisa berenang sayang" Cakra mengusap kepala Dira
"iya karena itu, Cakra ajarin Dira"
"emang Dira uda ga takut sama kolam?"
Dira menggeleng keras "engga, kan ada Cakra yang jagain Dira"
"yakin?" Cakra menaikkan sebelah alisnya
"he'um" Dira mengangguk semangat
"ga akan minta udahan karena takut?"
"engga Cakra, ayolah" rengek Dira dengan mata berkaca-kaca
"oke, oke, jangan nangis tapi, kita berenang sekarang" Cakra mengecup kening dan kedua mata Dira
"yeyy.. ayo Cakra" Dira bangun dari ranjang dan langsung menarik tangan Cakra
"aku ganti baju dulu oke, kamu tunggu dikolam" Cakra mengecup kening Dira
Dira langsung berlari keluar setelah menganggukkan kepalanya dan mengecup pipi Cakra, Cakra yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli melihat tingkah Dira
Setelah mengganti pakaian, Cakra langsung menuju kolam renang dan melihat Dira menggunakan pakaian renang yang cukup terbuka, dikursi pinggir kolam sedang memakan kripik, Cakra langsung menghampiri Dira dan duduk dikursi yang sama dengan Dira
"jadi mau berenang apa mau makan hm?"
"berenang, kan Dira nunggu Cakra. Biar ga bosen, Dira makan dulu"
"yauda ayo berenang" Cakra berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Dira agar ia mengikuti
"aku masuk duluan, kamu duduk dipinggir dulu"
Cakra langsung melompat kedalam kolam renang lalu menghampiri Dira yang duduk dipinggir kolam, Cakra berdiri ditengah kedua kaki Dira
"sudah siap?"
"he'um"
"pegang pundak aku" Cakra mengangkat pinggang Dira lalu membawa Dira kedalam kolam
"dingin Cakra" Dira mengeratkan pelukannya kepada leher Cakra
"katanya mau berenang" sindir Cakra
"tapi dingin" rengek Dira
"yauda diem dulu, nanti juga terbiasa" hampir 5 menit mereka dalam posisi seperti itu
"masih dingin?"
"engga"
"yauda ayo, aku ajarin berenang"
Merekapun berenang selama sejam lebih, Cakra mengajarkan Dira berenang sampai Dira mulai bisa dilepas berenang sendiri
"makasih Cakra, Dira bisa berenang walau sedikit-sedikit" Dira memeluk Cakra erat dengan posisi masih didalam kolam renang
"sama-sama, udahan yuk, uda sore loh" Cakra mengecup hidung Dira
"gendong" manja Dira dan meletakkan kepalanya dibahu Cakra
"ayo" Cakra langsung mengangkat Dira seperti anak koala, Dira langsung melingkarkan kakinya dipinggang Cakra
"Cakra" Dira memainkan ujung rambut bagian belakang Cakra
"kenapa hm"
"Cakra ga bosen kan sama Dira" lirih Dira
"sampai kapanpun, Cakra gaakan bosen sama Dira"
"uda gih mandi dulu sana, aku juga mau mandi" Cakra menurunkan Dira didalam kamar mandi, Cakra juga mengisi bathtub dengan air hangat untuk mandi Dira
"kamu mandi ya" Cakra mengecup kening Dira, lalu pergi ke kamarnya sendiri untuk membersihkan diri
Setelah mandi, merekapun memasak makan malam
"Cakra mau makan apa?"
"apa aja, apapun yang Dira masak, aku makan kok" Cakra mencolek hidung Dira
"gimana kalo kita masak spageti aja?"
"masakan Indonesia aja sayang"
"hem" Dira mengetuk jarinya didagu sambil berpikir, Cakra tersenyum geli melihat wajah berpikir Dira, yang malah membuatnya terlihat lucu sekali
"gimana kalo kita masak tumis wortel sama sapi lada hitam?"
"oke gamasalah, aku bantuin ya" Cakra menghampiri Dira lalu merangkul pinggang Dira
"harus itu, ayo kita masak" Dira mengepalkan tangannya keatas dengan semangat membuat Cakra terkekeh
"sayang kamu" gumam Cakra
Merekapun masak dengan saling bercanda, entah dengan Cakra memeluk Dira dari belakang, atau Dira yang memeluk Cakra dari belakang, masih banyak yang membuat mereka tertawa bahagia serasa dunia milik mereka berdua
*****
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up (COMPLETE)
Short StoryArdira Puri Adinda seorang anak SMA kelas 12 yang sangat manja dan semua keinginannya harus dipenuhi, harus hidup mandiri, karena sudah 2 bulan, ayahnya meninggal karena penyakit. Ardira hanya hidup dengan keluarga Gilang Cakra Putra, temannya sejak...