Liburan tahun baru dimanfaatkan oleh Cakra dan Dira untuk berlibur berdua ke Puncak, mereka menginap di vila milik keluarga Cakra
"Cakra, aku mau buang air kecil" ucap Dira dengan menyilangkan kedua kakinya agar bisa menahan untuk buang air kecil lebih lama lagi
"sabar ya, rest areanya masih jauh" Cakra mengusap kepala Dira
"tapi aku uda kebelet" mata Dira mulai berkaca-kaca
"sabar ya, ini aku ngebutin mobilnya"
Cakra menambah kecepatan laju kendaraan mereka agar segera sampai di rest area, sesampainya disana Dira langsung berlari ketoilet yang dikejar oleh Cakra setelah mengunci pintu mobil
"uda?" tanya Cakra saat melihat Dira keluar dari toilet
"udah" Dira tersenyum dengan sangat lebarnya
"Cakraa" Dira bergelayut manja ditangan Cakra dan menggoyang-goyangkannya
"apa sayang?" pipi Dira bersemu merah mendengar panggilan Cakra
"laper" Dira menepuk-nepuk perutnya sambil menyengir, melupakan panggilan Cakra barusan
Cakra terkekeh "yauda ayo kita makan"
Mereka makan disalah satu rumah makan yang ada disana
"Cakra boleh nambah?"
"masih laper?"
"he'um" Dira mengangguk semangat
"yauda nambah, tapi jangan terlalu banyak ya. Nanti perut kamu sakit"
Setelah selesai dengan makannya, mereka melanjutkan jalan menuju vila Cakra karena hari sudah mulai sore, agar tidak sampai sana terlalu malam
Sesampainya di vila, merekapun menuju kamar masing-masing untuk membersihkan tubuh dan beristirahat
Saat Cakra sudah mulai tertidur, ia merasakan ada sesuatu yang memeluknya erat
"kamu ngapain disini?" tanya Cakra saat membuka mata dan melihat Dira yang memeluknya erat
"aku takut, aku tidur disini ya"
"gaboleh"
"ayolah aku takut" rengek Dira sambil menggoyangkan Cakra
"iya, iya boleh. Uda tidur, uda malam"
"selamat tidur" Dira mengecup pipi Cakra lalu memeluk Cakra dengan erat sambil menyembunyikan wajahnya di dada Cakra
"mimpi indah" Cakra mencium puncak kepala Dira lalu memeluk Dira
Pagi harinya Cakra terbangun lebih dulu dan melepaskan pelukan Dira untuk mencuci muka dan memasak sarapan untuk mereka berdua, setelahnya Cakra membangunkan Dira
"heii, bangun yuk"
"eunghh, masih ngantuk" Dira menenggelamkan wajahnya diperut Cakra yang duduk dipinggiran ranjang
Cakra menggelengkan kepalanya melihat Dira "kalo kamu gabangun sekarang aku tinggal sendirian divila loh"
"oke aku bangun" Dira langsung duduk dan merentangkan tangannya
Cakra menaikkan satu alisnya bingung "apa?"
"gendong" rengek Dira sambil menggoyangkan kakinya
"manja" Cakra menggendong Dira seperti anak kecil, karena tubuh Dira yang kecil memudahkannya untuk menggendong Dira, Dira langsung melingkarkan tangannya dileher Cakra dan melingkarkan kakinya dipinggang Cakra
"hem wangi banget"
"uda cepet makan gih"
"makasih" Dira mengecup pipi Cakra setelah Cakra menurunkannya untuk duduk dikursi meja makan
"sama-sama, yauda makan dulu" mereka makan sesekali suap-suapan diselingi dengan bercanda, setelah makan merekapun menuju halaman belakang yang terdapat kolam renang
"ayo kamu ikut aku berenang"
"gamau Cakra, itu airnya dingin"
"ayolahh" Cakra menarik-narik tangan Dira
"gamau Cakra" greget Dira sambil berjalan mundur dan mencoba melepaskan tangannya
Tiba-tiba Cakra langsung menggendong Dira dan berlari
"CAAKKKRRAAAAAA!!!!!!!"
BYUUURRRRRRR
"dingin Cakra" ucap Dira gemetar sambil memeluk Cakra erat dengan kaki yang ia lilitkan dipinggang Cakra
"engga sayang, kamu gerakin badan kamu makanya"
"gamau Cakra dingin hiks.. hiks.."
Cakra menghela nafasnya "yauda ayo kita kekamar"
Mereka kekamar dengan Dira yang masih ada digendongannya, Dira menyembunyikan wajahnya dileher Cakra
"maaf ya uda bikin kamu kedinginan" ucap Cakra setelah mereka berdua mandi dan sekarang mereka ada dibalkon kamar dengan Dira yang meringkuk dipangkuan Cakra
"gapapa Cakra, maafin Dira juga ya gamau nemenin Cakra berenang" Dira tersenyum manis sambil mendongakkan wajahnya kearah Cakra
"gapapa, kita disini aja"
"Cakra wangii" Dira mencium pipi Cakra lalu tersenyum polos
"lucu banget sih" Cakra memeluk gemas Dira lalu mengecup hidung Dira
*****
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up (COMPLETE)
Short StoryArdira Puri Adinda seorang anak SMA kelas 12 yang sangat manja dan semua keinginannya harus dipenuhi, harus hidup mandiri, karena sudah 2 bulan, ayahnya meninggal karena penyakit. Ardira hanya hidup dengan keluarga Gilang Cakra Putra, temannya sejak...