Sesampainya Cakra dirumah Dira, semua barang berserakan berantakan. Cakra langsung lari menuju kamar dan melihat bibi dan Diba didepan kamar Dira
"Dira mana?" dua orang tersebut berjengkit kaget karena Cakra
"ngapain lo kesini? Belum puas nyakitin Dira?" ketus Diba
"gue mau minta maaf sama Dira, please ijinin gue ketemu Dira"
"Dira kunci dirinya didalam kamar, daritadi belum keluar"
"bisa tinggalin gue sama Dira disini?" pinta Cakra
"ayo bi, kita beresin bawah aja"
"iya non, permisi den"
"sayang" lirih Cakra
TOK.. TOK.. TOK..
"Aku mohon buka pintunya"
"aku akan jelasin semuanya"
"please maafin aku baby" air mata Cakra mulai mengalir karena rasa penyesalannya
"sayang"
Sedangkan didalam, Dira duduk dipojok ruangan dan menenggelamkan wajahnya diantara lututnya
Dira mengingat semua perkataan
yang pernah dilontarkan beberapa orang kepadanya"lo tuh gapantes buat kakak gue"
"liat aja pasti Gilang akan ninggalin lo sebentar lagi"
"lo tuh jangan egois, biarin Gilang bahagia"
"Gilang itu terpaksa sama lo, Gilang ngerasa bertanggung jawab karena janjinya sama papa lo"
"harusnya lo sadar diri, lo ga ada artinya buat Gilang"
"Gilang itu anggap lo sampah"
"liat tuh, Gilang aja ga anggap lo, gausah sok dianggap"
"kenapa Cakra?" lirih Dira "apa salah Dira sama Cakra?"
"apa Cakra benci Dira? apa Dira harus pergi jauh dari Cakra?" air mata Dira mengalir deras
Dira terus merancau tidak jelas, sampai ia tidak mendengar suara pintu didobrak dan langkah kaki orang yang mendekatinya
"sayang" lirih Cakra, tetapi Dira tidak mendengar, Dira terus merancau
"maafin aku sayang" Cakra memeluk Dira erat, ia meneteskan air matanya mendengar Dira hanya merancau tidak jelas
"Dira aku mohon jangan kaya gini please" Cakra sedikit mengguncang Dira didalam pelukannya
"kenapa Cakra, kenapa?" rancau Dira
"maafin aku Dira"
"apa Cakra mau Dira pergi dari sini?" Dira menatap Cakra dengan sendu dan air mata yang mengalir
"ga sayang, ga. Aku mohon jangan ngomong kaya gitu, aku ga mau kamu pergi sayang" Cakra menggelengkan kepalanya keras sambil mengeratkan pelukannya dan mengecupi pelipis Dira
"Cakra uda ga sayang Dira ya?"
"Aku sayang kamu dan akan selalu sayang kamu, sayang"
"Cakra ga akan tinggalin Dira?"
"ga akan sayang, ga akan"
"terima kasih" Cakra berjengkit kaget saat melihat Dira yang menutup matanya didalam pelukannya
"Diraa!! Sayang bangun" Cakra menepuk pipi Dira, lalu mengangkat Dira dan membaringkannya diranjang
"maafin aku sayang" Cakra mengecup kening Dira dalam
Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya Dira bangun dari pingsannya
"Cakra" lirih Dira
"hei sayang, makan dulu yuk. Kamu belum makan kan"
"suapin ya?" manja Dira sambil meletakkan kepalanya di pangkuan kedua paha Cakra
"iya sayang, ayo makan" Cakra mengangkat Dira dan mendudukkannya dipangkuannya
"ayo makan, buka mulutnya" Cakra menyuapi Dira dengan telaten, dengan Dira yang menyenderkan kepalanya didada bidang Cakra
"Cakra uda makan?"
"uda sayang"
"bohong"
"beneran sayang, buat apa sih aku bohong sama kamu hm" Cakra menciumi gemas pipi Dira
"hihihi geli Cakra" Dira terkikik geli karena pipinya diciumi oleh Cakra
"biarin, aku mau cium kamu terus" Cakra tidak berhenti menciumi pipi Dira dengan Dira yang terus terkikik
"udah Cakraa, gelii" rengek Dira
"baiklah tuan putriku" Cakra mengecup pelipis Dira
"Cakra aku uda kenyang"
"ini baru setengah sayang, dikit lagi ya"
"kenyang" Dira mengeluarkan puppy eyesnya
"baiklah" Cakra memakan makanan Dira dengan lahap
"katanya uda makan tapi nafsu banget" cibir Dira
"hehehe, kalo aku jujur nanti kamu gamakan" cengir Cakra
"alasan" Cakra menaruh bekas piringnya diatas nakas, lalu memeluk Dira erat, yang dibalas oleh Dira
"sayang Dira"
"sayang Cakra"
*****
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up (COMPLETE)
Short StoryArdira Puri Adinda seorang anak SMA kelas 12 yang sangat manja dan semua keinginannya harus dipenuhi, harus hidup mandiri, karena sudah 2 bulan, ayahnya meninggal karena penyakit. Ardira hanya hidup dengan keluarga Gilang Cakra Putra, temannya sejak...