20. The Truth and Clue II

869 156 9
                                    

Jihyo tengah berjalan sendirian. Ia baru saja makan siang di kantin sekolah. Karena Sana masih tidak masuk hari ini, ia pun makan sendiri. Bukan karena tidak ada teman yang lain, tapi karena Jihyo memang ingin sendiri. Entah kemana perginya Jungkook saat ini. Setahu Jihyo, Jin ada rapat kedua, sedangkan Jungkook. Entahlah, Jihyo tidak mendapat kabar apapun.

Tolong. Jihyo berhenti melangkah. Ia menoleh kesana kemari, mencari siapa orang yang tidak sengaja terdengar batinnya oleh Jihyo.

Siapapun! Tolong aku! Jihyo semakin gencar melihat kesana kemari. Ia pun memutuskan berlari kecil menelusuri jalan setapak yang menuju gudang belakang. Entah kenapa, tapi hatinya seakan menyuruhnya untuk pergi ke gudang belakang.

Saat Jihyo tiba di sana. Ia melihat Sakura dan Nina hanya berdua. Tepat sekali adegan yang ia lihat adalah ketika Sakura mendorong Nina. Sempat hati Jihyo ingin menolong, namun, ia memilih diam. Menyaksikan apa yang terjadi selanjutnya. Terpikir di otak Jihyo untuk merekam semua yang terjadi di gudang belakang waktu itu. Dan, akhirnya ia mendapatkan apa yang selama ini dicarinya.

°°°

Jin, Sana, Jungkook, Jihyo, dan Nina sudah berada di sebuah garden house milik keluarga Jungkook. Garden House ini berukuran sangat besar dengan atap digunakan sebagai kebun dan lantai utama sebagai vila. Tak sampai disitu, di belakang garden house ini terdapat danau buatan kecil yang menambah indahnya pemandangan.

Tanpa basa basi, Jihyo langsung menyalakan sebuah rekaman yang sejak dua hari lalu sudah ia rekam. Semua terperangah melihat video rekaman tersebut. Tak termasuk Nina.

"Wah, gila." Jin mengusap tengkuknya.

"Nin, bukannya aku gak mau nolong kamu. Tapi, waktu itu aku mikir kalau seandainya aku nolong kamu. Masalah bakal jadi lebih rumit."

Nina menggeleng. "Yang Kak Jihyo lakuin bener kok, Kak. Andai Kakak nolong aku, Kakak pasti gak akan dapet bukti."

Semua mengangguk setuju.

"Ehm.. Kak Sana.." Kalimat Nina menggantung. Setelah itu, tiba-tiba ia turun dari sofa dan berlutut. Tentu semuanya terkejut dengan tingkah Nina itu. "Maafin saya, Kak. Karena Ayah saya, Kak Sana dan sopir Kakak mengalami kecelakaan."

Semua panik.

"Eh, eh, berdiri Nin." Sana jadi ikut berlutut.

"Saya benar-benar minta maaf, Kak."

"Itu bukan salah lo, Nin."

"Jungkook bener, Nin. Itu bukan salah kamu. Bukan salah Ayah kamu juga. Itu udah jadi kehendak Tuhan. Jangan meminta maaf atas kesalahan yang nggak kamu lakukan, Nin."

Nina menatap Sana. "Tapi-"

"Udah, duduk lagi yuk." Sana memapah Nina, mereka berdua pun kembali duduk di sofa.

"Sebenernya. Ayah bukan pemabuk berat. Bahkan, Ayah jarang banget minum soju. Gatau kenapa hari itu Ayah bisa mabuk. Apalagi itu jam kerja. Mungkin, Ayah punya suatu masalah yang berat. Aku kecewa sama diri aku sendiri. Gak bisa peka dengan keadaan Ayah."

Jihyo hanya bisa merangkul dan mengelus Nina.

Jin mengerutkan kening. "Ayah lo jarang mabuk? Bentar.."

Through The Night | Bangtwice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang