30. Tangisan Sana

1K 148 5
                                    

Musim penghujan mulai melanda Kota Seoul. Sore ini, jalanan kota metropolitan tersebut sepi karenanya.

Jihyo sedang mengaduk coklat panasnya. Setelah itu, ia beranjak ke ruang tengah untuk menonton TV. Tiba-tiba bel apartement-nya berbunyi.

Sekadar informasi, sudah sebulan ini Jihyo tinggal di sebuah apartement yang ia beli sendiri dengan uang tabungannya. Ia sudah terlalu lelah tinggal di rumah yang mati itu. Memang ada orang di dalamnya, tetapi suasananya tidak hidup. Orang tuanya yang sering pergi urusan bisnis dan ditambah dengan kekacauan yang sering dibuat oleh keduanya ketika mereka pulang. Karena itu, ia memilih untuk pindah ke apartement-nya, tentunya dengan seizin orang tuanya.

Pada awalnya, Kak Sooji meminta Jihyo untuk tinggal dengannya, namun sayang, jarak dari apartement kak Sooji ke SMA Haneul sangat jauh. Jihyo pun memilih untuk tetap tinggal di apartement-nya.

Jihyo segera menghampiri pintu. Ia melihat ke monitor sebelum membukanya. Matanya terbelalak ketika ia menyadari siapa perempuan itu. Itu adalah Sana. Ia pun buru-buru membukanya.

Setelah Jihyo membuka pintu, tampak sosok Sana yang basah kuyup. Sepertinya ia kemari tanpa memakai payung. Wajahnya sudah pucat karena dingin. Matanya memerah. Hidungnya juga.

"Sana?! Lo kok basah kuyup gini?! Eh sini masuk dulu." Ucap Jihyo sedikit panik.

"Bentar, lo tunggu dulu di sini. Gue ambil handuk dulu." Ucap Jihyo yang membuat Sana mengangguk. Setelah itu, ia meninggalkan Sana di lobby pintu masuk.

Jihyo buru-buru mengambil handuk dan piyamanya untuk Sana gunakan. Setelah itu ia kembali ke lobby pintu masuk apartement-nya di mana sahabatnya itu sedang berdiri menunggu.

"Nih, San." Jihyo menyerahkan sebuah handuk kering.

"Makasih, Hyo." Ucap Sana sedikit bergetar.

"San, lo langsung mandi aja. Basah kuyup gini. Mana lo udah gemeter kedinginan gini. Nanti keburu sakit. Gue bikinin air anget di bathup ya?" Tawar Jihyo yang hanya dibalas anggukan oleh Sana.

"Oh ya. Lo pasti gak bawa ganti, kan? Gue pinjemin piyama aja ya? Udah gue taruh di kamar mandi." Ucap Jihyo.

"Makasih, Hyo." Balas Sana.

°°°

Sana keluar dari kamar mandi Jihyo. Rambutnya masih setengah basah. Ia juga sudah menggunakan piyama pink milik Jihyo.

"Sini, San." Jihyo menepuk sisi sofa di sebelahnya. Syarat agar Sana duduk di tempat tersebut.

"Nih. Lo minum dulu. Biar enakan." Jihyo memberi secangkir teh hangat kepada Sana.

"Makasih, Hyo." Sana menerima teh itu kemudian duduk di sebelah Jihyo.

Jihyo menunggu Sana selesai dengan tehnya. Saat sekiranya sahabatnya itu sudah lebih tenang, barulah ia buka suara. "Cerita aja. Lo ke sini buat cerita juga kan? Lo tuh! Telpon aja kek kalau tadi lo lagi di mall depan. Kan gue bisa jemput lo. Untung besok weekday, San. Kalau lo sakit gak perlu izin."

Sana tersenyum sambil memandangi isi tehnya. "Gue lupa lo bisa denger batin orang." Kemudian ia menoleh pada Jihyo. "Jujur! Sejauh apa lo denger batinan gue?"

Jihyo menyandarkan punggungnya. "Semua. Tapi gue mau, lo curhat secara langsung."

"Berarti lo udah tau dong kalau Jin tunangan?" Tanya Sana.

Through The Night | Bangtwice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang