15. Accident

933 155 0
                                    

"San, lo ken- AKH!"

Mina langsung menghampiri Sana begitu melihat ujung sepatu kanan Sana terdapat bercak merah.

Naeun dan Sakura pun ikut mengerubungi Sana.

"Ada apa?" Bu Min Ah juga buru-buru menghampiri mereka.

"Astaga!" Pekik Bu Min Ah.

"Mina! Buruan kamu bawa Sana ke UKS. Seleksinya kita pending dulu."

Mina mengangguk dan langsung memapah Sana seorang diri.

Bu Min Ah memijat pelipisnya. Ada apa ini?!

Sedangkan di sisi lain, Naeun mematung di tempat. Ia masih syok. Ia takut melihat darah, oleh karena itu tubuhnya langsung gemetar begitu melihat bercak darah di sepatu Sana.

Sakura yang menyadari keanehan Naeun pun bertanya. "Kamu kenapa, Na?"

Naeun memejamkan matanya, ia melemas seketika. "Aku takut darah, Ra. Aku lemes."

"Duduk dulu di sana, Na." Perintah Bu Min Ah.

"Sakura, kamu tolong bantu Naeun yah. Ibu mau nyusul mereka ke UKS."

Sakura mengangguk lalu memapah Naeun menuju pojok ruangan.

°°°

Di lorong menuju UKS, Sana dan Mina bertemu dengan Jihyo yang kebetulan belum pulang sekolah karena ada tugas piket.

"Ya ampun! Lo kenapa, San?"

"Eh, Hyo. Bantu gue dong." Pinta Mina.

"Sana kenapa ini?"

"Udah nanti gue ceritain di UKS aja. Ini berat nih."

"Oke, oke." Jihyo pun mengambil lengan Sana yang satunya lalu ia lingkarkan di pundaknya.

Sesampainya di UKS Mina dan Jihyo segera membaringkan Sana di ranjang yang kosong. Sana sangat lemas. Benar-benar sangat lemas. Pendarahan di kakinya cukup hebat. Entah apa penyebab semua itu.

Setelah mereka membaringkan Sana, Bu Min Ah pun datang.

"Kenapa bisa gini?" Tanya Jihyo.

"Singkatnya yah, tadi anak-anak gymnastic mau ada seleksi buat lomba. Nah, waktu kita pake sepatu, tiba-tiba kaki Sana berdarah." Jelas Mina.

Penjelasan Mina membuat Jihyo berinisiatif membuka sepatu Sana. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati ada banyak paku payung dalam sepatu kanan Sana.

"Astaga! Ini.. Ini paku payung." Ucap Jihyo tercekat sambil menunjukkan paku-paku payung berlumuran darah yang ada di tangannya.

"Astaga! Kok bisa?!" Pekik Bu Min Ah.

"Wah, ada yang gak beres nih, Coach. Ini pasti disengaja. Pasti ada orang yang naruh di dalem sepatu Sana. Gak mungkin tiba-tiba ada paku payung di dalem sepatu dia." Ucap Mina.

Bu Min Ah mengangguk. "Udah, sekarang kita obatin dulu kakinya."

Mina dan Jihyo mengangguk, keduanya lalu mencari kotak P3K serta perban dan gunting.

Bu Min Ah memijat pelipisnya. "Sana, maaf sekali, bukan bermaksud Ibu egois, tapi karena perlombaan benar-benar mepet, Ibu terpaksa harus melanjutkan seleksi hari ini juga." Ucapnya saat Mina dan Jihyo memperban kaki Sana.

Sana mengangguk mengerti. "Gak papa, Coach. Namanya juga halangan. Saya bisa menerima."

"Bener, gak papa?"

Sana mengangguk mantap.

Mereka tidak tahu, ada seseorang yang sedang tersenyum di luar ruang UKS. Sudah dapat ditebak, orang itu adalah si pelaku yang telah menaruh paku-paku itu di dalam sepatu Sana. Karena takut keberadaannya akan terungkap, ia segera pergi dari sana.

Bu Min Ah mengelus punggung dan mencium puncak kepala Sana. "Ibu janji, Ibu akan cari tau apa yang terjadi."

"Coach, ruang club kita ada CCTV kan?" Tanya Mina.

Bu Min Ah mengangguk. "Tapi sayangnya, kalau jam segini, Pak Gong sudah pulang, dan kunci ruang pengawas dipegang sama Pak Taecyeon. Sayangnya, Ibu tadi lihat beliau sudah pulang."

Mina dan Jihyo menghela napas.

"Yaudah, Bu. Besok saja. Sekarang, mending Ibu lanjutkan seleksinya." Ucap Sana.

Bu Min Ah mengangguk haru.

"Ehm.. Mina, kamu balik dulu gih, Ibu mau ke ruang guru sebentar."

"Baik." Mina pun meninggalkan ruang UKS.

Sepeninggal Mina, Bu Min Ah segera mengutarakan segala pikirannya yang terpendam sedari tadi.

"San, Ibu yakin, pelakunya salah satu diantara tiga teman klub kamu."

"Memangnya kenapa, Bu?"

"Tidak ada siswi lain selain anggota club yang tahu apabila akan diadakan seleksi untuk lomba gymnastic. Dan kamu juga Mina adalah pesenam terbaik sekolah ini. Mina sudah mendapat kesempatan mewakili sekolah tahun lalu. Dan sudah pastj, tahun ini kamulah yang akan maju. Sebenarnya seleksi itu hanya formalitas saja. Pihak sekolah sudah menunjuk kamu sebagai perwakilan kami. Ibu sangat yakin pelakunya adalah orang yang berusaha menyingkirkan kamu supaya kamu tidak dapat mewakili sekolah dalam lomba."

"Saya juga berpikir seperti itu, Bu." Ucap Jihyo.

"Tapi, Mina tidak mungkin. Karena dari tadi saya terus bersama Mina."

"But who knows? Pokoknya, besok Ibu akan ngecek dulu CCTV nya. Kita cari tahu siapa pelakunya. Kita butuh bukti jelas juga. Bukan hanya suspect."

Sana mengagguk paham.

"Saya boleh bantu kan, Bu?" Tanya Jihyo.

Bu Min Ah mengangguk mantap. "Boleh banget! Yasudah, kalau begitu. Ibu balik dulu ya."

Sana dan Jihyo mengangguk.

Jihyo menghela napas. Kenapa ada orang yang bisa benci sama orang sebaik lo sih, San?

"Hyo, jangan kasih tau Jin sama Jungkook ya? Gue gak mau mereka khawatir." Pinta Sana.

"Mereka harus tau, San. Lo mau? Gue sama Jungkook berantem kaya dulu lagi?"

Sana mengulum bibir bawahnya, kemudian menggeleng.

Jihyo tersenyum.

[TBC]

Double up. Wow.

Jangan lupa vote ;D

Through The Night | Bangtwice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang