22. What's wrong?

950 148 7
                                    

Jangan lupa follow author ;D

°°°

"Hyo, lo udah liat naskah essay yang gue kirim tadi malem?" Tanya Chaeyoung-XIIA5-yang merupakan teman satu klub olimpiade Jihyo.

Jihyo yang tengah mengembalikan buku-buku pelajaran ke rak perpustakaan pun menjeda aktivitasnya. "Astaga, semalem gue ketiduran. Rosie~ I'm sorry."

Park Chaeyoung atau yang akrab di panggil Rose itu terkekeh. "Udah gue duga. Pasti lo maraton drama kan?"

Jihyo hanya nyengir sambil meletakkan buku-buku ke rak lagi.

"Ck ck.." Rose menggelengkan kepala. "Semoga kita bisa menang ya, Hyo. Lomba terakhir kita nih." Ujarnya

"Amin. Iya yah. Kita cuma bisa ikut lomba apapun sampe semester ini aja. Semester depan, gak kerasa, kita udah ujian aja."

Rose mengangguk haru, ia tak sengaja mengingat kembali segala memori yang telah ia dapat selama bersekolah di Haneul.

°°°

Jungkook memasuki kelas XII-A-3, kelas Sana dan Jihyo.

"San!"

Sana yang sedang bermain ponsel, mendongak. "Eh, Kook. Tumben lo kesini. Kenapa?"

"Lihat Jihyo gak?"

"Jihyo lagi di perpus tuh. Dihukum Pak Taecyeon soalnya tadi pagi telat terus ketahuan manjat gerbang belakang."

Jungkook terkekeh. "Tumben banget tuh anak mbangkang."

Sana mengendikkan bahu. "Tauk tuh."

"Yaudah gue ke perpus dulu ya."

"Ok."

°°°

Jihyo menepuk-nepukkan kedua telapak tangannya, membersihkan mereka dari debu-debu halus yang membuatnya sedikit risih.

"Hyo!" Panggil seseorang yang berhasil membuat Jihyo menoleh.

Raut wajah Jihyo seketika meredup karena melihat Jungkook yang tengah berjalan ke arahnya.

"Katanya lo di hukum? Haha.. Tumben amat." Bisik Jungkook karena tidak mau mengganggu suasana di perpustakaan.

Jihyo yang masih menunduk hanya menjawab, "iya nih. Haha.."

Jungkook mengangkat kedua alisnya ketika sadar ada yang berbeda dari Jihyo.

Jungkook merendahkan tubuhnya lalu meletakkan kedua tangannya di pundak Jihyo. Ia juga berusaha menatap mata perempuan itu. "Lo kenapa, Hyo? Sakit?"

Mendapat perlakuan seperti itu secara tiba-tiba, Jihyo reflek menepis lengan Jungkook dan mundur selangkah. Bukan maksudnya untuk bersikap kasar, tetapi memori menyakitkan semalam belum bisa ia lupakan.

"Hyo? Lo kenapa?" Jungkook mendekat lagi kepada Jihyo. Jihyo yang tidak ingin Jungkook makin salah paham, hanya bisa diam.

"Lo belum sarapan? Kalau gitu ayo ke kantin, gue-"

"Sorry, Kook. Gue harus nemuin Pak Kijeong." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Jihyo langsung pergi meninggalkan Jungkook yang sedang kebingungan.

Jungkook hanya bisa menatap pasrah punggung perempuan berambut pendek yang semakin menjauh itu. Ia menunduk.

°°°

Jihyo menyedekapkan tangannya pada pagar rooftop. Ia menghela napas. Matanya menatap sayu pemandangan di bawah sana. Tiba-tiba matanya memanas. Ia kembali teringat kejadian semalam. Kejadian yang mematahkan hati sekaligus membuatnya malu.

Jihyo menghapus air matanya di pipi. Ia menguatkan diri. "Gak! Lo gak boleh kaya gini, Hyo! Lo harus berusaha terlihat baik! Dia aja gak inget, ngapain lo inget-inget terus! Ayo, Hyo! Semangat! Lupakan semalem, kembali lagi jadi Jihyo!" Ia menepuk-tepuk dadanya. Bentuk akan keyakinan dirinya.

"Kenapa lo?" Sahut seseorang yang baru saja berdiri di sebelah Jihyo.

Jihyo menoleh. "Eh?" Tautan tangannya tanpa sadar lepas dari pagar.

"Tumben lo di sini sendiri. Pake ngeyakinin diri lagi. Emang ada apa si, Hyo? Ada masalah? Cerita dong sama gue."

Tidak! Tidak lagi! Hati Jihyo kembali merasa sakit. Semua memori akan kejadian semalam terputar kembali di ingatannya. Ia meremas kedua sisi roknya. Bahkan buku-buku jarinya memutih. Gak, Hyo! Lo harus lawan!

Jungkook menoleh. "Lo pasti ada masalah kan? Gak mungkin lo gak ada masalah, tadi aja lo menghindar dari gue. Dan seharian ini katanya lo juga menjauh dari Sana."

Jihyo mendongak. "Hah? Gue gak menjauh dari-"

"Cerita sama gue kalau ada masalah."

Detak jantung Jihyo semakin cepat. Lama-lama kepalanya terasa berat.

"Uhm, Kook. Gue udah janji mau ketemu Rose nih. Mau bahas essay. Gue cabut dulu ya." Jihyo melambaikan tangan lalu segera berlari ke arah pintu rooftop.

Ketika hendak memutar kenop. Ia berhenti.

Bohong. Lo bohong, Hyo. Kalau lo gak ada masalah lo gak akan menghindar.

Jihyo menoleh, ia menatap Jungkook yang masih bersandar di pagar rooftop.

Sayang, lo orangnya gak peka ya, Kook.

°°°

Sepertinya hari ini semesta tidak berpihak kepada Jihyo. Setiap kali ia pergi ke suatu tempat, pasti tidak sengaja berpapasan dengan Jungkook. Membuat ia harus bersandiwara, berpura-pura tidak melihatnya.

Seperti saat ini, Jihyo sebenarnya sudah melihat Jungkook yang tengah berjalan ke arahnya dan tentu saja mereka akan berpapasan di tengah-tengah lorong ini. Namun, ia berpura-pura memeriksa naskah essay yang baru saja ia cetak.

Jungkook terhenti karena sikap Jihyo yang melewatinya begitu saja. Walaupun ia tahu perempuan itu tengah membaca naskah essaynya, tetap saja ada rasa janggal di hatinya.

Jungkook berbalik. Hyo, gue tahu lo bisa denger gue. Gue cuman mau bilang. Jangan menjauh. Maaf kalau sekiranya gue berbuat salah ke lo. Asal lo tahu, gue cukup peka. Lo lagi ngehindar dari gue. Batinnya sambil menatap perempuan yang terus menunduk sambil berjalan itu.

°°°

Besoknya.

Jihyo masih terus bersikap ganjil pada Jungkook. Dan, Jungkook  semakin yakin bahwa Jihyo hanya bersikap seperti itu kepadanya.

Seperti saat ini, keempat sahabat itu menyantap makan siang mereka di satu meja. Seperti biasa. Namun, bila kemarin-kemarin mereka makan di rooftop, kali ini keempatnya kompak memilih makan di kantin.

Keempatnya larut dalam keheningan. Hanya terdengar suara sendok dan sumpit yang membentur piring alumunium.

Sana mengintip raut wajah dua insan di hadapannya. Jihyo dan Jungkook sama-sama bermuka datar. Gerakan keduanya juga seakan malas menyantap makanan.

Sana meletakkan sumpitnya sambil berdehem. "Heh kalian berdua."

Jihyo dan Jungkook kompak menoleh.

"Semuanya deh. Pulsek, ayo kumpul dirumah gue. Mumpung bonyok gue lagi keluar kota."

Jihyo hendak menyanggah tapi terdahului Sana.

"Gak ada alesan! Wajib ikut!" Tegas Sana.

Jihyo hanya bisa menghela napas.

[TBC]

Through The Night | Bangtwice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang