32. Hilang Kendali

1.1K 136 35
                                    

Jungkook's Side

Sumpah gue gak habis pikir Jin bakal tetep diem sampe sekarang. Ini udah dua hari sejak Jihyo nelpon gue kalau Sana dateng ke apart dia malem-malem dalam kondisi basah kuyup yang ternyata dia hujan-hujanan karena kabur sehabis liat Jin sama tunangannya di resto sushi. Tuh cowok tetep aja diem dan gak cerita apapun ke gue. Gue sengaja gak bahas apapun. Gue bertindak seolah gak tahu apa-apa karena gue mau Jin duluan yang cerita ke gue. Gue mau dia jujur. Gue mau dia berbagi cerita ke gue. Pengen tahu juga, sebenernya dia anggep gue temen bukan sih?

Mana udah dua hari Sana ngehindar mulu dari kita. Gak pernah ikut makan siang. Dipaksa juga gak mau. Si Jin juga masa bodoh. Dan setiap bahas Sana, dia pasti ngalihin pembicaraan. Jujur, lama-lama gue sebel juga. Bukannya dihibur dan jujur, malah urung dan mengubur. Kalau kaya gini, gimana caranya situasi membaik?

°°°

"Kook." Panggil Jin yang sedang mencatat materi baru yang ditulis Pak Kim di papan tulis.

"Hm?" Balas Jungkook-yang sedang memainkan ponsel-dengan malas.

"Abis ini rooftop yuk. Gue mau cerita sesuatu." Ucap Jin.

Jungkook menghentikan ibu jarinya yang sedari tadi menggulir layar ponselnya. "Oke." Jawabnya singkat.

°°°

Jin menyandarkan tubuhnya pada sebuah meja bekas yang ada di rooftop. Tangannya bersedekap. Kepalanya tertunduk. Ia sibuk mengamati sepatunya. Bukan. Bukan ia sedang memandangi sepatu itu, sebenarnya ia sedang berpikir bagaimana menjelaskan semuanya kepada Jungkook.

"Lo kalau diem mulu, mending gue balik kelas deh. Bentar lagi masuk nih!" Ucap Jungkook kesal.

Jin otomatis menegak. "Wait! Bentar dong. Gue cuma bingung harus cerita dari mana."

Jungkook menghela napas sembari memutar bola matanya. "Ya udah, dari intinya aja. Biar cepet."

"Gue di jodohin." Ucap Jin tanpa aba-aba.

Jungkook terkejut. Bukan. Bukan karena inti dari ucapan Jin. Dia terkejut karena lontaran jujur yang tiba-tiba diucapkan lelaki itu. "What? Serius? Sama siapa?" Ia pura-pura terkejut walaupun sebenarnya ia sudah mengetahui fakta yang ada.

"Im Nayeon. Anak dari pemilik perusahaan Brand I'N."

Jungkook melebarkan matanya. "Serius?! Sumpah?! Demi apa?! Im Nayeon yang model rookie itu?!

Jin mengangguk lemah. "Gue harus gimana, Kook? Di satu sisi, gue punya Sana. Tapi, di sisi lain, gue gak bisa nantang bokap gue." Ujarnya.

Jungkook mengamati Jin intens. Wah.. Ini pertama kali ia melihat sahabatnya itu sangat putus asa.

Jungkook mendekat pada Jin. Salah satu tangannya menepuk pundak lelaki tersebut. "Ikutin kata hati lo. Apapun yang lo pilih, gue yakin itu semua yang terbaik dari Tuhan." Ucapnya bijak.

Jin mengangkat kepalanya. "Tapi, gue gak yakin bisa memutuskan."

"Bisa! Lo pasti bisa! Lo adalah sahabat gue yang paling bijaksana. Selama hampir tiga tahun mengenal lo, gue yakin banget kalau lo orangnya dewasa dan bisa memutuskan segala sesuatu dengan baik. Gue yakin sama lo. Tapi, satu hal yang gue minta. Apapun pilihan lo nanti, jangan rusak pertemanan kita berempat." Ucap Jungkook yang berusaha menenangkan Jin.

"Tapi kook-"

"Sampai kapan kamu mau sembunyiin ini semua, Jin?!" Sebuah seruan yang membuat Jin dan Jungkook sangat terkejut. Mereka kira, di sini hanya ada mereka berdua.

"Sana?!" Mata Jin membelalak melihat Sana yang keluar dari balik jajaran loker bekas dengan tergesa-gesa. "Kamu sejak kapan ad-"

"Aku tanya sampai kapan?!" Seru Sana. Matanya sudah berkaca-kaca.

"San.. Tenang, San." Jihyo yang berada di belakang Sana berusaha memeluk sahabatnya itu.

"Kamu anggap aku apa sih, Jin?! Kamu anggap aku pacar kamu bukan sih?! Kenapa kamu diam?! Kenapa kamu bungkam!! Kamu tau kemarin kita ketemu di resto sushi, tapi kenapa sampai hari ini kamu gak menjelaskan apapun ke aku?!" Seru Sana dengan menggebu-gebu. Cukup. Cukup pertahanannya selama ini. Hatinya terlalu sakit untuk menahan segalanya. Pikiran negatif yang setiap hari memenuhi otaknya membuat hatinya semakin lara.

"Aku selalu berusaha untuk ngertiin kamu, Jin. Aku selalu berusaha berpikir kalau kamu juga butuh waktu. Maka itu aku diam. Aku kira setelah kita ketemu di resto sushi itu, besoknya kamu bakal datengin aku dan kasih penjelasan. Tapi apa faktanya?! Kamu justru menghindar dan sama sekali gak pernah cari aku untuk menjelaskan apa yang terjadi!!" Sana sudah sesenggukan. Jihyo semakin mengeratkan pelukannya.

Jungkook bungkam. Sejak berteman dengan Sana, dari kecil, baru pertama kali ini ia melihat perempuan itu sangat sedih dan terpuruk. Apalagi alasannya karena sahabatnya yang lain. Jujur ia bingung harus bertindak bagaimana. Karena, Jin dan Sana sama-sama sahabat yang sangat berharga baginya.

Jin yang tadinya menunduk, kini menegak. "San. Please.. Jangan kaya gini. Denger-"

"Apa yang harus aku dengerin, Jin?!" Ucap Sana frustasi. "Harus ya? Harus aku denger berita itu dari orang lain? Aku bakal coba buat memahami situasi kalau dari awal kamu jujur ke aku, Jin! Tapi kamu aja gak berusaha buat menjelaskan semuanya!! Kamu anggap aku apa hah?! Brengsek!" Ia hilang kendali. Ia melepas paksa pelukan Jihyo dan menampar Jin.

Sana menganga tak percaya akan tindakan yang ia lakukan barusan. Tapi ini sudah terlanjur. Lagipula hatinya sudah sangat terluka. "Gak ada lagi yang bisa aku harap, Jin. Semoga kamu bahagia sama tunangan kamu. Aku pergi. Terima kasih untuk selama ini." Ia berbalik dan lari menuju pintu rooftop dengan uraian air mata.

"Sana!" Jihyo memanggil Sana. Ia menghela napas frustasi. "Gue nyusul Sana dulu ya. Kook, lo sama Jin aja." Ucapnya. Jungkook mengangguk.

Jin mengacak-acak rambutnya. "Arrgh!!!! Sial!!!" Ia menendang meja yang sedari tadi menjadi tumpuannya hingga terjatuh.

Jihyo berlari menuruni tangga untuk mengejar Sana. Tetapi, langkahnya terhenti ketika mendengar batin seseorang.

Lo gagal bahagiain Sana. Sia-sia dulu gue relain dia buat lo. Sungguh mengecewakan, Kim Seokjin. Tunggu pembalasan gue.

Jihyo membelalak, ia mendongak ke atas. Memeriksa apakah ada orang di sana. Ya! Ada! Tapi sayang, orang itu sudah hilang di koridor lantai paling atas. Dan ia, hanya bisa melihat bagian bawah badannya.

[TBC]

Siapa yang rindu?
Absen!

Vomment ya ;)

Mohon maaf aku udah jarang update :)
Percaya gak percaya, tapi bulan ini aku ada ikut lomba puisi 5 kali, cerpen 2 kali, dan quote 1 kali. Aku jadi bingung buat bagi waktu nulis di wattpad. Akhirnya aku memutuskan buat fokus lomba dulu.
Doain aku ya guys.

Love you luvier~

Through The Night | Bangtwice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang